Rekonstruksi Penafsiran Ayat-Ayat Radikalisme Perspektif Tafsir Al-Marâghî Dan Fî Zhilâl Al-Qur’ân

Maksum Haufi Hubaeib, Muhammad Yusron Shidqi
{"title":"Rekonstruksi Penafsiran Ayat-Ayat Radikalisme Perspektif Tafsir Al-Marâghî Dan Fî Zhilâl Al-Qur’ân","authors":"Maksum Haufi Hubaeib, Muhammad Yusron Shidqi","doi":"10.59622/jiat.v4i1.81","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ayat-ayat al-Qur’an yang tidak dipahami tafsirnya menurut pemahaman dan metodologi ulama tafsir dapat menghasilkan pemahaman ayat yang keliru dan berdampak pula kepada output berupa pengamalan ayat yang keliru. Contoh paling tepat dewasa ini adalah tindakan dan aksi terorisme yang dilandasi oleh pemahaman agama yang kaku dan radikal sebagai akibat dari memahami ayat secara tekstual dan tidak merujuk kepada pemahaman dan manhaj tafsir para ulama.Penelitian ini membahas sejumlah penafsiran ayat al-Qur’an berdasarkan pemahaman dua tafsir saja, yaitu Tafsir al-Maraghi karya Ahmad Musthafa al-Maraghi, dan Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an karya Sayyid Quthb. Dua mufassir yang sama-sama hidup di Mesir, di masa yang tidak terpaut jauh, namun keduanya memiliki sikap yang berbeda dalam beberapa hal. Inilah yang membedakan penelitian ini dengan penilitan-penelitian sebelumnya. Di sini, penulis mengelaborasi ayat-ayat terkait tema radikalisme. Penulis membatasi beberapa ayat yang berhubungan dengan tema tersebut, yaiitu ayat-ayat hakimiyah, ayat jihad, dan ayat qital. Disamping merujuk kedua tafsir di atas, penulis juga merujuk beberapa tafsir lain sebagai pembanding dan pendukung.Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa penerapan hukum yang tidak bertentangan dengan esensi hukum yang terdapat dalam al-Qur’an tidaklah mengantarkan pelakunya ke dalam kekafiran selama tidak ada pengingkaran dalam hatinya. Selain itu, term-term jihad dalam al-Qur’an memiliki cakupan makna yang sangat luas, sehingga tidak tepat jika kemudian makna jihad itu dibatasi hanya pada makna berperang. Demikian juga makna qital dalam al-Qur’an memiliki konteks yang tidak dapat diterapkan dalam situasi yang tidak memenuhi ketentuan yang memaksa umat Islam untuk melakukan peperangan (qital).","PeriodicalId":34522,"journal":{"name":"Jurnal AtTibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal AtTibyan Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59622/jiat.v4i1.81","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Ayat-ayat al-Qur’an yang tidak dipahami tafsirnya menurut pemahaman dan metodologi ulama tafsir dapat menghasilkan pemahaman ayat yang keliru dan berdampak pula kepada output berupa pengamalan ayat yang keliru. Contoh paling tepat dewasa ini adalah tindakan dan aksi terorisme yang dilandasi oleh pemahaman agama yang kaku dan radikal sebagai akibat dari memahami ayat secara tekstual dan tidak merujuk kepada pemahaman dan manhaj tafsir para ulama.Penelitian ini membahas sejumlah penafsiran ayat al-Qur’an berdasarkan pemahaman dua tafsir saja, yaitu Tafsir al-Maraghi karya Ahmad Musthafa al-Maraghi, dan Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an karya Sayyid Quthb. Dua mufassir yang sama-sama hidup di Mesir, di masa yang tidak terpaut jauh, namun keduanya memiliki sikap yang berbeda dalam beberapa hal. Inilah yang membedakan penelitian ini dengan penilitan-penelitian sebelumnya. Di sini, penulis mengelaborasi ayat-ayat terkait tema radikalisme. Penulis membatasi beberapa ayat yang berhubungan dengan tema tersebut, yaiitu ayat-ayat hakimiyah, ayat jihad, dan ayat qital. Disamping merujuk kedua tafsir di atas, penulis juga merujuk beberapa tafsir lain sebagai pembanding dan pendukung.Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa penerapan hukum yang tidak bertentangan dengan esensi hukum yang terdapat dalam al-Qur’an tidaklah mengantarkan pelakunya ke dalam kekafiran selama tidak ada pengingkaran dalam hatinya. Selain itu, term-term jihad dalam al-Qur’an memiliki cakupan makna yang sangat luas, sehingga tidak tepat jika kemudian makna jihad itu dibatasi hanya pada makna berperang. Demikian juga makna qital dalam al-Qur’an memiliki konteks yang tidak dapat diterapkan dalam situasi yang tidak memenuhi ketentuan yang memaksa umat Islam untuk melakukan peperangan (qital).
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
重建对激进主义经文的解释
由于对《古兰经》学者的理解和方法论无法理解的经文,可能会产生对经文的误读,并影响对经文的输出。今天最恰当的例子是基于严格和激进的宗教理解,而不是对经文的理解和对神职人员的解释。这项研究基于对伊斯兰教经文的两种解释——艾哈迈德·穆萨法·马拉吉的《马拉格》的解释,以及赛伊德·夸特布的《古兰经》的菲吉拉尔解释。两个穆法瑟人都生活在埃及,在一个不漂泊的时代,但他们在某些方面有着不同的态度。这就是这些研究和之前的研究的区别。作者在这里详细阐述了有关激进主义主题的经文。作者限制了一些与该主题相关的经文,即《法官经》、《圣战经》和《齐塔尔经》。除了提到以上两种解释之外,作者还提到其他几种解释作为比较和支持。根据这项研究,作者得出结论,将不违背《古兰经》中律法本质的法律应用,只要他的内心没有否认,就不会使他产生怀疑。此外,古兰经中圣战的术语具有广泛的含义,因此它的意义不应仅仅局限于战争的意义。同样地,《古兰经》中“齐塔尔”的意思在迫使穆斯林参战的不符合条件的情况下也没有适用的背景。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
BAYĀN AL-QUR’ĀN ‘AN HIDĀYAH AL-QUR’ĀN MIN KHILĀL TAFSĪR AL-ẒILĀL DYNAMICS AND TYPOLOGY OF QURANIC CONTENT IN TIKTOK CLASSICAL AND MODERN EXEGESIS STYLES: THE EVOLUTION OF THE DEVELOPMENT EXEGESIS STYLES FROM CLASSICAL AND MODERN PERIODS Perilaku Perundungan (Bullying) dan Dampaknya dalam Pandangan Al-Qur’an Fenomena Insecure pada Remaja Milenial Perspektif Al-Qur’an
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1