{"title":"Perbandingan Hasil Framingham Risk Score (FRS) dan QRISK2 Pada Dewasa Usia Produktif terhadap WHO Chart","authors":"Isra Sabrina","doi":"10.53366/jimki.v8i3.135","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: FRS dan QRISK2 adalah algoritma penilaian risiko penyakit kardiovaskuler (PKV) yang direkomendasikan oleh American Heart Assosiationsebagai pedoman untuk deteksi dini risiko PKV dalm upaya menurunkan angka morbiditas dan mortilitas akibat PKV, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan hasil penilaian risiko PKV menggunakan FRS dan QRISK2 pada dewasa usia produktif di Jakarta. \nMetode: Penelitian ini menggunakan studi uji diagnostik dengan desain potong lintang pada 173 responden di kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol, Jakarta Barat pada bulan September-November 2018. Data penelitian adalah data primer berupa data diri beserta riwayat penyakit dan hasil pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol, dan IMT. Semua data primer dihitung menggunakan kalkulator dalam jaringan FRS dan QRISK2 dan dianalisis menggunakan program SPSS. \nHasil: Didapatkan nilai ROC beruturut-turut FRS dan QRISK2 sebesar 0.60 dan 0.69. Kemudian untuk sensitifitas, spesifitas, nilai prediksi positive, dan nilai prediksi negative FRS sebesar 31%, 90%, 35%, dan 88%. Sementara itu untuk QRISK2 sebesar 58%, 81%, 34%, dan 91%. Sehingga dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa QRISK2 memiliki nilai kepercayaan lebih besar pada populasi dibandingkan FRS. \nKesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil prediksi risiko PKV menggunakan FRS dan QRISK2. Berdasarkan nilai sensitifitas dan spesifitas, didapatkan QRISK2 lebih baik dibandingkan FRS. Akan tetapi, berdasarkan nilai praduga positif dan negatif, FRS lebih baik dibandingkan QRISK2. Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini, pengunaan FRS untuk prediksi risiko PKV pada layanan primer lebih baik dibandingkan QRISK2. \n \n \n ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53366/jimki.v8i3.135","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pendahuluan: FRS dan QRISK2 adalah algoritma penilaian risiko penyakit kardiovaskuler (PKV) yang direkomendasikan oleh American Heart Assosiationsebagai pedoman untuk deteksi dini risiko PKV dalm upaya menurunkan angka morbiditas dan mortilitas akibat PKV, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan hasil penilaian risiko PKV menggunakan FRS dan QRISK2 pada dewasa usia produktif di Jakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi uji diagnostik dengan desain potong lintang pada 173 responden di kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol, Jakarta Barat pada bulan September-November 2018. Data penelitian adalah data primer berupa data diri beserta riwayat penyakit dan hasil pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol, dan IMT. Semua data primer dihitung menggunakan kalkulator dalam jaringan FRS dan QRISK2 dan dianalisis menggunakan program SPSS.
Hasil: Didapatkan nilai ROC beruturut-turut FRS dan QRISK2 sebesar 0.60 dan 0.69. Kemudian untuk sensitifitas, spesifitas, nilai prediksi positive, dan nilai prediksi negative FRS sebesar 31%, 90%, 35%, dan 88%. Sementara itu untuk QRISK2 sebesar 58%, 81%, 34%, dan 91%. Sehingga dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa QRISK2 memiliki nilai kepercayaan lebih besar pada populasi dibandingkan FRS.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil prediksi risiko PKV menggunakan FRS dan QRISK2. Berdasarkan nilai sensitifitas dan spesifitas, didapatkan QRISK2 lebih baik dibandingkan FRS. Akan tetapi, berdasarkan nilai praduga positif dan negatif, FRS lebih baik dibandingkan QRISK2. Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini, pengunaan FRS untuk prediksi risiko PKV pada layanan primer lebih baik dibandingkan QRISK2.