Efektivitas Jamu Saintifik terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu dan HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Klinik Saintifikasi Jamu Kabupaten Tegal

Aziz Priadiatna, Ika Setya Yuni Astuti, Retno Wahyuningrum
{"title":"Efektivitas Jamu Saintifik terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu dan HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Klinik Saintifikasi Jamu Kabupaten Tegal","authors":"Aziz Priadiatna, Ika Setya Yuni Astuti, Retno Wahyuningrum","doi":"10.25077/jsfk.8.3.264-270.2021","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Selain pengobatan menggunakan obat-obat antidiabetik, masyarakat banyak yang menggunakan bahan alam, khususnya tanaman untuk mengobati penyakit DM. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sewaktu (GDS) dan HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi jamu saintifik (JS) di klinik saintifikasi jamu WKJ Kabupaten Tegal dengan pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi antidiabetik oral di puskesmas pada tahun 2020. Rancangan penelitian adalah eksperimental dengan teknik consecutive sampling menggunakan subjek uji yang memenuhi kriteria. Subjek uji penelitian ini adalah 19 pasien dengan terapi antidiabetik oral (ADO) dari Puskesmas dan 9 pasien dengan terapi jamu saintifik dari Klinik WKJ. Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata GDS dan kadar HbA1c pada kedua kelompok, dengan nilai signifikansi p < 0,05. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai GDS pasien terapi antidiabetik oral (ADO) dan jamu saintifik (JS) setelah terapi berturut-turut adalah 282,95 mg/dL dan 267,56 mg/dL. Rata-rata HbA1c pasien terapi ADO dan JS setelah terapi berturut-turut adalah 9,83% dan 10,11%. Kadar GDS dan HbA1c setelah terapi pada kelompok pasien dengan terapi ADO tidak berbeda bermakna dengan kelompok pasien dengan terapi JS. Berdasarkan pengukuran analisis tingkat kepatuhan, diketahui tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pasien terhadap kadar GDS dan HbA1c pasien","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.264-270.2021","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Selain pengobatan menggunakan obat-obat antidiabetik, masyarakat banyak yang menggunakan bahan alam, khususnya tanaman untuk mengobati penyakit DM. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sewaktu (GDS) dan HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi jamu saintifik (JS) di klinik saintifikasi jamu WKJ Kabupaten Tegal dengan pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi antidiabetik oral di puskesmas pada tahun 2020. Rancangan penelitian adalah eksperimental dengan teknik consecutive sampling menggunakan subjek uji yang memenuhi kriteria. Subjek uji penelitian ini adalah 19 pasien dengan terapi antidiabetik oral (ADO) dari Puskesmas dan 9 pasien dengan terapi jamu saintifik dari Klinik WKJ. Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata GDS dan kadar HbA1c pada kedua kelompok, dengan nilai signifikansi p < 0,05. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai GDS pasien terapi antidiabetik oral (ADO) dan jamu saintifik (JS) setelah terapi berturut-turut adalah 282,95 mg/dL dan 267,56 mg/dL. Rata-rata HbA1c pasien terapi ADO dan JS setelah terapi berturut-turut adalah 9,83% dan 10,11%. Kadar GDS dan HbA1c setelah terapi pada kelompok pasien dengan terapi ADO tidak berbeda bermakna dengan kelompok pasien dengan terapi JS. Berdasarkan pengukuran analisis tingkat kepatuhan, diketahui tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pasien terhadap kadar GDS dan HbA1c pasien
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
特加尔郡草药认证诊所2型糖尿病Melitus型糖尿病患者的血糖水平和HbA1c的疗效
糖尿病(DM)是一种代谢疾病,其特征是血糖水平升高。除了使用antidiabetik精神科药物治疗,很多社会使用自然材料,尤其是植物来治疗疾病的DM。本研究旨在比较血糖水平DM (GDS)和HbA1c时病人接受了草药治疗的2型诊所saintifikasi草药WKJ县科学(JS) DM的2型糖尿病病人的面了到2020年实现了antidiabetik口交在诊所治疗。研究设计是一种采用符合标准的测试对象进行抽样分解技术的实验。该研究的对象是Puskesmas的19名口腔反糖尿病治疗患者和9名来自WKJ诊所的科学草药治疗患者。用于比较GDS和HbA1c的平均值p < 0.05。用于测量药物依从性的问卷。研究表明,连续治疗后的GDS患者平均成绩为282.95 mg/dL, 267.56 mg/dL。平均HbA1c连续治疗后的中医和JS患者为9.83%和10.11%。GDS和HbA1c在多用途病人组的治疗后的含量与JS疗法的患者组没有什么不同。根据对合规性水平的分析,已知患者GDS水平与HbA1c患者合规性水平之间没有联系
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Pengembangan Self-Nano Emulsifying System (SNES) Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza): Formulasi, Karakterisasi, dan Stabilitas In Vitro Cytotoxic Activity Test of Tampa Badak (Voacanga foetida (Blume) Leaves on L1210 Leukemia Desain Primer Gen 12S sRNA dari DNA Mitrokondria Babi (Sus scrofa) secara In Silico sebagai Kandidat Primer dalam Analisis Molekuler Kehalalan Produk Profil Penyimpanan Obat pada Puskesmas di Kota Padang Sumatera Barat Dendritic-Cell Specific Antigen Hiv-1: Novel Terapi Berbasis Biomolekuler sebagai Imunomodulator pada Penderita HIV Tipe 1
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1