Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.25077/jsfk.8.3.332-339.2021
Hannie Fitriani, A. Fitria, Isnatin Miladiyah, Yandi Syukri
Ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang sukar larut dalam air sudah banyak dikaji dan potensial untuk pengobatan berbagai penyakit. Pembuatan Self-Nano Emulsifying System (SNES) merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan kelarutan dan ketersediaan hayati suatu zat aktif obat dengan mencampurkannya ke dalam pembawa yang sesuai. Penelitian bertujuan untuk memformulasi, karakterisasi dan menguji stabilitas SNES ekstrak temulawak. Pembuatan SNES dimulai dari skrining dan optimasi pembawa ekstrak temulawak yang terdiri beberapa minyak, surfaktan dan kosurfaktan. SNES ekstrak temulawak dikarakterisasi meliputi pengukuran transmittan, ukuran partikel, indeks polidispersi (IP), potensial zeta, penentuan stabilitas termodinamika, uji ketahanan dan uji stabilitas dipercepat. Formula optimal SNES ekstrak temulawak adalah kombinasi Labrasol (20%), Tween 20 (60%), dan propilenglikol (20%), dengan drug loading ekstrak temulawak adalah 23%. Nilai parameter karakterisasi yang didapatkan adalah transmittan 100,2 ± 0,0%, ukuran partikel 13,0±1,4 nm dengan IP 0,3 ± 0,1, dan potensial zeta -42,4 ± 0,6 mV. Uji stabilitas termodinamika menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase. Uji ketahanan menunjukkan bahwa ukuran partikel stabil selama proses pengenceran. Selain itu, SNES ekstrak temulawak stabil selama uji stabilitas dipercepat selama 3 bulan. Disimpulkan bahwa, SNES ekstrak temulawak menghasilkan sediaan yang stabil dengan drug loading yang tinggi.
{"title":"Pengembangan Self-Nano Emulsifying System (SNES) Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza): Formulasi, Karakterisasi, dan Stabilitas","authors":"Hannie Fitriani, A. Fitria, Isnatin Miladiyah, Yandi Syukri","doi":"10.25077/jsfk.8.3.332-339.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.332-339.2021","url":null,"abstract":"Ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang sukar larut dalam air sudah banyak dikaji dan potensial untuk pengobatan berbagai penyakit. Pembuatan Self-Nano Emulsifying System (SNES) merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan kelarutan dan ketersediaan hayati suatu zat aktif obat dengan mencampurkannya ke dalam pembawa yang sesuai. Penelitian bertujuan untuk memformulasi, karakterisasi dan menguji stabilitas SNES ekstrak temulawak. Pembuatan SNES dimulai dari skrining dan optimasi pembawa ekstrak temulawak yang terdiri beberapa minyak, surfaktan dan kosurfaktan. SNES ekstrak temulawak dikarakterisasi meliputi pengukuran transmittan, ukuran partikel, indeks polidispersi (IP), potensial zeta, penentuan stabilitas termodinamika, uji ketahanan dan uji stabilitas dipercepat. Formula optimal SNES ekstrak temulawak adalah kombinasi Labrasol (20%), Tween 20 (60%), dan propilenglikol (20%), dengan drug loading ekstrak temulawak adalah 23%. Nilai parameter karakterisasi yang didapatkan adalah transmittan 100,2 ± 0,0%, ukuran partikel 13,0±1,4 nm dengan IP 0,3 ± 0,1, dan potensial zeta -42,4 ± 0,6 mV. Uji stabilitas termodinamika menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase. Uji ketahanan menunjukkan bahwa ukuran partikel stabil selama proses pengenceran. Selain itu, SNES ekstrak temulawak stabil selama uji stabilitas dipercepat selama 3 bulan. Disimpulkan bahwa, SNES ekstrak temulawak menghasilkan sediaan yang stabil dengan drug loading yang tinggi.","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"92 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77854894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-14DOI: 10.25077/jsfk.8.3.316-322.2021
T. M. Fakih, Salsabilla Wijaya, Sani Ega Priani
Beberapa produk seperti obat, makanan, dan kosmetika khususnya kolagen dapat berpotensi mengandung turunan babi sehingga diperlukan adanya analisis kehalalan. . Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sampel secara molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain kandidat primer dari gen 12S rRNA babi secara in silico. . Metode yang digunakan adalah penelusuran data gen 12S rRNA melalui situs National Center for Biotechnology Information (NCBI), kemudian sekuen gen 12S rRNA dianalisis menggunakan server web Integrated DNA Technologies (IDT) dan MFEprimer-3.1 untuk dilakukan pemilihan kandidat primer terbaik. Kandidat primer terpilih kemudian diidentifikasi menggunakan server web SnapGene Viewer untuk mengamati kemampuan penempelan kandidat primer pada sekuen target. Pada tahap terakhir dilakukan evaluasi kandidat primer menggunakan server web OligoAnalyzer™ Tool agar diperoleh pasangan kandidat primer terbaik yang memenuhi kriteria primer yang baik. Kandidat primer yang terbaik adalah primer forward rRNA-5 (5’ GTACTACTCGCAACTGCCTAAA 3’) dan primer reverse rRNA-6 (5’GCAAGGGTTGGTAAGGTCTATC 3’) karena memenuhi persyaratan primer ideal. . Dengan demikian, kandidat primer tersebut dapat digunakan untuk karakterisasi sampel secara in vitro menggunakan teknik PCR.
{"title":"Desain Primer Gen 12S sRNA dari DNA Mitrokondria Babi (Sus scrofa) secara In Silico sebagai Kandidat Primer dalam Analisis Molekuler Kehalalan Produk","authors":"T. M. Fakih, Salsabilla Wijaya, Sani Ega Priani","doi":"10.25077/jsfk.8.3.316-322.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.316-322.2021","url":null,"abstract":"Beberapa produk seperti obat, makanan, dan kosmetika khususnya kolagen dapat berpotensi mengandung turunan babi sehingga diperlukan adanya analisis kehalalan. . Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sampel secara molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain kandidat primer dari gen 12S rRNA babi secara in silico. . Metode yang digunakan adalah penelusuran data gen 12S rRNA melalui situs National Center for Biotechnology Information (NCBI), kemudian sekuen gen 12S rRNA dianalisis menggunakan server web Integrated DNA Technologies (IDT) dan MFEprimer-3.1 untuk dilakukan pemilihan kandidat primer terbaik. Kandidat primer terpilih kemudian diidentifikasi menggunakan server web SnapGene Viewer untuk mengamati kemampuan penempelan kandidat primer pada sekuen target. Pada tahap terakhir dilakukan evaluasi kandidat primer menggunakan server web OligoAnalyzer™ Tool agar diperoleh pasangan kandidat primer terbaik yang memenuhi kriteria primer yang baik. Kandidat primer yang terbaik adalah primer forward rRNA-5 (5’ GTACTACTCGCAACTGCCTAAA 3’) dan primer reverse rRNA-6 (5’GCAAGGGTTGGTAAGGTCTATC 3’) karena memenuhi persyaratan primer ideal. . Dengan demikian, kandidat primer tersebut dapat digunakan untuk karakterisasi sampel secara in vitro menggunakan teknik PCR.","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"309 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77632117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-06DOI: 10.25077/jsfk.8.3.264-270.2021
Aziz Priadiatna, Ika Setya Yuni Astuti, Retno Wahyuningrum
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Selain pengobatan menggunakan obat-obat antidiabetik, masyarakat banyak yang menggunakan bahan alam, khususnya tanaman untuk mengobati penyakit DM. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sewaktu (GDS) dan HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi jamu saintifik (JS) di klinik saintifikasi jamu WKJ Kabupaten Tegal dengan pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi antidiabetik oral di puskesmas pada tahun 2020. Rancangan penelitian adalah eksperimental dengan teknik consecutive sampling menggunakan subjek uji yang memenuhi kriteria. Subjek uji penelitian ini adalah 19 pasien dengan terapi antidiabetik oral (ADO) dari Puskesmas dan 9 pasien dengan terapi jamu saintifik dari Klinik WKJ. Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata GDS dan kadar HbA1c pada kedua kelompok, dengan nilai signifikansi p < 0,05. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai GDS pasien terapi antidiabetik oral (ADO) dan jamu saintifik (JS) setelah terapi berturut-turut adalah 282,95 mg/dL dan 267,56 mg/dL. Rata-rata HbA1c pasien terapi ADO dan JS setelah terapi berturut-turut adalah 9,83% dan 10,11%. Kadar GDS dan HbA1c setelah terapi pada kelompok pasien dengan terapi ADO tidak berbeda bermakna dengan kelompok pasien dengan terapi JS. Berdasarkan pengukuran analisis tingkat kepatuhan, diketahui tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pasien terhadap kadar GDS dan HbA1c pasien
{"title":"Efektivitas Jamu Saintifik terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu dan HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Klinik Saintifikasi Jamu Kabupaten Tegal","authors":"Aziz Priadiatna, Ika Setya Yuni Astuti, Retno Wahyuningrum","doi":"10.25077/jsfk.8.3.264-270.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.264-270.2021","url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Selain pengobatan menggunakan obat-obat antidiabetik, masyarakat banyak yang menggunakan bahan alam, khususnya tanaman untuk mengobati penyakit DM. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sewaktu (GDS) dan HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi jamu saintifik (JS) di klinik saintifikasi jamu WKJ Kabupaten Tegal dengan pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi antidiabetik oral di puskesmas pada tahun 2020. Rancangan penelitian adalah eksperimental dengan teknik consecutive sampling menggunakan subjek uji yang memenuhi kriteria. Subjek uji penelitian ini adalah 19 pasien dengan terapi antidiabetik oral (ADO) dari Puskesmas dan 9 pasien dengan terapi jamu saintifik dari Klinik WKJ. Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata GDS dan kadar HbA1c pada kedua kelompok, dengan nilai signifikansi p < 0,05. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai GDS pasien terapi antidiabetik oral (ADO) dan jamu saintifik (JS) setelah terapi berturut-turut adalah 282,95 mg/dL dan 267,56 mg/dL. Rata-rata HbA1c pasien terapi ADO dan JS setelah terapi berturut-turut adalah 9,83% dan 10,11%. Kadar GDS dan HbA1c setelah terapi pada kelompok pasien dengan terapi ADO tidak berbeda bermakna dengan kelompok pasien dengan terapi JS. Berdasarkan pengukuran analisis tingkat kepatuhan, diketahui tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pasien terhadap kadar GDS dan HbA1c pasien","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83803350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengembangan formulasi ekstrak daun Salam (Syzygium polyanthum W.) sebagai antihiperlipidemia yang mampu hancur cepat setelah diletakkan di atas lidah sangat diperlukan untuk mempercepat onset obat dan memberikan kenyamanan terutama pada pasien hiperlipidemia usia lanjut yang sulit menelan obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi perbandingan superdisintegrants crospovidone dan croscarmellose sodium yang mampu menghasilkan sifat fisik Fast Disintegrating Tablet (FDT) yang optimum. Pembuatan FDT menggunakan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi crospovidone dan croscarmellose sodium dalam rentang 2%-5%. Hasil uji sifat fisik FDT dianalisis menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) program Design Expert 10.1.). Kombinasi kedua superdisintegrants dapat mempengaruhi respon sifat fisik yaitu mampu menurunkan kekerasan, waktu disintegrasi, waktu pembasahan dan meningkatkan kerapuhan FDT ekstrak daun salam. Formula optimum didapat pada kombinasi crospovidone dan croscarmellose sodium dengan perbandingan 25 mg : 10 mg dalam setiap 500 mg tablet. Formula optimum tersebut memiliki kekerasan 4,21 kg, kerapuhan 0,52%, waktu pembasahan 106,65 detik, dan waktu hancur 55,73 detik. Hasil analisis dengan one sample t-test menunjukkan persamaan SLD valid digunakan untuk menyusun formula yang memberikan parameter-parameter optimum FDT.
{"title":"Formulasi Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Etanol Daun Salam dengan Kombinasi Crospovidone dan Croscarmellose Sodium sebagai Superdisintegrants","authors":"Widyasari Putranti, Citra Ariani Edityaningrum, Endah Prastyaningrum, Lina Widiyastuti","doi":"10.25077/jsfk.8.3.285-295.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.285-295.2021","url":null,"abstract":"Pengembangan formulasi ekstrak daun Salam (Syzygium polyanthum W.) sebagai antihiperlipidemia yang mampu hancur cepat setelah diletakkan di atas lidah sangat diperlukan untuk mempercepat onset obat dan memberikan kenyamanan terutama pada pasien hiperlipidemia usia lanjut yang sulit menelan obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi perbandingan superdisintegrants crospovidone dan croscarmellose sodium yang mampu menghasilkan sifat fisik Fast Disintegrating Tablet (FDT) yang optimum. Pembuatan FDT menggunakan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi crospovidone dan croscarmellose sodium dalam rentang 2%-5%. Hasil uji sifat fisik FDT dianalisis menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) program Design Expert 10.1.). Kombinasi kedua superdisintegrants dapat mempengaruhi respon sifat fisik yaitu mampu menurunkan kekerasan, waktu disintegrasi, waktu pembasahan dan meningkatkan kerapuhan FDT ekstrak daun salam. Formula optimum didapat pada kombinasi crospovidone dan croscarmellose sodium dengan perbandingan 25 mg : 10 mg dalam setiap 500 mg tablet. Formula optimum tersebut memiliki kekerasan 4,21 kg, kerapuhan 0,52%, waktu pembasahan 106,65 detik, dan waktu hancur 55,73 detik. Hasil analisis dengan one sample t-test menunjukkan persamaan SLD valid digunakan untuk menyusun formula yang memberikan parameter-parameter optimum FDT.","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85534569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-06DOI: 10.25077/jsfk.8.3.258-263.2021
Albert Salim, Maria Pramesthi Sabrina Evananda, Aizar Vesa Prasetyo, I. G. M. G. S. C. Trapika
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), baik tipe 1 yang tersebar ke seluruh dunia maupun tipe 2 yang terisolasi di Afrika, masih menjadi tantangan di bidang kesehatan dunia termasuk Indonesia. Angka HIV yang tinggi ini penting untuk ditangani karena bahaya komplikasi yang mengintai. Penatalaksanaan dan terapi HIV yang ada saat ini dengan penggunaan antiretroviral memiliki keterbatasan dilihat dari efek terapi dan efek samping yang ditimbulkan. Pengembangan dan penemuan modalitas terapi yang memiliki potensi efek terapi yang lebih optimal merupakan suatu tantangan yang terus diupayakan dalam penanganan HIV ini. Salah satunya adalah pengembangan imunoterapi berbasis sel dendritik. Literature review ini ditulis secara sistematis mengenai laporan studi terkait hal di atas dari berbagai sumber termasuk Google Scholar, PubMed, Research Gate untuk menguraikan potensi sel dendritik sebagai imunomodulator pada penderita HIV-1. Modalitas imunoterapi ini dikonstruksi dalam bentuk vaksin berbasis sel dendritik, sel yang berperan pada patogenesis HIV, yang diadministrasikan secara intradermal. Vaksin yang diberikan akan menstimulasi respon imun dan dapat digunakan tidak saja sebagai upaya terapi pada penderita tapi berpotensi digunakan sebagai pencegahan.
人体免疫缺陷病毒感染(HIV)是一种分散在世界各地的病毒,也是一种孤立在非洲的病毒感染,仍然是包括印度尼西亚在内的世界卫生领域的一个挑战。由于潜在的并发症危险,艾滋病毒的高发病率对治疗至关重要。目前艾滋病毒的有效和治疗方法与抗逆转录病毒药物的使用在治疗效果和副作用方面是有限的。治疗艾滋病毒的进展和发现具有最佳治疗潜力的治疗模式是一个持续的挑战。其中之一是牙釉质细胞免疫疗法的发展。对上述相关研究报告进行了系统性的撰写,其中包括谷歌Scholar, PubMed, Research Gate,概述dritik潜在的抑制HIV-1患者。这种免疫疗法的模式是以树突细胞为基础的疫苗为形式构建的,而这种疫苗是针对艾滋病毒发病的一种细胞,其本质是在皮内进行管理的。注射的疫苗会刺激免疫反应,不仅可以作为治疗对象,而且有潜在的预防措施。
{"title":"Dendritic-Cell Specific Antigen Hiv-1: Novel Terapi Berbasis Biomolekuler sebagai Imunomodulator pada Penderita HIV Tipe 1","authors":"Albert Salim, Maria Pramesthi Sabrina Evananda, Aizar Vesa Prasetyo, I. G. M. G. S. C. Trapika","doi":"10.25077/jsfk.8.3.258-263.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.258-263.2021","url":null,"abstract":"Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), baik tipe 1 yang tersebar ke seluruh dunia maupun tipe 2 yang terisolasi di Afrika, masih menjadi tantangan di bidang kesehatan dunia termasuk Indonesia. Angka HIV yang tinggi ini penting untuk ditangani karena bahaya komplikasi yang mengintai. Penatalaksanaan dan terapi HIV yang ada saat ini dengan penggunaan antiretroviral memiliki keterbatasan dilihat dari efek terapi dan efek samping yang ditimbulkan. Pengembangan dan penemuan modalitas terapi yang memiliki potensi efek terapi yang lebih optimal merupakan suatu tantangan yang terus diupayakan dalam penanganan HIV ini. Salah satunya adalah pengembangan imunoterapi berbasis sel dendritik. Literature review ini ditulis secara sistematis mengenai laporan studi terkait hal di atas dari berbagai sumber termasuk Google Scholar, PubMed, Research Gate untuk menguraikan potensi sel dendritik sebagai imunomodulator pada penderita HIV-1. Modalitas imunoterapi ini dikonstruksi dalam bentuk vaksin berbasis sel dendritik, sel yang berperan pada patogenesis HIV, yang diadministrasikan secara intradermal. Vaksin yang diberikan akan menstimulasi respon imun dan dapat digunakan tidak saja sebagai upaya terapi pada penderita tapi berpotensi digunakan sebagai pencegahan.","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"120 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77094790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-06DOI: 10.25077/jsfk.8.3.242-257.2021
Febrina Aulia Dewi, Iyan Sopyan, T. Rusdiana
Ko-amorf adalah suatu sistem multikomponen padat yang mengandung zat aktif dan molekul dengan berat molekul rendah lainnya (koformer) yang dapat berupa eksipien atau zat aktif yang relevan secara farmakologis. Formulasi ko-amorf yang dibuat dengan metode preparasi dan jenis koformer yang berbeda dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam stabilitas fisik dan profil disolusi suatu bentuk ko-amorf. Tujuan penulisan dari artikel review ini adalah untuk menggali informasi lebih dalam tentang sistem ko-amorf, klasifikasi ko-amorf, karakterisasi ko-amorf serta pengaruh jenis koformer dan metode preparasi ko-amorf terhadap pembentukan ko-amorf. Artikel review ini disusun dengan literature search melalui PubMed, MDPI dan Science Direct dengan memasukkan kata kunci co-amorphous, co-amorphous formulations, co-amorphous stabilizers, co-amorphous drug formulations. Dari review ini ditemukan terdapat beberapa jenis koformer yang dapat digunakan untuk pembentukan ko-amorf yaitu dapat berupa zat aktif yang relevan secara farmakologis dan eksipien seperti diantaranya yaitu asam amino, asam karboksilat, asam tanat, quercetin, sakarin dan nikotinamid. Dan untuk metode preparasi ko-amorf yang dapat digunakan diantaranya yaitu ball milling, cryomilling, melt quenching/ quench cooling, hot melt extrusion, solvent evaporation, spray drying, freeze drying hingga teknologi seperti supercritical antisolvent dan microwave technique. Keberhasilan pembentukan ko-amorf ditentukan diantaranya oleh pemilihan jenis koformer yang melibatkan berbagai sifat yang perlu dipertimbangkan, seperti Tg, potensial ikatan hidrogen, ketercampuran/ miscibility, atau perilaku kristalisasi. Sifat zat aktif dan eksipien seperti stabilitas termal, suhu leleh dan kecenderungan kristalisasi zat aktif dan eksipien, menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode preparasi ko-amorf.
Ko-amorf是一个由活性物质和其他低分子组成的密度多组分系统,可以是介质或药理相关的活性物质。用经修复的方法和不同形式的余震配方制成的科科摩夫配方可以在身体稳定和对一种形式的分离性轮廓上产生显著差异。这篇评论文章的目的是挖掘更多关于ko-amorf系统、ko-amorf分类、ko-amorf的描述以及对ko-amorf形成的正式化和前期解决方法的影响。这篇审查文章是通过公共、MDPI和科学直接编写的,其中包括共同amorphous、共同amorphous公式、共同amorphous稳定器、共同amorphous drug potions。根据这项研究,我们发现了几种可用于形成冠状体的共生体,即存在于氨基酸、羧酸、苯甲酸、鞣酸、心酸、sakarin和nikotinad等活性物质。还有一种可以使用的二零零八年的二零零八年的前退房方法,如milling、cryomilling、melt淬炼、hot melt extrusion、solvent evapation、喷雾干燥、冷冻干燥等技术。koamorf的成功形成是由选择一种涉及多种需要考虑的性能来决定的,比如Tg、氢键、不均匀性或结晶行为。活化物质的性质,如热稳定性、熔融温度和活化物质和活化趋势,是选择ko-amorf预制方法的一个重要因素。
{"title":"Pemilihan Jenis Koformer dan Metode Preparasi dalam Sistem Penghantaran Sediaan Ko-Amorf","authors":"Febrina Aulia Dewi, Iyan Sopyan, T. Rusdiana","doi":"10.25077/jsfk.8.3.242-257.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.242-257.2021","url":null,"abstract":"Ko-amorf adalah suatu sistem multikomponen padat yang mengandung zat aktif dan molekul dengan berat molekul rendah lainnya (koformer) yang dapat berupa eksipien atau zat aktif yang relevan secara farmakologis. Formulasi ko-amorf yang dibuat dengan metode preparasi dan jenis koformer yang berbeda dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam stabilitas fisik dan profil disolusi suatu bentuk ko-amorf. Tujuan penulisan dari artikel review ini adalah untuk menggali informasi lebih dalam tentang sistem ko-amorf, klasifikasi ko-amorf, karakterisasi ko-amorf serta pengaruh jenis koformer dan metode preparasi ko-amorf terhadap pembentukan ko-amorf. Artikel review ini disusun dengan literature search melalui PubMed, MDPI dan Science Direct dengan memasukkan kata kunci co-amorphous, co-amorphous formulations, co-amorphous stabilizers, co-amorphous drug formulations. Dari review ini ditemukan terdapat beberapa jenis koformer yang dapat digunakan untuk pembentukan ko-amorf yaitu dapat berupa zat aktif yang relevan secara farmakologis dan eksipien seperti diantaranya yaitu asam amino, asam karboksilat, asam tanat, quercetin, sakarin dan nikotinamid. Dan untuk metode preparasi ko-amorf yang dapat digunakan diantaranya yaitu ball milling, cryomilling, melt quenching/ quench cooling, hot melt extrusion, solvent evaporation, spray drying, freeze drying hingga teknologi seperti supercritical antisolvent dan microwave technique. Keberhasilan pembentukan ko-amorf ditentukan diantaranya oleh pemilihan jenis koformer yang melibatkan berbagai sifat yang perlu dipertimbangkan, seperti Tg, potensial ikatan hidrogen, ketercampuran/ miscibility, atau perilaku kristalisasi. Sifat zat aktif dan eksipien seperti stabilitas termal, suhu leleh dan kecenderungan kristalisasi zat aktif dan eksipien, menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode preparasi ko-amorf.","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83314451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-06DOI: 10.25077/jsfk.8.3.279-284.2021
Azrifitria Azrifitria, Suci Ahda Novitri, Vishilpy Dimalia, Ratih Dara Syadillah
Kelor (Moringa oleifera Lam.) banyak digunakan sebagai obat tradisional dan sumber nutrisi yang baik. Penelitian daun kelor tentang fertilitas telah pernah dilakukan, namun adanya perbedaan hasil menjadi hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol 90% daun kelor (EEDK) terhadap fertilitas dengan parameter spermatogenesis dan afrodisiak pada tikus putih jantan (Sprague-Dawley). Tikus putih jantan dibagi secara acak menjadi kelompok normal (NaCMC 0,5%), kelompok uji (EEDK dosis 50, 200 dan 800 mg/kgBB). Pemberian EEDK diberikan secara oral selama 15 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EEDK dapat meningkatkan serum testosteron namun tidak bermakna (p>0,05), masih dalam konsentrasi normal (0,66-0,54 µg/ml). Konsentrasi spermatozoa meningkat secara bermakna (p<0,05) pada dosis 800mg/kgBB, namun diameter tubulus seminiferus dan bobot testis tidak berbeda bermakna (p>0,05) pada semua dosis kelompok uji. Pemberian EEDK tidak mempengaruhi efek mounting frequency dan latency serta intromission latency dan frequency pada tikus jantan secara bermakna (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian EEDK pada tikus putih jantan (Sprague-Dawley) selama 15 hari memiliki potensi terhadap efek spermatogenesis dibandingkan dengan efek afrodisiak
{"title":"Pengaruh Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Fertilitas Tikus Putih Jantan (Sprague-Dawley)","authors":"Azrifitria Azrifitria, Suci Ahda Novitri, Vishilpy Dimalia, Ratih Dara Syadillah","doi":"10.25077/jsfk.8.3.279-284.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.279-284.2021","url":null,"abstract":"Kelor (Moringa oleifera Lam.) banyak digunakan sebagai obat tradisional dan sumber nutrisi yang baik. Penelitian daun kelor tentang fertilitas telah pernah dilakukan, namun adanya perbedaan hasil menjadi hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol 90% daun kelor (EEDK) terhadap fertilitas dengan parameter spermatogenesis dan afrodisiak pada tikus putih jantan (Sprague-Dawley). Tikus putih jantan dibagi secara acak menjadi kelompok normal (NaCMC 0,5%), kelompok uji (EEDK dosis 50, 200 dan 800 mg/kgBB). Pemberian EEDK diberikan secara oral selama 15 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EEDK dapat meningkatkan serum testosteron namun tidak bermakna (p>0,05), masih dalam konsentrasi normal (0,66-0,54 µg/ml). Konsentrasi spermatozoa meningkat secara bermakna (p<0,05) pada dosis 800mg/kgBB, namun diameter tubulus seminiferus dan bobot testis tidak berbeda bermakna (p>0,05) pada semua dosis kelompok uji. Pemberian EEDK tidak mempengaruhi efek mounting frequency dan latency serta intromission latency dan frequency pada tikus jantan secara bermakna (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian EEDK pada tikus putih jantan (Sprague-Dawley) selama 15 hari memiliki potensi terhadap efek spermatogenesis dibandingkan dengan efek afrodisiak","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82427770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-06DOI: 10.25077/jsfk.8.3.271-278.2021
Liza Pristianty, Mufarrihah Mufarrihah
Swamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang dapat dikenali sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat demam di televisi terhadap pemilihan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini merupakan penelitian analitis, berdasarkan waktu pengambilan data adalah crosssectional. Subyek penelitian ibu rumah tangga yang biasa menonton televisi di wilayah Surabaya Utara. Penentuan area penelitian menggunakan metode cluster random sampling dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah iklan obat demam di televisi dan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga di Surabaya Utara, data yang terkumpul dianalisis menggunakan Spearman correlation untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. Hasil penelitian diperoleh sampel ibu rumah tangga sebanyak 118 orang, terbanyak berusia 41-50 tahun 42 (35,6%). Pendidikan terbanyak SMA/sederajat sebesar 67 (56,7%), dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak bekerja 38 (32,2%). Obat demam yang terbanyak dipilih adalah parasetamol baik dalam bentuk tablet atau sirup. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antara iklan obat di televisi dengan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi korelasi p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat korelasi antara iklan obat di televisi terhadap pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Besarnya nilai korelasi adalah 0,333 artinya korelasi iklan obat di televisi dan pilihan obat demam oleh ibu rumah tangga sebesar 33,3% sedangkan 66,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar iklan obat di televisi seperti pendidikan, pendapatan, pengalaman, bertambahnya usia, informasi dan kepercayaan terhadap obat tertentu yang belum ditelitiSwamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang dapat dikenali sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat demam di televisi terhadap pemilihan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini merupakan penelitian analitis, berdasarkan waktu pengambilan data adalah crosssectional. Subyek penelitian ibu rumah tangga yang biasa menonton televisi di wilayah Surabaya Utara. Penentuan area penelitian menggunakan metode cluster random sampling dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah iklan obat demam di televisi dan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga di Surabaya Utara, data yang terkumpul dianalisis menggunakan Spearman correlation untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. [A1] [A2] Hasil penelitian diperoleh sampel ibu rumah tangga sebanyak 118 orang, terbanyak berusia 41-50 tahun 42 (35,6%). Pendidikan terbanyak SMA/sederajat sebesar 67 (56,7%), dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak bekerja 38 (32,2%). Obat demam yang terbanyak dipilih adalah parasetamol baik dalam bentuk tablet atau sirup. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antara iklan oba
{"title":"Korelasi Iklan Obat Demam di Televisi Terhadap Pemilihan Obat pada Swamedikasi","authors":"Liza Pristianty, Mufarrihah Mufarrihah","doi":"10.25077/jsfk.8.3.271-278.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.271-278.2021","url":null,"abstract":"Swamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang dapat dikenali sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat demam di televisi terhadap pemilihan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini merupakan penelitian analitis, berdasarkan waktu pengambilan data adalah crosssectional. Subyek penelitian ibu rumah tangga yang biasa menonton televisi di wilayah Surabaya Utara. Penentuan area penelitian menggunakan metode cluster random sampling dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah iklan obat demam di televisi dan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga di Surabaya Utara, data yang terkumpul dianalisis menggunakan Spearman correlation untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. Hasil penelitian diperoleh sampel ibu rumah tangga sebanyak 118 orang, terbanyak berusia 41-50 tahun 42 (35,6%). Pendidikan terbanyak SMA/sederajat sebesar 67 (56,7%), dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak bekerja 38 (32,2%). Obat demam yang terbanyak dipilih adalah parasetamol baik dalam bentuk tablet atau sirup. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antara iklan obat di televisi dengan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi korelasi p = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat korelasi antara iklan obat di televisi terhadap pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga. Besarnya nilai korelasi adalah 0,333 artinya korelasi iklan obat di televisi dan pilihan obat demam oleh ibu rumah tangga sebesar 33,3% sedangkan 66,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar iklan obat di televisi seperti pendidikan, pendapatan, pengalaman, bertambahnya usia, informasi dan kepercayaan terhadap obat tertentu yang belum ditelitiSwamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengobati penyakit yang dapat dikenali sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan obat demam di televisi terhadap pemilihan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini merupakan penelitian analitis, berdasarkan waktu pengambilan data adalah crosssectional. Subyek penelitian ibu rumah tangga yang biasa menonton televisi di wilayah Surabaya Utara. Penentuan area penelitian menggunakan metode cluster random sampling dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel yang diteliti adalah iklan obat demam di televisi dan pemilihan obat demam oleh ibu rumah tangga di Surabaya Utara, data yang terkumpul dianalisis menggunakan Spearman correlation untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. [A1] [A2] Hasil penelitian diperoleh sampel ibu rumah tangga sebanyak 118 orang, terbanyak berusia 41-50 tahun 42 (35,6%). Pendidikan terbanyak SMA/sederajat sebesar 67 (56,7%), dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak bekerja 38 (32,2%). Obat demam yang terbanyak dipilih adalah parasetamol baik dalam bentuk tablet atau sirup. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui korelasi antara iklan oba","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88773926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-06DOI: 10.25077/jsfk.8.3.303-308.2021
Zilhadia Zilhadia, S. Supandi, S. Alfarisi
{"title":"Simultaneous Determination of Metformin and Glimepiride in Fixed-Dose Combination Tablets Sold in Pramuka Market using Validated UV Spectrophotometric Method","authors":"Zilhadia Zilhadia, S. Supandi, S. Alfarisi","doi":"10.25077/jsfk.8.3.303-308.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jsfk.8.3.303-308.2021","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85746980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}