Pengaruh Intervensi Prosedur Layanan Terhadap Waktu Tunggu (Model Intervensi) dan Tingkat Kepuasan Masyarakat Pada Layanan Kesehatan Poliklinik THT-KL RSUDZA Banda Aceh
{"title":"Pengaruh Intervensi Prosedur Layanan Terhadap Waktu Tunggu (Model Intervensi) dan Tingkat Kepuasan Masyarakat Pada Layanan Kesehatan Poliklinik THT-KL RSUDZA Banda Aceh","authors":"Teuku Husni TR Husni, Benny Kurnia, Safarianti Safarianti","doi":"10.55572/jms.v3i1.53","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Upaya peningkatan layanan melalui percepatan waktu tunggu pasien dipoliklinik THT-KL dilakukan dengan mempercepat durasi layanan pasien menjadi ≤60 menit yang dihitung dari mulai saat pasien mendaftar ulang di nurse station poliklinik THT-KL hingga pasien selesai diperiksa oleh dokter dan meninggalkan poliklinik. Upaya lainnya adalah melalui pengembangan model layanan baru melalui perubahan alur/prosedur layanan. Studi ini bertujuan menganalisis pengaruh intervensi prosedur layanan terhadap waktu tunggu (model intervensi) dan tingkat kepuasan pasien pasien yang berobat dipoliklinik THT-KL Penelitian ini adalah penelitian eksperimental analitik dengan jenis eksperimen quasi dan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Sampel diambil menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden 82 pasien. Hasil Penelitian didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien di poliklinik THT-KL RSUDZA pre intervensi adalah 49 menit dan waktu tunggu post intervensi adalah 54 menit. Hasil analisis uji Mann Whitney didapatkan P value= 0,176. Hasil analisis uji chi-square yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi prosedur layanan pada tingkat kepuasan pasien didapatkan P value= 0,061. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi prosedur layanan dipoliklinik THT-KL tidak mempunyai pengaruh yang bermakna pada waktu tunggu layanan model intervensi dan tingkat kepuasan pasien/masyarakat. Hal ini diduga karena adanya keterbatasan dalam penelitian berupa variasi jenis tindakan yang didapat pasien dan pengukuran dilakukan pada subjek yang berbeda.","PeriodicalId":16350,"journal":{"name":"Journal of Medical Science","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Medical Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55572/jms.v3i1.53","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Upaya peningkatan layanan melalui percepatan waktu tunggu pasien dipoliklinik THT-KL dilakukan dengan mempercepat durasi layanan pasien menjadi ≤60 menit yang dihitung dari mulai saat pasien mendaftar ulang di nurse station poliklinik THT-KL hingga pasien selesai diperiksa oleh dokter dan meninggalkan poliklinik. Upaya lainnya adalah melalui pengembangan model layanan baru melalui perubahan alur/prosedur layanan. Studi ini bertujuan menganalisis pengaruh intervensi prosedur layanan terhadap waktu tunggu (model intervensi) dan tingkat kepuasan pasien pasien yang berobat dipoliklinik THT-KL Penelitian ini adalah penelitian eksperimental analitik dengan jenis eksperimen quasi dan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Sampel diambil menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden 82 pasien. Hasil Penelitian didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien di poliklinik THT-KL RSUDZA pre intervensi adalah 49 menit dan waktu tunggu post intervensi adalah 54 menit. Hasil analisis uji Mann Whitney didapatkan P value= 0,176. Hasil analisis uji chi-square yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi prosedur layanan pada tingkat kepuasan pasien didapatkan P value= 0,061. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi prosedur layanan dipoliklinik THT-KL tidak mempunyai pengaruh yang bermakna pada waktu tunggu layanan model intervensi dan tingkat kepuasan pasien/masyarakat. Hal ini diduga karena adanya keterbatasan dalam penelitian berupa variasi jenis tindakan yang didapat pasien dan pengukuran dilakukan pada subjek yang berbeda.