{"title":"TATA KELOLA KEBIASAAN BARU DI TAMAN SUNGAI MUDAL YOGYAKARTA (Proses Adaptasi, Sosialisasi, Partisipasi oleh Pengelola dan Pengunjung)","authors":"Dyaloka Puspita Ningrum","doi":"10.9744/scriptura.11.2.74-84","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pariwisata karena banyak destinasi wisata yang tutup dan tidak dapat beroperasi secara maksimal. Tatanan kebiasaan baru menjadi alternatif kehidupan di masa depan yang tentu saja harus didasari dengan penerapan protokol kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.01.07/Menkes/382/2020. Dibukanya kembali destinasi wisata harus didasari dengan tanggung jawab yang penuh oleh para pemangku kebijakan ataupun para pelaku wisatanya, termasuk di objek wisata Taman Sungai Mudal Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Tata Kelola Kebiasaan Baru yang Dilakukan oleh Pengelola maupun Pengunjung di Objek Wisata Taman Sungai Mudal Yogyakarta” dengan menggunakan pendekatan partisipasi dan metode kualitatif deskriptif. Tata kelola adaptasi kebiasaan baru sebagai acuan operasional di objek wisata Taman Sungai Mudal pada prinsipnya sudah disesuaikan dengan panduan CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability), meskipun masih belum begitu maksimal. Pemerintah sebagai salah satu bagian dari stakeholders pariwisata harus berperan ganda, yang tidak hanya membuat regulasi untuk mengatur kegiatan pariwisata dengan himbauan penerapan protokol kesehatan, namun juga dapat mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai salah satu langkah strategis yang berorientasi terhadap keselamatan bersama. Mengembangkan partisipasi dan dukungan dari para pemangku kebijakan sejatinya mendorong iklim yang kondusif dalam perencanaan pembangunan pariwisata yang unggul disuatu wilayah.","PeriodicalId":44409,"journal":{"name":"Scriptura-International Journal of Bible Religion and Theology in Southern Africa","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2021-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Scriptura-International Journal of Bible Religion and Theology in Southern Africa","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.9744/scriptura.11.2.74-84","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pariwisata karena banyak destinasi wisata yang tutup dan tidak dapat beroperasi secara maksimal. Tatanan kebiasaan baru menjadi alternatif kehidupan di masa depan yang tentu saja harus didasari dengan penerapan protokol kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.01.07/Menkes/382/2020. Dibukanya kembali destinasi wisata harus didasari dengan tanggung jawab yang penuh oleh para pemangku kebijakan ataupun para pelaku wisatanya, termasuk di objek wisata Taman Sungai Mudal Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Tata Kelola Kebiasaan Baru yang Dilakukan oleh Pengelola maupun Pengunjung di Objek Wisata Taman Sungai Mudal Yogyakarta” dengan menggunakan pendekatan partisipasi dan metode kualitatif deskriptif. Tata kelola adaptasi kebiasaan baru sebagai acuan operasional di objek wisata Taman Sungai Mudal pada prinsipnya sudah disesuaikan dengan panduan CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability), meskipun masih belum begitu maksimal. Pemerintah sebagai salah satu bagian dari stakeholders pariwisata harus berperan ganda, yang tidak hanya membuat regulasi untuk mengatur kegiatan pariwisata dengan himbauan penerapan protokol kesehatan, namun juga dapat mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai salah satu langkah strategis yang berorientasi terhadap keselamatan bersama. Mengembangkan partisipasi dan dukungan dari para pemangku kebijakan sejatinya mendorong iklim yang kondusif dalam perencanaan pembangunan pariwisata yang unggul disuatu wilayah.