{"title":"SOMASCAN PROTEOMIC ASSAY","authors":"Yemima P., Catherine Laura Johansyah","doi":"10.53366/jimki.v9i2.477","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \n \nPendahuluan: Asbes, sebagai polutan udara, merupakan masalah kesehatan global. Paparan asbes telah dikaitkan sebagai penyebab kanker paru-paru sejak tahun 1930-an dan jumlah kasus terus meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan asbes dalam bidang industri. Asbestos-Related Malignant Pleural Mesothelioma (MPM) merupakan neoplasma pleura primer yang disebabkan oleh paparan asbes, memiliki tingkat keganasan yang tinggi, dan memiliki tantangan dalam diagnostik sehingga prognosis MPM cenderung lebih buruk dari neoplasma lainnya. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini bagi kelompok risiko tinggi terpapar asbes agar dapat menurunkan risiko morbiditas dan mortalitas dari MPM. Studi literatur ini bertujuan untuk meninjau sebuah alat SOMAscan Proteomic Assay sebagai teknologi mutakhir dan inovatif dalam deteksi dini MPM. \nMetode: Literatur ini ditulis dengan metode studi pustaka dengan menggunakan mesin pencari terpercaya, seperti Science Direct dan PubMed. \nPembahasan: SOMAscan Proteomic Assay (SOMALogic, Inc.; Boulder, CO, USA) merupakan teknologi proteomik multipleks berbasis aptamer yang mampu mendeteksi biomarker protein. Alat ini menggunakan 13 jenis protein berbasis serum dengan akurasi 92% untuk mendeteksi kanker mesotelioma pada populasi risiko tinggi terpajan asbes. Sensitivitas dari alat ini untuk mendeteksi MPM akan semakin tinggi berkolerasi dengan meningkatnya stadium patologis. \nSimpulan: Dengan kemampuan akurasi yang tinggi pada stadium awal maka SOMAscan Proteomic Assay merupakan alat yang menjanjikan untuk mendiagnosis MPM lebih dini sehingga memiliki peluang lebih besar untuk keberhasilan terapi multimodalitas serta prognosis yang lebih baik.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.477","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
ABSTRAK
Pendahuluan: Asbes, sebagai polutan udara, merupakan masalah kesehatan global. Paparan asbes telah dikaitkan sebagai penyebab kanker paru-paru sejak tahun 1930-an dan jumlah kasus terus meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan asbes dalam bidang industri. Asbestos-Related Malignant Pleural Mesothelioma (MPM) merupakan neoplasma pleura primer yang disebabkan oleh paparan asbes, memiliki tingkat keganasan yang tinggi, dan memiliki tantangan dalam diagnostik sehingga prognosis MPM cenderung lebih buruk dari neoplasma lainnya. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini bagi kelompok risiko tinggi terpapar asbes agar dapat menurunkan risiko morbiditas dan mortalitas dari MPM. Studi literatur ini bertujuan untuk meninjau sebuah alat SOMAscan Proteomic Assay sebagai teknologi mutakhir dan inovatif dalam deteksi dini MPM.
Metode: Literatur ini ditulis dengan metode studi pustaka dengan menggunakan mesin pencari terpercaya, seperti Science Direct dan PubMed.
Pembahasan: SOMAscan Proteomic Assay (SOMALogic, Inc.; Boulder, CO, USA) merupakan teknologi proteomik multipleks berbasis aptamer yang mampu mendeteksi biomarker protein. Alat ini menggunakan 13 jenis protein berbasis serum dengan akurasi 92% untuk mendeteksi kanker mesotelioma pada populasi risiko tinggi terpajan asbes. Sensitivitas dari alat ini untuk mendeteksi MPM akan semakin tinggi berkolerasi dengan meningkatnya stadium patologis.
Simpulan: Dengan kemampuan akurasi yang tinggi pada stadium awal maka SOMAscan Proteomic Assay merupakan alat yang menjanjikan untuk mendiagnosis MPM lebih dini sehingga memiliki peluang lebih besar untuk keberhasilan terapi multimodalitas serta prognosis yang lebih baik.