Perbandingan Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki Antara Kontrasepsi Suntik Tunggal dan Kombinasi di Kota Bengkulu

Yona Harianti Putri, Retnosari Andrajati, Arry Yanuar
{"title":"Perbandingan Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki Antara Kontrasepsi Suntik Tunggal dan Kombinasi di Kota Bengkulu","authors":"Yona Harianti Putri, Retnosari Andrajati, Arry Yanuar","doi":"10.25077/JSFK.5.3.154-159.2018","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) adalah salah satu penyebab akseptor menghentikan penggunaan kontrasepsi. Penghentian kontrasepsi dapat meningkatkan kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian ROTD dari penggunaan kontrasepsi suntik tunggal (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan kontrasepsi suntik kombinasi (MPA/Estradiol Sipionat). Desain penelitian adalah cross sectional uji dua populasi. Jumlah sampel sebanyak 65 akseptor kontrasepsi suntik tunggal dan 62 akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Kejadian ROTD dianalisis menggunakan Chi-Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan kejadian ROTD gangguan menstruasi lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (89.2%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (38.7%) dengan P-value <0.001. Kejadian ROTD mudah marah lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (67.7%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (46.8%) dengan P-value 0.017. Kejadian ROTD kurang gairah seksual lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (56.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (37.1%) dengan P-value 0.025. Kejadian ROTD sakit kepala lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (56.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (50.0%), akan tetapi perbandingannya tidak signifikan (P-value 0.434). Kejadian ROTD gangguan menstruasi 13 kali lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi.","PeriodicalId":17687,"journal":{"name":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains Farmasi & Klinis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/JSFK.5.3.154-159.2018","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) adalah salah satu penyebab akseptor menghentikan penggunaan kontrasepsi. Penghentian kontrasepsi dapat meningkatkan kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian ROTD dari penggunaan kontrasepsi suntik tunggal (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan kontrasepsi suntik kombinasi (MPA/Estradiol Sipionat). Desain penelitian adalah cross sectional uji dua populasi. Jumlah sampel sebanyak 65 akseptor kontrasepsi suntik tunggal dan 62 akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Kejadian ROTD dianalisis menggunakan Chi-Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan kejadian ROTD gangguan menstruasi lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (89.2%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (38.7%) dengan P-value <0.001. Kejadian ROTD mudah marah lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (67.7%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (46.8%) dengan P-value 0.017. Kejadian ROTD kurang gairah seksual lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (56.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (37.1%) dengan P-value 0.025. Kejadian ROTD sakit kepala lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (56.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (50.0%), akan tetapi perbandingannya tidak signifikan (P-value 0.434). Kejadian ROTD gangguan menstruasi 13 kali lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
比较一种非处方药物和班古鲁市组合中不需要的药物反应的发生率
药物意外反应是导致医生停止避孕的原因之一。避孕可以增加意外怀孕的发生率。本研究旨在确定单次注射避孕药(Depo Medroksi丙烯酸孕)和组合注射避孕药(MPA/Estradiol Sipionat)的发病率。研究设计是对两种种群的交叉检验。样本总数为65名单注射器契约持有人和62名联合注射器契约持有者。ROTD事件使用chi square和多变量物流回归测试进行分析。研究表明,ROTD出现的月经失调事件(89.2%)比pseptor(38.7%)和P-value <0.001发生更多症状。ROTD事件比较容易发怒,单次注射避孕药(67.7%)的持刀者(46.8%)的持刀者与P-value 017的可能性更大。ROTD事件少性兴奋多过单次注射避孕药(56% 9%),而不是单次注射避孕药(37.1%)与P-value 025相比。ROTD事件头痛的发生率是单次注射避孕药感受器(55.9%)的发生率,而不是组合注射避孕药感受器的发病率(P-value 434)。ROTD经期疾病是单次注射避孕吸尘器的13倍。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Pengembangan Self-Nano Emulsifying System (SNES) Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza): Formulasi, Karakterisasi, dan Stabilitas In Vitro Cytotoxic Activity Test of Tampa Badak (Voacanga foetida (Blume) Leaves on L1210 Leukemia Desain Primer Gen 12S sRNA dari DNA Mitrokondria Babi (Sus scrofa) secara In Silico sebagai Kandidat Primer dalam Analisis Molekuler Kehalalan Produk Profil Penyimpanan Obat pada Puskesmas di Kota Padang Sumatera Barat Dendritic-Cell Specific Antigen Hiv-1: Novel Terapi Berbasis Biomolekuler sebagai Imunomodulator pada Penderita HIV Tipe 1
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1