{"title":"AL-HADIS BAYNA AL-TAJDID (DIRASAH TAHLILIYYAH HAWLA MAKANAH AL-SUNNAH 'INDA MUHAMMAD RASYID RIDHA)","authors":"Abdullah Hanapi","doi":"10.21043/riwayah.v8i1.14952","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hadith between Renewal (An Analytical Study on the Status of the Sunnah According to Muhammad Rashid Rida). The hadith studies (read: sunnah), its position and history requires research from ‘ulama, muhaddisun, ushuli because its considered tohave “historical problems” as questioned by orientalis scholars, not without reason for the historicity of the sunna, its invitation of many scholars to research the “historical traces” about tadwin al-ahadis (read: codification) in the late second and early third centuries hijriyah with this related historiography which recorded quite “uniquely” in theses of “chronology and theorization”. But long after so \"silence\" in \"rewriting\" or \"re-explanation\" and its peak consedered came to \"final\" what everithing from the past (read: turats), and after modernism seemed to be clashed by “Islamic reformism”with \"tajdid\" as stated by Muhammad Rashid Rida. This paper will trace his thoughts, and find out his dilectic (read: Rida) about the hadith which’s said that definitively so different, is that right? Of course, this research makes notes (al-Nuqtat) about this. Although the “historical” method in reading sunnah of the early period, was not clearly raised by Rida, but his thoroughness in history made it difficult to accept riwayat (read: be careful), of course with this \"historical\" method and approach to parse some of the results of hadith discussion in \"tajdid’\" context which carried by Rida as a Reformist figure (read: reformer).[Hadits antara Pembaruan (Studi Analitis tentang Status Sunnah menurut Muhammad Rashid Ridha). Studi hadis (baca: sunnah), kedudukan dan historis-nya membutuhkan penelitian ilmiah dari para ilmuan, ahli hadis, ushuli karena dianggap masih menyimpan “persoalan sejarah” sebagaimana dipertanyakan sarjanawan Barat (baca: orientalis), bukan tanpa alasan aspek historisitas sunah, mengundang banyak penelitian para sarjanawan untuk meneropong jejak sejarah tadwin al-ahadis (baca: kodifikasi) di akhir abad ke-dua dan awal abad ke-tiga H dengan historiografi terkait ini yang terekam cukup khas dalam tesis-tesis kronologisasi, dan teorisasi. Namun jauh setelahnya “senyap” dalam tradisi “penulisan ulang” atau “penjelasan kembali” serta puncaknya muncul klaim “final” terhadap apa yang datang dari masa lalu (baca: turats), dan setelah gaung modernisme seolah dibenturkan oleh reformisme Islam melalui “tajdid” sebagaimana disampaikan Muhammad Rasyid Ridha. Tulisan ini akan melacak pemikirannya, dan identifikasi dilektika (baca: Ridha) seputar “hadis” yang dikatakan secara definitif historis memiliki perbedaan, benarkah demikian ?, tentu penelusuran ini membuat catatan-catatan (al-Nuqtat) seputar ini. Meskipun metode historis dalam membaca sunnah periode awal tidak secara jelas dimunculkan oleh Ridha, namun ketelitiannya terhadap riwayat menjadi tidak mudah untuk menerima periwayatan (baca: hati-hati), pembacaan keseluruhan terkait ini tentu dengan metode dan pendekatan “sejarah” untuk mengurai beberapa hasil pembahasan tentang kedudukan hadis, dalam konteks “tajdid” yang diusung Ridha sebagai tokoh Reformis (baca: pembaharu).]","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v8i1.14952","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Hadith between Renewal (An Analytical Study on the Status of the Sunnah According to Muhammad Rashid Rida). The hadith studies (read: sunnah), its position and history requires research from ‘ulama, muhaddisun, ushuli because its considered tohave “historical problems” as questioned by orientalis scholars, not without reason for the historicity of the sunna, its invitation of many scholars to research the “historical traces” about tadwin al-ahadis (read: codification) in the late second and early third centuries hijriyah with this related historiography which recorded quite “uniquely” in theses of “chronology and theorization”. But long after so "silence" in "rewriting" or "re-explanation" and its peak consedered came to "final" what everithing from the past (read: turats), and after modernism seemed to be clashed by “Islamic reformism”with "tajdid" as stated by Muhammad Rashid Rida. This paper will trace his thoughts, and find out his dilectic (read: Rida) about the hadith which’s said that definitively so different, is that right? Of course, this research makes notes (al-Nuqtat) about this. Although the “historical” method in reading sunnah of the early period, was not clearly raised by Rida, but his thoroughness in history made it difficult to accept riwayat (read: be careful), of course with this "historical" method and approach to parse some of the results of hadith discussion in "tajdid’" context which carried by Rida as a Reformist figure (read: reformer).[Hadits antara Pembaruan (Studi Analitis tentang Status Sunnah menurut Muhammad Rashid Ridha). Studi hadis (baca: sunnah), kedudukan dan historis-nya membutuhkan penelitian ilmiah dari para ilmuan, ahli hadis, ushuli karena dianggap masih menyimpan “persoalan sejarah” sebagaimana dipertanyakan sarjanawan Barat (baca: orientalis), bukan tanpa alasan aspek historisitas sunah, mengundang banyak penelitian para sarjanawan untuk meneropong jejak sejarah tadwin al-ahadis (baca: kodifikasi) di akhir abad ke-dua dan awal abad ke-tiga H dengan historiografi terkait ini yang terekam cukup khas dalam tesis-tesis kronologisasi, dan teorisasi. Namun jauh setelahnya “senyap” dalam tradisi “penulisan ulang” atau “penjelasan kembali” serta puncaknya muncul klaim “final” terhadap apa yang datang dari masa lalu (baca: turats), dan setelah gaung modernisme seolah dibenturkan oleh reformisme Islam melalui “tajdid” sebagaimana disampaikan Muhammad Rasyid Ridha. Tulisan ini akan melacak pemikirannya, dan identifikasi dilektika (baca: Ridha) seputar “hadis” yang dikatakan secara definitif historis memiliki perbedaan, benarkah demikian ?, tentu penelusuran ini membuat catatan-catatan (al-Nuqtat) seputar ini. Meskipun metode historis dalam membaca sunnah periode awal tidak secara jelas dimunculkan oleh Ridha, namun ketelitiannya terhadap riwayat menjadi tidak mudah untuk menerima periwayatan (baca: hati-hati), pembacaan keseluruhan terkait ini tentu dengan metode dan pendekatan “sejarah” untuk mengurai beberapa hasil pembahasan tentang kedudukan hadis, dalam konteks “tajdid” yang diusung Ridha sebagai tokoh Reformis (baca: pembaharu).]
圣训之间的更新(穆罕默德·拉希德·里达圣训地位的分析研究)。圣训研究(读作:圣训),它的地位和历史需要从乌拉玛、穆哈迪逊、乌苏里进行研究,因为它被东方学者认为存在“历史问题”,这并非没有理由,因为圣训的历史性,它邀请了许多学者研究关于穆罕默德的“历史痕迹”(读作:圣训)。编纂)在第二世纪末和第三世纪初的hijriyah,与此相关的史学,记录相当“独特”的“年代学和理论化”的论文。但很久以后,在“重写”或“重新解释”中的“沉默”及其考虑的顶峰来到了“最终的”过去的一切(阅读:turats),在现代主义之后,“伊斯兰改革主义”似乎与穆罕默德·拉希德·里达所说的“圣战”发生了冲突。这篇文章将追溯他的思想,找出他对圣训的评论(读作Rida)他说圣训绝对是如此不同,对吗?当然,本研究对此做了注释(al-Nuqtat)。虽然阅读早期圣训的“历史”方法并没有被里达明确提出,但他在历史上的彻彻性使人们很难接受里达(阅读:小心),当然,用这种“历史”方法和方法来解析一些圣训讨论的结果,在“圣训”的背景下,由里达作为改革派人物(阅读:改革者)。[哈迪斯·安塔拉·潘巴鲁][研究分析]。学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究,学究。kdifikasi) di akhir abad ke-dua danawal abad ke-tiga H . dengan历史学家terkait ini yang terekam cuup khas dalam tesis kronologisasi, danteorisasi。Namun jauh setelahnya " senyap " dalam tradisi " penulisan ulang " atau " penjelasan kembali " serta puncaknya muncul klaim " final " terhadap apa yang datang dari masa lalu (baca: turats), dan setelah gaung现代主义seolah dibenturkan改革主义伊斯兰教melalui " tajdid " sebagaimana disamaikan Muhammad Rasyid Ridha。tusisan ini akan melacak pemikirannya, dan identifikasi dilektika (baca: Ridha) seputar“hadis”yang dikatakan secara definitif historis memiliki perbedaan, benarkah demikian ?, tenu penelurian ini membuatan -catatan (al-Nuqtat) seputar ini。[Meskipun方法历史是dalam membaca sunnah时期awal tidak secaras dimunculkan oleh riha, namun ketelitiannya terhadap riwayat menjadi tidak mudah untuk menerima periwayatan (baca: hatii -hati), pembacaan keseluruhan terkait i tendenan metode dan pendekatan“sejarah”untuk mengurai beberaja hasil pembahasan tentang kedudukan hais, dalam konteks“tajdid”yang diusung Ridha sebagai tokoh Reformis (baca: pembaharu)。]