S. Suriadi, Mursidin Mursidin, Kamil Kamil, A. Adnan.
{"title":"Pendidikan Agama dalam Keluarga","authors":"S. Suriadi, Mursidin Mursidin, Kamil Kamil, A. Adnan.","doi":"10.32939/TARBAWI.V15I1.326","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini mengkaji tentang pendidikan agama bagi anak dalam keluarga dengan memfokuskan pada materi pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman ayat 13-19. Adapun isi atau materi pokok pendidikan agama Islam yang telah lakukan oleh Luqman terhadap anaknya pada ayat 13-19 tersebut mencakup tiga aspek pokok ajaran Islam, yaitu meliputi aspek; 1) Pendidikan ‘Aqîdah, 2) Pendidikan ‘Ibâdah dan 3) Pendidikan Aqlaq. Dalam penanaman ‘aqîdah agama yang dilakukan Luqman kepada anak nya, yaitu: a) Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya yaitu larangan mempersekutukan Allah, b) Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri segala karunia Tuhan, dan c) Kesadaran bahwa segala gerak-gerik kita yang nampak maupun yang tersembunyi tidak lepas dari pengetahuan dan pengawasan Tuhan. Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah (habl min Allah) , maupun dengan sesama manusia (habl min al-Nas). Hubungan dengan Allah swt. yang terbesar sesudah tauhid adalah mendirikan shalat. Jadi untuk menumbuhkan, memupuk dan memantapkan keyakinan agama itu, maka Luqman memerintahkan kepada anaknya agar mendirikan shalat. Materi pendidikan akhlak pada surat Luqman dapat dilihat pada ayat ke 14,15, 18 dan 19. Pada ayat ke 14 dan 15 menjelaskan kepada kita bahwa orang tua telah bersusah payah dalam mengasuh anak-anaknya, terlebih lagi adalah ibu. Yang telah bersusah payah mengandung anak nya selama sembilan bulan dan menyapihnya hingga usia dua tahun. Maka Allah memerintahkan agar seorang anak harus bersukur kepada Allah yang telah memberikan segala nikmat-Nya dan bersyukur (berterima kasih) kepada orang tua yang menjadi sebab kehadirannya di dunia ini. Inti dari pendidikan akhlak pada ayat ini adalah agar anak berlaku sopan santun, bertutur kata yang lemah lembut, bergaul dengan penuh kasih sayang, mentaati segala perintahnya selagi perintah mereka tidak menyuruh pada perbuatan yang melanggar agama. Dan jika orang tua mereka berlainan kepercayaan, maka bagi anak tidak wajib mengikuti kepercayaan orang tuanya akan tetapi harus tetap menggaulinya di dunia ini dengan penuh kasih sayang. Pendidikan akhlak selanjutnya diarahkan pada etika bergaul dengan masyarakat.","PeriodicalId":33712,"journal":{"name":"Tarbawi","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarbawi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32939/TARBAWI.V15I1.326","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Tulisan ini mengkaji tentang pendidikan agama bagi anak dalam keluarga dengan memfokuskan pada materi pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman ayat 13-19. Adapun isi atau materi pokok pendidikan agama Islam yang telah lakukan oleh Luqman terhadap anaknya pada ayat 13-19 tersebut mencakup tiga aspek pokok ajaran Islam, yaitu meliputi aspek; 1) Pendidikan ‘Aqîdah, 2) Pendidikan ‘Ibâdah dan 3) Pendidikan Aqlaq. Dalam penanaman ‘aqîdah agama yang dilakukan Luqman kepada anak nya, yaitu: a) Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya yaitu larangan mempersekutukan Allah, b) Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri segala karunia Tuhan, dan c) Kesadaran bahwa segala gerak-gerik kita yang nampak maupun yang tersembunyi tidak lepas dari pengetahuan dan pengawasan Tuhan. Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah (habl min Allah) , maupun dengan sesama manusia (habl min al-Nas). Hubungan dengan Allah swt. yang terbesar sesudah tauhid adalah mendirikan shalat. Jadi untuk menumbuhkan, memupuk dan memantapkan keyakinan agama itu, maka Luqman memerintahkan kepada anaknya agar mendirikan shalat. Materi pendidikan akhlak pada surat Luqman dapat dilihat pada ayat ke 14,15, 18 dan 19. Pada ayat ke 14 dan 15 menjelaskan kepada kita bahwa orang tua telah bersusah payah dalam mengasuh anak-anaknya, terlebih lagi adalah ibu. Yang telah bersusah payah mengandung anak nya selama sembilan bulan dan menyapihnya hingga usia dua tahun. Maka Allah memerintahkan agar seorang anak harus bersukur kepada Allah yang telah memberikan segala nikmat-Nya dan bersyukur (berterima kasih) kepada orang tua yang menjadi sebab kehadirannya di dunia ini. Inti dari pendidikan akhlak pada ayat ini adalah agar anak berlaku sopan santun, bertutur kata yang lemah lembut, bergaul dengan penuh kasih sayang, mentaati segala perintahnya selagi perintah mereka tidak menyuruh pada perbuatan yang melanggar agama. Dan jika orang tua mereka berlainan kepercayaan, maka bagi anak tidak wajib mengikuti kepercayaan orang tuanya akan tetapi harus tetap menggaulinya di dunia ini dengan penuh kasih sayang. Pendidikan akhlak selanjutnya diarahkan pada etika bergaul dengan masyarakat.
这篇文章探讨了家庭中的儿童宗教教育,重点是《Luqman》第13-19节所包含的教育材料。至于Luqman在第13-19节对他的孩子所做的伊斯兰教教育的基本内容或材料,它包含了伊斯兰教义的三个方面,即包括这方面;教育“阿基达”,教育“崇拜”,3)教育Aqlaq。宗教中植入“aqidah Luqman对孩子做的,即:a) tawhid sebersih-bersihnya即禁止mempersekutukan上帝的信念,会使我们的kemakhlukan意识b)接受强制性的感谢上帝一切的恩赐,c)意识到我们所有的手势看起来和隐藏的不离开上帝的知识和视线。敬拜教育包括日常生活中的一切行为,无论是与上帝(habl min Allah),还是与人类同胞(habl min al-Nas)。与神的关系。仅次于陶希德的最大的是建立一个祷告者。因此,为了培养、培养和稳定这一宗教信仰,勒克曼命令他的儿子建立祈祷。关于Luqman信的性教育材料可以在14.15、18和19节看到。在第14节和第15节中,我们了解到父母在养育孩子方面付出了巨大的努力,更不用说母亲了。她生了九个月的孩子,养了两岁。因此,上帝命令一个孩子要感谢上帝,他把他所有的祝福都给了他,并感谢他的父母,因为他在这个世界上的存在。这首诗的意义在于,孩子们要有礼貌,说话要温和,要有爱心地与人交往,在他们的命令不允许任何违反宗教的行为时服从他的一切命令。如果他们的父母有不同的信仰,那么孩子就没有义务遵从父母的信仰,而是在这个世界上慈爱地打断他们。随后的性教育是针对与社会交往的道德规范。