{"title":"Rancang Bangun Pemantauan Pencemaran Udara Menggunakan Autonomous Waypoint Quadcopter","authors":"Virgilius Galih Widyo Raharnata","doi":"10.22441/JTE.2021.V12I2.008","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pencemaran udara yang meningkat sekarang ini mengakibatkan beberapa permasalahan kesehatan bagi masyarakat luas. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, industri tidak ramah lingkungan dan juga penggunaan energi pembangkit listrik yang tak terbaharukan menjadi penyebab utama permasalahan ini. Karbon dioksida menjadi salah satu komponen dalam pencemaran udara yang apabila terpapar manusia dalam kadar yang tinggi dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran hingga akibat paling buruknya adalah kematian. Salah satu faktor yang memperburuk pencemaran udara adalah kelembaban udara. Kelembaban udara berbanding lurus terhadap konsentrasi CO artinya ketika kelembaban meningkat maka konsentrasi CO juga meningkat. Quadcopter atau drone merupakan suatu pesawat tanpa awak yang memiliki empat lengan dengan masing-masing satu motor sebagai pemutar baling-baling. Dengan mengaplikasikan quadcopter yang bergerak secara manual ataupun otomatis melalui titik waypoint yang sudah ditentukan ditambah dengan arduino sebagai modul mikrokontroler yang dilengkapi dengan sensor gas MQ-7 untuk mendeteksi gas CO dan sensor DHT-22 untuk mendeteksi kelembaban udara. Hasilnya adalah kadar ppm gas CO yang dipantau pada sore hari pada ketinggian 10 meter memiliki rata-rata kadar sebesar 3,31 ppm, pada ketinggian 15 meter memiliki rata-rata kadar sebesar 3,36 ppm, dan pada ketinggian 20 meter memiliki rata-rata kadar sebesar 3,40 ppm","PeriodicalId":17789,"journal":{"name":"Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22441/JTE.2021.V12I2.008","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pencemaran udara yang meningkat sekarang ini mengakibatkan beberapa permasalahan kesehatan bagi masyarakat luas. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, industri tidak ramah lingkungan dan juga penggunaan energi pembangkit listrik yang tak terbaharukan menjadi penyebab utama permasalahan ini. Karbon dioksida menjadi salah satu komponen dalam pencemaran udara yang apabila terpapar manusia dalam kadar yang tinggi dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran hingga akibat paling buruknya adalah kematian. Salah satu faktor yang memperburuk pencemaran udara adalah kelembaban udara. Kelembaban udara berbanding lurus terhadap konsentrasi CO artinya ketika kelembaban meningkat maka konsentrasi CO juga meningkat. Quadcopter atau drone merupakan suatu pesawat tanpa awak yang memiliki empat lengan dengan masing-masing satu motor sebagai pemutar baling-baling. Dengan mengaplikasikan quadcopter yang bergerak secara manual ataupun otomatis melalui titik waypoint yang sudah ditentukan ditambah dengan arduino sebagai modul mikrokontroler yang dilengkapi dengan sensor gas MQ-7 untuk mendeteksi gas CO dan sensor DHT-22 untuk mendeteksi kelembaban udara. Hasilnya adalah kadar ppm gas CO yang dipantau pada sore hari pada ketinggian 10 meter memiliki rata-rata kadar sebesar 3,31 ppm, pada ketinggian 15 meter memiliki rata-rata kadar sebesar 3,36 ppm, dan pada ketinggian 20 meter memiliki rata-rata kadar sebesar 3,40 ppm