KONTEKSTUALISASI PEMAHAMAN HADIS AL-IFKI (HOAX) DALAM BERINTERAKSI DI MEDIA SOSIAL: Aplikasi Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd

Muhammad Mundzir
{"title":"KONTEKSTUALISASI PEMAHAMAN HADIS AL-IFKI (HOAX) DALAM BERINTERAKSI DI MEDIA SOSIAL: Aplikasi Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd","authors":"Muhammad Mundzir","doi":"10.21043/riwayah.v7i2.11027","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang pemahaman hadis al-ifki yang menceritakan tentang fitnah yang dituduhkan oleh Aisyah. Hadis tersebut mengandung beberapa isu yang bisa ditarik ke zaman media sosial sekarang, di mana banyak terjadi pergeseran penggunaannya. Media sosial bukan lagi menjadi sarana untuk menyebarkan informasi yang berguna menambah wawasan masyarakat, tapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan fitnah, ujaran kebencian, dan hoax. Maka dari itu, penulis mencoba mengontekstualisasikan pemahaman dari hadis al-Ifki. Penulis menggunakan Hermeneutika yang digagas oleh Nasr Hamid Abu Zayd, di mana dalam metodologinya terdapat tiga prinsip yang harus dilakukan, yaitu mencari, dalalah, maghza, dan, maskut ‘anhu. Hasil dari aplikasi menggunakan Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd adalah bahwa dalam bermedia sosial perlu bagi pengguna untuk memberikan informasi yang baik, sebab hal tersebut akan dinilai sedekah. Pengguna media sosial juga perlu untuk menghargai perasaan orang lain ketika akan memosting sesuatu. Selain itu, jika tidak dapat melakukan hal yang bersifat positif bagi media sosial, maka lebih baik diam.[Contextualization of Understanding Hadith al-Ifki on Social Media Interaction: An Application of Nasr Hamid Abu Zayd's Hermeneutics. This article discusses the understanding of hadith al-ifki which tells about the slander alleged by Aisyah. The hadith contains several issues that can be drawn into the current era of social media, where there are many shifts in its use. Social media is no longer a means to disseminate useful information to broaden the public's knowledge, but also a means to spread slander, hate speech, and hoaxes. Therefore, the author tries to contextualize the understanding of the hadith al-ifki. The author uses Hermeneutics which was initiated by Nasr Hamid Abu Zayd, where in the methodology there are three principles that must be carried out, namely seeking, dalalah, maghza, and, maskut 'anhu. The result of the application using Nasr Hamid Abu Zayd's Hermeneutics is that in social media it is necessary for users to provide good information, because this will be considered as alms. Social media users also need to respect other people's feelings when posting something. In addition, if you can not do something positive for social media, then it is better to be silent.]","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v7i2.11027","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Artikel ini membahas tentang pemahaman hadis al-ifki yang menceritakan tentang fitnah yang dituduhkan oleh Aisyah. Hadis tersebut mengandung beberapa isu yang bisa ditarik ke zaman media sosial sekarang, di mana banyak terjadi pergeseran penggunaannya. Media sosial bukan lagi menjadi sarana untuk menyebarkan informasi yang berguna menambah wawasan masyarakat, tapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan fitnah, ujaran kebencian, dan hoax. Maka dari itu, penulis mencoba mengontekstualisasikan pemahaman dari hadis al-Ifki. Penulis menggunakan Hermeneutika yang digagas oleh Nasr Hamid Abu Zayd, di mana dalam metodologinya terdapat tiga prinsip yang harus dilakukan, yaitu mencari, dalalah, maghza, dan, maskut ‘anhu. Hasil dari aplikasi menggunakan Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd adalah bahwa dalam bermedia sosial perlu bagi pengguna untuk memberikan informasi yang baik, sebab hal tersebut akan dinilai sedekah. Pengguna media sosial juga perlu untuk menghargai perasaan orang lain ketika akan memosting sesuatu. Selain itu, jika tidak dapat melakukan hal yang bersifat positif bagi media sosial, maka lebih baik diam.[Contextualization of Understanding Hadith al-Ifki on Social Media Interaction: An Application of Nasr Hamid Abu Zayd's Hermeneutics. This article discusses the understanding of hadith al-ifki which tells about the slander alleged by Aisyah. The hadith contains several issues that can be drawn into the current era of social media, where there are many shifts in its use. Social media is no longer a means to disseminate useful information to broaden the public's knowledge, but also a means to spread slander, hate speech, and hoaxes. Therefore, the author tries to contextualize the understanding of the hadith al-ifki. The author uses Hermeneutics which was initiated by Nasr Hamid Abu Zayd, where in the methodology there are three principles that must be carried out, namely seeking, dalalah, maghza, and, maskut 'anhu. The result of the application using Nasr Hamid Abu Zayd's Hermeneutics is that in social media it is necessary for users to provide good information, because this will be considered as alms. Social media users also need to respect other people's feelings when posting something. In addition, if you can not do something positive for social media, then it is better to be silent.]
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
社交媒体上的实识性理解HADIS AL-IFKI(骗局):解释学应用程序Nasr Hamid Abu Zayd
这篇文章讨论的是对al-ifki hadis的理解,它讲述了Aisyah所指控的诽谤。这个圣训包含了几个问题,这些问题可以被吸引到今天的社交媒体时代,在这个时代,使用方式发生了很大的变化。社交媒体不再是传播有用信息的工具,而是传播恶意诽谤、仇恨言论和恶作剧的工具。因此,作者试图歪曲al-Ifki hadis的理解。作者使用了纳斯尔·哈米德·阿布·扎伊德提出的解释学,在他的方法中有三个原则,那就是寻找,达拉,马格扎,和马素。应用程序使用Nasr Hamid Abu Zayd的结果是,社交媒体对于用户提供好的信息是必要的,因为这将被视为慈善。社交媒体用户在发布某样东西时也需要欣赏他人的感受。此外,如果你不能为社交媒体做些积极的事情,那最好保持沉默。这篇文章讲述了hadith al-ifki对艾莎的诽谤的了解。圣迭代的问题是,社交媒体的时代将会变幻莫测,在这个时代,还会有许多变数。社交媒体不再意味着对公众知识感到排挤大量信息,但这也意味着散布诽谤、憎恨言论和仇恨。因此,author tries试图了解hadith al-ifki的理解。这篇文章的作者是纳斯尔·哈米德·阿布·扎伊德(Nasr Hamid Abu Zayd)。使用Nasr Hamid Abu Zayd的工具的建议是,在社交媒体上,有必要提供好的信息,因为这将被认为是一种文化。社交媒体用户还需要尊重其他人的感受,当他们发布一些东西的时候。另外,如果你不能对社交媒体做一些积极的事情,那么最好保持沉默。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
13
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) AS A CUPPING MEDIA: A Living Hadith Discourse LIVING HADITH IN THE PERSPECTIVE OF THE HAQ NAQSHBANDI SUFI ORDER REINTERPRETATION OF THE MEANING OF THE HADITH ON PROHIBITION FOR WOMEN TO TRAVEL WITHOUT A MAHRAM: The Ma’na-cum-Maghza Approach THE DIFFERENCES IN INTERPRETATION OF THE HADITH: A Study of The Hadith al-Jannatu tahta Aqdam al-Ummahat SCIENTIFIC MIRACLES OF GRAPES IN THE QUR’AN AND HADITH: Perspectives on Religious Studies and Herbal Treatment
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1