INDEKS PENGELOLAAN MASJID DAN PEMBERDAYAAN UMAT DI KABUPATEN PONOROGO DAN BOJONEGORO JAWA TIMUR

Moch Lukluil Maknun
{"title":"INDEKS PENGELOLAAN MASJID DAN PEMBERDAYAAN UMAT DI KABUPATEN PONOROGO DAN BOJONEGORO JAWA TIMUR","authors":"Moch Lukluil Maknun","doi":"10.18784/smart.v4i1.588","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAKPertumbuhan masjid bertambah dari tahun ke tahun. Pemerintah pada tahun 2014 telah menetapkan syarat-syarat minimal pengelolaan masjid sesuai tipologinya yaitu dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Di antara fungsi masjid yang disarankan pemerintah selain menjalankan kepentingan ibadah ritual adalah menjadi sarana ibadah sosial di bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lainnya. Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mengungkap persepsi masyarakat terhadap variabel X (pengelolaan masjid) (jami di tingkat desa/kelurahan) dan variabel Y (pemberdayaannya umat) serta mengukur besaran pengaruhnya di Kab. Ponorogo dan Kab. Bojonegoro. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan masjid di kedua Kabupaten secara umum dapat dikatakan sudah baik demikian pula pada pemberdayaan umat. Hasil data memperlihatkan bahwa persepsi masyarakat terhadap dua variabel di Ponorogo lebih baik dari Bojonegoro meskipun hanya berselisih 2% dan 10%.  Hasil pengukuran pengaruh (regresi) pengelolaan masjid terhadap pemberdayaan umat di kedua Kabupaten menyatakan bahwa korelasi kedua variabel cukup kuat. Besaran pengaruh pengelolaan masjid terhadap pemberdayaan umat sebesar 53% untuk Ponorogo dan 54% untuk Bojonegoro. Catatan yang ditemukan dari penelitian adalah masih adanya kelemahan pada aspek pengorganisasian dan pelaksanaan dalam variabel pengelolaan masjid, serta aspek pengorganisasian lokal masyarakat pada pemberdayaan umat. Secara umum, masjid dinilai masih kurang dalam memperhatikan pemberdayaan ekonomi jamaah serta kajian untuk remaja.Kata Kunci: pengelolaan masjid, pemberdayaan umat, pengaruh, persepsi","PeriodicalId":33228,"journal":{"name":"Jurnal SMART Studi Masyarakat Religi dan Tradisi","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SMART Studi Masyarakat Religi dan Tradisi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18784/smart.v4i1.588","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan masjid bertambah dari tahun ke tahun. Pemerintah pada tahun 2014 telah menetapkan syarat-syarat minimal pengelolaan masjid sesuai tipologinya yaitu dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Di antara fungsi masjid yang disarankan pemerintah selain menjalankan kepentingan ibadah ritual adalah menjadi sarana ibadah sosial di bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lainnya. Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mengungkap persepsi masyarakat terhadap variabel X (pengelolaan masjid) (jami di tingkat desa/kelurahan) dan variabel Y (pemberdayaannya umat) serta mengukur besaran pengaruhnya di Kab. Ponorogo dan Kab. Bojonegoro. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan masjid di kedua Kabupaten secara umum dapat dikatakan sudah baik demikian pula pada pemberdayaan umat. Hasil data memperlihatkan bahwa persepsi masyarakat terhadap dua variabel di Ponorogo lebih baik dari Bojonegoro meskipun hanya berselisih 2% dan 10%.  Hasil pengukuran pengaruh (regresi) pengelolaan masjid terhadap pemberdayaan umat di kedua Kabupaten menyatakan bahwa korelasi kedua variabel cukup kuat. Besaran pengaruh pengelolaan masjid terhadap pemberdayaan umat sebesar 53% untuk Ponorogo dan 54% untuk Bojonegoro. Catatan yang ditemukan dari penelitian adalah masih adanya kelemahan pada aspek pengorganisasian dan pelaksanaan dalam variabel pengelolaan masjid, serta aspek pengorganisasian lokal masyarakat pada pemberdayaan umat. Secara umum, masjid dinilai masih kurang dalam memperhatikan pemberdayaan ekonomi jamaah serta kajian untuk remaja.Kata Kunci: pengelolaan masjid, pemberdayaan umat, pengaruh, persepsi
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
清真寺多年来不断增长。2014年,政府制定了从中央舞台到农村地区的三层清真寺管理最低要求。清真寺的作用,除了进行仪式崇拜之外,是经济、教育、社会文化和其他方面的社会崇拜方式。这项研究采用定量方法揭示了人们对变量X(清真寺管理)(村庄水平的jami)和变量Y(人民的权威)的看法,并评估了对Kab的影响。Ponorogo和Kab。在我。一般来说,公众对清真寺管理的看法在赋予人民权力方面是正确的。数据显示,尽管博jonegoro的人口比例为2%和10%,但公众对Ponorogo这两个变量的看法比博jonegoro要好。对清真寺对两个地区赋予人民权力的管理的影响(回归)的衡量结果表明,这两个变量之间的关系相当牢固。清真寺管理对Ponorogo 53%的人口赋权和54%的Bojonegoro的影响。从这项研究中发现的记录是,清真寺管理变量的组织和实施方面以及当地社区赋予人民权力方面仍然存在弱点。总的来说,清真寺缺乏对牙买加经济赋权和青年研究的重视。关键词:清真寺管理,赋予人民权力,影响,感知
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
1
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
Warung Kopi sebagai Ruang Publik untuk Membangun Harmoni Masyarakat Multikultural Korke: Rumah Moderasi Beragama Masyarakat Lamaholot di Flores Timur Implementation of ICT-Based Teacher Administration System to Improve Teaching and Learning Activities Gagasan Instagram Mubadalah.id dalam Mewujudkan Islam Moderat di Indonesia Implementasi Pendidikan Moderasi Beragama di Sekolah Menengah Atas
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1