{"title":"Between Transcendence and Immanence: The Construction of Fazlur Rahman's Thoughts about God","authors":"Amril Amril, Endrika Widdia Putri","doi":"10.30983/fuaduna.v5i2.4968","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article analyzes the construction of Fazlur Rahman's thoughts about God. This qualitative research uses Friedrich Schleimacher's hermeneutic method (1764-1834). This study finds that in the construction of Fazlur Rahman's thought, God is One and the First. God is not a dimension, but He is the creator of the dimensions. The existence of God can be found with Himself because He is the evidence for all things. For this reason, everything created by God has a (teleological) purpose, namely as proof of His functional existence. God is transcendent and immanent. Transcendent God implies that God is completely different from all His material creatures. At the same time, the immanent God is \"along\" with His creation. God has a direct relationship with his creation, it does not mean that God is in everything that exists in nature, even though His presence is all-encompassing.Artikel ini menganalisis tentang kontruksi pemikiran Fazlur Rahman tentang Tuhan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode hermeneutika Friedrich Schleimacher (1764-1834). Studi ini menemukan bahwa dalam kontruksi pemikiran Fazlur Rahman Tuhan adalah Esa dan Yang Pertama. Tuhan bukanlah dimensi, tapi Ia pencipta dimensi-dimensi yang wujud. Wujud Tuhan dapat ditemukan dengan diri-Nya sendiri, karena diri-Nya merupakan bukti bagi segala sesuatu. Untuk itu, dalam pemikiran Fazlur Rahman segala yang diciptakan Tuhan mempunyai tujuan (teleologis) yaitu sebagai bukti wujud-Nya yang bersifat fungsional. Kemudian, bagi Fazlur Rahman Tuhan bersifat transenden dan imanen. Transenden Tuhan mengandung makna bahwa Tuhan sama sekali berbeda dengan segala makhluk-Nya yang bersifat materi. Sedang imanen Tuhan adalah “bersama-sama” dengan ciptaan-Nya. Tuhan mempunyai hubungan langsung dengan ciptaannya, bukan berarti Tuhan ada di dalam setiap sesuatu yang ada di alam, sungguhpun kehadiran-Nya serba meliputi.","PeriodicalId":34228,"journal":{"name":"Fokus","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Fokus","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/fuaduna.v5i2.4968","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This article analyzes the construction of Fazlur Rahman's thoughts about God. This qualitative research uses Friedrich Schleimacher's hermeneutic method (1764-1834). This study finds that in the construction of Fazlur Rahman's thought, God is One and the First. God is not a dimension, but He is the creator of the dimensions. The existence of God can be found with Himself because He is the evidence for all things. For this reason, everything created by God has a (teleological) purpose, namely as proof of His functional existence. God is transcendent and immanent. Transcendent God implies that God is completely different from all His material creatures. At the same time, the immanent God is "along" with His creation. God has a direct relationship with his creation, it does not mean that God is in everything that exists in nature, even though His presence is all-encompassing.Artikel ini menganalisis tentang kontruksi pemikiran Fazlur Rahman tentang Tuhan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode hermeneutika Friedrich Schleimacher (1764-1834). Studi ini menemukan bahwa dalam kontruksi pemikiran Fazlur Rahman Tuhan adalah Esa dan Yang Pertama. Tuhan bukanlah dimensi, tapi Ia pencipta dimensi-dimensi yang wujud. Wujud Tuhan dapat ditemukan dengan diri-Nya sendiri, karena diri-Nya merupakan bukti bagi segala sesuatu. Untuk itu, dalam pemikiran Fazlur Rahman segala yang diciptakan Tuhan mempunyai tujuan (teleologis) yaitu sebagai bukti wujud-Nya yang bersifat fungsional. Kemudian, bagi Fazlur Rahman Tuhan bersifat transenden dan imanen. Transenden Tuhan mengandung makna bahwa Tuhan sama sekali berbeda dengan segala makhluk-Nya yang bersifat materi. Sedang imanen Tuhan adalah “bersama-sama” dengan ciptaan-Nya. Tuhan mempunyai hubungan langsung dengan ciptaannya, bukan berarti Tuhan ada di dalam setiap sesuatu yang ada di alam, sungguhpun kehadiran-Nya serba meliputi.
本文分析了法兹鲁尔·拉赫曼真主思想的构成。本定性研究采用了弗里德里希·施莱马赫的解释学方法(1764-1834)。本研究发现,在法兹鲁尔·拉赫曼思想的建构中,神是独一和第一。上帝不是一个维度,但他是维度的创造者。上帝的存在可以从他自己身上找到,因为他是万物的证据。由于这个原因,上帝创造的一切都有一个(目的论的)目的,即证明他的功能存在。上帝是超越的和内在的。超然的上帝意味着上帝是完全不同于他所有的物质生物。与此同时,内在的上帝与他的创造物“同在”。上帝与他的创造物有直接的关系,这并不意味着上帝存在于自然界的一切事物中,尽管他的存在是无所不包的。Artikel ini menganalis tentankontruksi pemikiran Fazlur Rahman tentantuhan。施莱马赫(1764-1834)。学习,学习,学习,学习,学习,学习,学习图罕布坎拉维数,图罕布坎拉维数,图罕布坎拉维数,图罕布坎拉维数,图罕布坎拉维数。Wujud Tuhan dapat ditemukan dengan diri-Nya sendiri, karena diri-Nya merupakan bukti bagi segala sesuatu。Untuk itu, dalam pemikiran Fazlur Rahman segala yang diciptakan Tuhan mempunyai tujuan (teleologis) yitu sebagai bukti wujudi - nya yang bersifat fungical。Kemudian, bagi Fazlur Rahman Tuhan bersifat超越了dan imanen。Transenden Tuhan mengandung makna bahwa Tuhan sama sekali berbeda dengan segala makhluk-Nya yang bersifat material。Sedang imanen Tuhan adalah " bersama-sama " dengan ciptaan-Nya。不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹不丹