I. Subchi, K. Kusmana, Z. Zulkifli, D. Khairani, Rena Latifah
{"title":"Cyber Fatwa and Da'wah Acceptance in New Media: How Technology Affects Religious Message by Female Ulama","authors":"I. Subchi, K. Kusmana, Z. Zulkifli, D. Khairani, Rena Latifah","doi":"10.15408/ajis.v22i1.23687","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Through religious activities in cyberspace, new media has become one of the enabling reasons for the emergence of female ulama. It has created a channel for them to exhibit their identity and compete as religious preachers. Numerous Islamic studies organizations and societies have developed on social media, along with religious leaders who use the platform to disseminate Islamic learning activities across various social media channels, increasingly highlighting the signals of religious populism. This study employs a quantitative approach to assess female ulama's acceptance of new media by distributing online questionnaires to Islamic University civitas academia. The research model comprises eleven potential relationship paths based on the Technology Acceptance Model theory. There haven't been many studies on the acceptance of technology in religious affairs in Indonesia. An important finding is that the respondents' social influence does not affect the use of new media to access the female ulama lecture. The popularity of female scholars in presenting religious messages through modern media is currently acceptable. This study concludes that even in a homogeneous atmosphere, the female ulama remains unpopular; this may be attributed to the female scholar's continued use of the traditional approach in her lectures. Based on the result, a modern approach to delivering a religious message is needed to solve the issue and improve da'wah's impact and a cyber fatwa by female ulama in contemporary Indonesia. Abstrak:Melalui aktivitas keagamaan di dunia maya, media baru menjadi salah satu alasan yang memungkinkan munculnya ulama perempuan dan telah menciptakan saluran bagi mereka untuk menunjukkan identitasnya dan bersaing sebagai pendakwah. Banyak organisasi dan masyarakat pengkaji Islam telah berkembang di media sosial, bersama dengan para pemimpin agama yang menggunakan platform untuk menyebarluaskan kegiatan pembelajaran Islam di berbagai saluran media sosial, semakin menyoroti sinyal populisme agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menilai penerimaan ulama perempuan terhadap media baru dengan menyebarkan kuesioner online kepada civitas akademika Universitas Islam. Model penelitian ini terdiri dari sebelas jalur hipotesa berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM). Belum banyak penelitian tentang penerimaan teknologi dalam urusan keagamaan di Indonesia. Temuan penelitian ini adalah bahwa pengaruh sosial dari responden ini tidak mempengaruhi penggunaan media baru untuk mengakses ceramah ulama perempuan. Popularitas ulama perempuan dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui media modern saat ini dapat diterima. Studi ini menyimpulkan bahwa bahkan dalam suasana homogen, ulama perempuan tetap tidak populer; ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pendekatan tradisional yang terus menerus oleh cendekiawan perempuan dalam penyampaian dakwah dan fatwanya. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan pendekatan modern dalam penyampaian pesan agama untuk memperbaiki situasi dan meningkatkan dampak dakwah dan fatwa siber oleh ulama perempuan di Indonesia saat ini. ","PeriodicalId":32685,"journal":{"name":"Ahkam Jurnal Ilmu Syariah","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ahkam Jurnal Ilmu Syariah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/ajis.v22i1.23687","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q1","JCRName":"Arts and Humanities","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
Abstract
Through religious activities in cyberspace, new media has become one of the enabling reasons for the emergence of female ulama. It has created a channel for them to exhibit their identity and compete as religious preachers. Numerous Islamic studies organizations and societies have developed on social media, along with religious leaders who use the platform to disseminate Islamic learning activities across various social media channels, increasingly highlighting the signals of religious populism. This study employs a quantitative approach to assess female ulama's acceptance of new media by distributing online questionnaires to Islamic University civitas academia. The research model comprises eleven potential relationship paths based on the Technology Acceptance Model theory. There haven't been many studies on the acceptance of technology in religious affairs in Indonesia. An important finding is that the respondents' social influence does not affect the use of new media to access the female ulama lecture. The popularity of female scholars in presenting religious messages through modern media is currently acceptable. This study concludes that even in a homogeneous atmosphere, the female ulama remains unpopular; this may be attributed to the female scholar's continued use of the traditional approach in her lectures. Based on the result, a modern approach to delivering a religious message is needed to solve the issue and improve da'wah's impact and a cyber fatwa by female ulama in contemporary Indonesia. Abstrak:Melalui aktivitas keagamaan di dunia maya, media baru menjadi salah satu alasan yang memungkinkan munculnya ulama perempuan dan telah menciptakan saluran bagi mereka untuk menunjukkan identitasnya dan bersaing sebagai pendakwah. Banyak organisasi dan masyarakat pengkaji Islam telah berkembang di media sosial, bersama dengan para pemimpin agama yang menggunakan platform untuk menyebarluaskan kegiatan pembelajaran Islam di berbagai saluran media sosial, semakin menyoroti sinyal populisme agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menilai penerimaan ulama perempuan terhadap media baru dengan menyebarkan kuesioner online kepada civitas akademika Universitas Islam. Model penelitian ini terdiri dari sebelas jalur hipotesa berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM). Belum banyak penelitian tentang penerimaan teknologi dalam urusan keagamaan di Indonesia. Temuan penelitian ini adalah bahwa pengaruh sosial dari responden ini tidak mempengaruhi penggunaan media baru untuk mengakses ceramah ulama perempuan. Popularitas ulama perempuan dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui media modern saat ini dapat diterima. Studi ini menyimpulkan bahwa bahkan dalam suasana homogen, ulama perempuan tetap tidak populer; ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pendekatan tradisional yang terus menerus oleh cendekiawan perempuan dalam penyampaian dakwah dan fatwanya. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan pendekatan modern dalam penyampaian pesan agama untuk memperbaiki situasi dan meningkatkan dampak dakwah dan fatwa siber oleh ulama perempuan di Indonesia saat ini.
通过网络空间的宗教活动,新媒体成为女性乌拉玛出现的有利因素之一。它为他们创造了一个展示自己身份的渠道,并作为宗教传教士竞争。许多伊斯兰研究组织和社团在社交媒体上发展起来,宗教领袖利用这个平台在各种社交媒体渠道上传播伊斯兰学习活动,宗教民粹主义的信号日益凸显。本研究通过向伊斯兰大学公民学院发放在线问卷,采用定量方法评估女性乌拉玛对新媒体的接受程度。研究模型基于技术接受模型理论,包括11条潜在的关系路径。关于印尼宗教事务中技术接受程度的研究并不多。一个重要的发现是,受访者的社会影响力不影响新媒体的使用,以获得女性乌拉玛讲座。目前,女性学者通过现代媒体传播宗教信息的流行是可以接受的。这项研究的结论是,即使在一个同质的氛围中,女性乌拉玛仍然不受欢迎;这可能是由于这位女学者在她的讲座中继续使用传统的方法。基于这一结果,我们需要一种传递宗教信息的现代方法来解决这一问题,提高da'wah的影响力,并在当代印度尼西亚由女性乌拉玛发起网络教令。摘要:媒体baru menjadi salah satu alasan yang memungkinkan munculnya ulama perempuan dan menunjukkan identitasnya dan bersaing sebagai pendakwah,媒体baru menjadi salah satu alasan yang munungkinkan munculnya ulama perempuan danmenunjukkan identitasnya danbersaing sebagai pendakwah。我们的组织是dan masyarakat pengkaji Islam telah berkembang di media social,我们是bersama dengan para pemimpin agama yang menggunakan平台,我们是menyebarluaskan kegiatan pembelajan Islam di berbagai saluran media social,我们是sinalpopulisagama。Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatii untuk menilai penerimaan ulama perperemhahadmedia baran menerimaan kuesononis Universitas akademika Islam。技术接受模型(TAM)。Belum banyak penelitian tentenpenerimaan technologi dalam rusan keagamaan di Indonesia。teman penelitian ini adalah bahwa pengaruh social dari响应ini tidak mempengaruhi pengaruan媒体baru untuk mengakses ceramah ulama perempuan。大众传媒:大众传媒,大众传媒,大众传媒,大众传媒,大众传媒。研究了一种新的研究方法:单因素分析、单因素分析、单因素分析、单因素分析和单因素分析;Ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pendekatan传统的Yang terus menmenus oleh cendekiawan perempuan dalam penyampaan dakwah Dan fatwanya。Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan pendekatan penyampaian pesan agama untuk成员Berdasarkan sitasi dan meningkatkan dampak dakwah dan fatwa siber oleh ulama perempuan di Indonesia saat ini。