{"title":"Peran Implementasi Building Information Modelling (BIM) Terhadap Kinerja Proyek Jalan Tol Kayuagung – Palembang – Betung Tahap II STA 67+400 – 75+000","authors":"Fauzi Antoni Antoni, D. Despa, Ratna Widyawati","doi":"10.23960/snip.v3i1.403","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Implementasi BIM di Indonesia telah diterapkan di berbagai bidang, termasuk pada industri konstruksi mulai dari fase perencanaan desain, selama masa konstruksi, sampai dengan fase pemeliharaan pasca konstruksi untuk manajemen fasilitas dan asset. Proyek Jalan Tol Kayuagung – Palembang – Betung Tahap II STA. 67+400 – 75+000 merupakan salah satu proyek strategis nasional yang turut menerapkan BIM selama proses konstruksi yang bertujuan mempermudah bagi setiap pemegang kepentingan di proyek dalam mengambil keputusan. Penerapan BIM yang dilaksanakan pada proyek konstruksi mengacu terhadap permintaan fitur BIM oleh pemilik pekerjaan yang dicantumkan dalam dokumen Project Information Requirement (PIR). Proses BIM yang dilaksanakan mencakup proses pembuatan model 3D berdasarkan desain yang direncanakan, integerasi model tiga dimensi dengan waktu pelaksanaan, melakukan proses estimasi quantitas pekerjaan berdasarkan model tiga dimensi, serta proses koordinasi dan kolaborasi antara setiap pemegang kepentingan di lingkungan proyek dalam platform Common Data Environment (CDE). Distribusi dokumen dan informasi dalam format model 3D dapat dilakukan pada cloud sehingga proses distribusi secara paper based dapat bergeser ke arah distribusi secara digital. Selanjutnya informasi yang terkandung dalam BIM lengkap dapat digunakan pemilik pekerjaan untuk manajemen fasilitas seperti perawatan dan operasional. Dengan adanya penerapan BIM di lingkungan proyek diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi setiap pemegang kepentingan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sehingga keputusan yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien dalam setiap pelaksanaan pekerjaan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan kerja.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.403","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Implementasi BIM di Indonesia telah diterapkan di berbagai bidang, termasuk pada industri konstruksi mulai dari fase perencanaan desain, selama masa konstruksi, sampai dengan fase pemeliharaan pasca konstruksi untuk manajemen fasilitas dan asset. Proyek Jalan Tol Kayuagung – Palembang – Betung Tahap II STA. 67+400 – 75+000 merupakan salah satu proyek strategis nasional yang turut menerapkan BIM selama proses konstruksi yang bertujuan mempermudah bagi setiap pemegang kepentingan di proyek dalam mengambil keputusan. Penerapan BIM yang dilaksanakan pada proyek konstruksi mengacu terhadap permintaan fitur BIM oleh pemilik pekerjaan yang dicantumkan dalam dokumen Project Information Requirement (PIR). Proses BIM yang dilaksanakan mencakup proses pembuatan model 3D berdasarkan desain yang direncanakan, integerasi model tiga dimensi dengan waktu pelaksanaan, melakukan proses estimasi quantitas pekerjaan berdasarkan model tiga dimensi, serta proses koordinasi dan kolaborasi antara setiap pemegang kepentingan di lingkungan proyek dalam platform Common Data Environment (CDE). Distribusi dokumen dan informasi dalam format model 3D dapat dilakukan pada cloud sehingga proses distribusi secara paper based dapat bergeser ke arah distribusi secara digital. Selanjutnya informasi yang terkandung dalam BIM lengkap dapat digunakan pemilik pekerjaan untuk manajemen fasilitas seperti perawatan dan operasional. Dengan adanya penerapan BIM di lingkungan proyek diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi setiap pemegang kepentingan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sehingga keputusan yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien dalam setiap pelaksanaan pekerjaan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan kerja.