{"title":"Bahasa-bahasa di Timor Timur","authors":"E. Masinambow","doi":"10.7454/ai.v0i36.10561","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan. Kebanyakan dari karya-karya itu hanya melukiskan salah satu bahasa suku-bangsa tertentu terlepas dari hubungannya dengan bahasa-bahasa suku-bangsa lain: bagaimana sifat inter-aksi antara satu bahasa dengan bahasa yang lain sebagai akibat persentuhan dan pergauian antar-sukubangsa tidaklah diperhatikan. Hubungan termaksud mautidak mau terjadi oleh karena Timor Timur seoara historis merupakan kesatuan administratif tersendiri yang memerlukan suatu sistim komunikasi antarsukubangsa tertentu agar keseluruhan daerah itu terjangkau dalam jaringan administratif itu. Oleh karena perkembangan historis yang berbeda, maka masalah integrasi Timor Timur kedalarn wilayah Indonesia pada tahap pertama merupakan persoalan tingkat administratif termaksud, jadi merupakan pula suatu persoalan bahasa apa sebaiknya digunakan untuk peiaksanaan tugas-tugas administratif itu di dalam proses perwujudan integrasi itu. Kemudian pada tahap kedua masalah integrasi itu merupakan masalah hubungan antara sistim administrasi pemerintahan pada tingkat propinsi dengan sistim administrasi pemerintahan pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Maka sejajar dengan itu terdapat pula masalah hubungan antara bahasa resmi dengan bahasa yang digunakan untuk inter-aksi pada tingkat daerah yang penduduknya sering terdiri atas pelbagai sukubangsa dengan bahasa yang berbeda-beda. Jikalau kita memperhatikan pengelompokan penduduk Timor Timur menunrt bahasa-bahasanya, tampaklah bahwa ada pengelompokan yang melampaui batas administratif pemerintahan sehingga mencakupi penduduk Timor Barat. Kelanjutan dari pengelompokan kebahasaan ke dalam daerah tersebut berarti bahwa antara kedua daerah itu sudah terdapat suatu ikatan sedikit-dikitnya $ecara linguistis, dengan kemungkinan besar bahwa ikatan itu bersifat umum, yaitu meliputi aspek-aspek sosio kulturil pula -yang diputuskan oleh pemisahar keoegaraa$ ke dalam wilayah Portugis dan wila' yah bukan-Fortugis. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakatr di atas, maka tujuan dari karangan ini adalah (a) memberikan sekedar gambaran tentang bahasa-bahasa","PeriodicalId":8156,"journal":{"name":"Antropologi Indonesia","volume":"102 2","pages":"68 - 81"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1980-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Antropologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/ai.v0i36.10561","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan. Kebanyakan dari karya-karya itu hanya melukiskan salah satu bahasa suku-bangsa tertentu terlepas dari hubungannya dengan bahasa-bahasa suku-bangsa lain: bagaimana sifat inter-aksi antara satu bahasa dengan bahasa yang lain sebagai akibat persentuhan dan pergauian antar-sukubangsa tidaklah diperhatikan. Hubungan termaksud mautidak mau terjadi oleh karena Timor Timur seoara historis merupakan kesatuan administratif tersendiri yang memerlukan suatu sistim komunikasi antarsukubangsa tertentu agar keseluruhan daerah itu terjangkau dalam jaringan administratif itu. Oleh karena perkembangan historis yang berbeda, maka masalah integrasi Timor Timur kedalarn wilayah Indonesia pada tahap pertama merupakan persoalan tingkat administratif termaksud, jadi merupakan pula suatu persoalan bahasa apa sebaiknya digunakan untuk peiaksanaan tugas-tugas administratif itu di dalam proses perwujudan integrasi itu. Kemudian pada tahap kedua masalah integrasi itu merupakan masalah hubungan antara sistim administrasi pemerintahan pada tingkat propinsi dengan sistim administrasi pemerintahan pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Maka sejajar dengan itu terdapat pula masalah hubungan antara bahasa resmi dengan bahasa yang digunakan untuk inter-aksi pada tingkat daerah yang penduduknya sering terdiri atas pelbagai sukubangsa dengan bahasa yang berbeda-beda. Jikalau kita memperhatikan pengelompokan penduduk Timor Timur menunrt bahasa-bahasanya, tampaklah bahwa ada pengelompokan yang melampaui batas administratif pemerintahan sehingga mencakupi penduduk Timor Barat. Kelanjutan dari pengelompokan kebahasaan ke dalam daerah tersebut berarti bahwa antara kedua daerah itu sudah terdapat suatu ikatan sedikit-dikitnya $ecara linguistis, dengan kemungkinan besar bahwa ikatan itu bersifat umum, yaitu meliputi aspek-aspek sosio kulturil pula -yang diputuskan oleh pemisahar keoegaraa$ ke dalam wilayah Portugis dan wila' yah bukan-Fortugis. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakatr di atas, maka tujuan dari karangan ini adalah (a) memberikan sekedar gambaran tentang bahasa-bahasa