Abustan, T. Hartanto, Yoan Theasy, Khalifatus Sakdiyah, Vicky Dwi Krisdiantoro
{"title":"在学生中对家禽蛋鸡培养的微型企业发展培训","authors":"Abustan, T. Hartanto, Yoan Theasy, Khalifatus Sakdiyah, Vicky Dwi Krisdiantoro","doi":"10.52850/jpmupr.v9i2.7784","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebutuhan telur untuk kota Palangkaraya dan sekitarnya diperkirakan mencapai 260.000 butir per hari, atau sekitar 13 ton. Dari data ini hanya sekitar 35% yang dapat diproduksi di Palangkaraya, selebihnya di datangkan dari luar Kalimantan Tengah, seperti halnya Banjarmasin dan Surabaya, dari angka tersebut terlihat begitu rendahnya hasil produktivitas peternak yang ada di daerah kita. Hal ini memicu ketergantungan masyarakat kota palagkaraya akan kebutuhan telur karena harus menunggu kiriman telur dari daerah luar. Indikator penyebab rendahnya produktivitas telur di daerah ini disinyalir ada tiga hal utama, yaitu (1) rendahnya animo masyarakat untuk beternak ayam petelur karena rentang dengan penyakit, (2) tidak menguasai sistem pemeliharaan yang benar (SDM yang rendah), serta besarnya modal yang diperlukan. sebagai gambaran untuk beternak ayam petelur 1000 ekor diperlukan moal sebesar Rp.65.000.000 buat puletnya (ayam yang siap betelur), belum termasuk pakan dan vitamin yang harus diberikan setiap hari untuk menjaga pertumbuhan ayam agar tetap sehat. Di Kalimantan Tengah terdapat 228 orang peternak unggas, baik peternak mandiri maupun peternak yang bermitra dengan perusahaan, dan hanya terdapat 15% atau sekitar 34-35 orang yang menggeluti peternakan ayam petelur, inilah yang menyebar di Kalimantan Tengah, sementara dari angka itu hanya ada 12 orang yang ada di Palangkaraya dan sekitarnya. Penyebab kurangnya minat peternak yang bergelut dibidang peternakan ayam petelur perlu di perhatikan dan diberikan solusi yang serius agar supaya minat dan animo masyarakat yang begitu rendah dapat ditingkatkan, sehingga ketergantungan masyarakat Kalaimantan tengah dan Palangkaraya pada khusunya atas kebutuhan telur dapat dikurangi. Solusi yang ditawarkan adalah melakukan rekrutmen calon-calon peternak baru yang diambil dari kalangan mahsiswa dari berbagai program studi di FKIP Universitas Palangkaraya bahkan mungkin masyarakat luar yang beminat untuk didik dalam bentuk pemberian pelatihan selama dua hari yang diteruskan dengan magang selama tiga hari. Pelatihan diakukan di Palangkaraya, sedangkan magang ini dilakukan di lokasi peternakan yang ada di Takaras Kecamatan Rakumpit, sekitar 60 km dari Kota Palangkaraya. Pelatihan yang di ikuti dengan magang ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi permasalahan dalam peternakan ayam petelur, karena di dalam kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan SDM mahsiswa untuk membuka usaha baru pasca pandemic Covid-19","PeriodicalId":106120,"journal":{"name":"Pengabdian Kampus : Jurnal Informasi Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat","volume":"11 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pelatihan Pengembangan Usaha Mikro Bidang Peternakan Ayam Petelur di Kalangan Mahasiswa\",\"authors\":\"Abustan, T. Hartanto, Yoan Theasy, Khalifatus Sakdiyah, Vicky Dwi Krisdiantoro\",\"doi\":\"10.52850/jpmupr.v9i2.7784\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kebutuhan telur untuk kota Palangkaraya dan sekitarnya diperkirakan mencapai 260.000 butir per hari, atau sekitar 13 ton. Dari data ini hanya sekitar 35% yang dapat diproduksi di Palangkaraya, selebihnya di datangkan dari luar Kalimantan Tengah, seperti halnya Banjarmasin dan Surabaya, dari angka tersebut terlihat begitu rendahnya hasil produktivitas peternak yang ada di daerah kita. Hal ini memicu ketergantungan masyarakat kota palagkaraya akan kebutuhan telur karena harus menunggu kiriman telur dari daerah luar. Indikator penyebab rendahnya produktivitas telur di daerah ini disinyalir ada tiga hal utama, yaitu (1) rendahnya animo masyarakat untuk beternak ayam petelur karena rentang dengan penyakit, (2) tidak menguasai sistem pemeliharaan yang benar (SDM yang rendah), serta besarnya modal yang diperlukan. sebagai gambaran untuk beternak ayam petelur 1000 ekor diperlukan moal sebesar Rp.65.000.000 buat puletnya (ayam yang siap betelur), belum termasuk pakan dan vitamin yang harus diberikan setiap hari untuk menjaga pertumbuhan ayam agar tetap sehat. Di Kalimantan Tengah terdapat 228 orang peternak unggas, baik peternak mandiri maupun peternak yang bermitra dengan perusahaan, dan hanya terdapat 15% atau sekitar 34-35 orang yang menggeluti peternakan ayam petelur, inilah yang menyebar di Kalimantan Tengah, sementara dari angka itu hanya ada 12 orang yang ada di Palangkaraya dan sekitarnya. Penyebab kurangnya minat peternak yang bergelut dibidang peternakan ayam petelur perlu di perhatikan dan diberikan solusi yang serius agar supaya minat dan animo masyarakat yang begitu rendah dapat ditingkatkan, sehingga ketergantungan masyarakat Kalaimantan tengah dan Palangkaraya pada khusunya atas kebutuhan telur dapat dikurangi. Solusi yang ditawarkan adalah melakukan rekrutmen calon-calon peternak baru yang diambil dari kalangan mahsiswa dari berbagai program studi di FKIP Universitas Palangkaraya bahkan mungkin masyarakat luar yang beminat untuk didik dalam bentuk pemberian pelatihan selama dua hari yang diteruskan dengan magang selama tiga hari. Pelatihan diakukan di Palangkaraya, sedangkan magang ini dilakukan di lokasi peternakan yang ada di Takaras Kecamatan Rakumpit, sekitar 60 km dari Kota Palangkaraya. Pelatihan yang di ikuti dengan magang ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi permasalahan dalam peternakan ayam petelur, karena di dalam kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan SDM mahsiswa untuk membuka usaha baru pasca pandemic Covid-19\",\"PeriodicalId\":106120,\"journal\":{\"name\":\"Pengabdian Kampus : Jurnal Informasi Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat\",\"volume\":\"11 2\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-07\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Pengabdian Kampus : Jurnal Informasi Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.52850/jpmupr.v9i2.7784\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pengabdian Kampus : Jurnal Informasi Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52850/jpmupr.v9i2.7784","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pelatihan Pengembangan Usaha Mikro Bidang Peternakan Ayam Petelur di Kalangan Mahasiswa
Kebutuhan telur untuk kota Palangkaraya dan sekitarnya diperkirakan mencapai 260.000 butir per hari, atau sekitar 13 ton. Dari data ini hanya sekitar 35% yang dapat diproduksi di Palangkaraya, selebihnya di datangkan dari luar Kalimantan Tengah, seperti halnya Banjarmasin dan Surabaya, dari angka tersebut terlihat begitu rendahnya hasil produktivitas peternak yang ada di daerah kita. Hal ini memicu ketergantungan masyarakat kota palagkaraya akan kebutuhan telur karena harus menunggu kiriman telur dari daerah luar. Indikator penyebab rendahnya produktivitas telur di daerah ini disinyalir ada tiga hal utama, yaitu (1) rendahnya animo masyarakat untuk beternak ayam petelur karena rentang dengan penyakit, (2) tidak menguasai sistem pemeliharaan yang benar (SDM yang rendah), serta besarnya modal yang diperlukan. sebagai gambaran untuk beternak ayam petelur 1000 ekor diperlukan moal sebesar Rp.65.000.000 buat puletnya (ayam yang siap betelur), belum termasuk pakan dan vitamin yang harus diberikan setiap hari untuk menjaga pertumbuhan ayam agar tetap sehat. Di Kalimantan Tengah terdapat 228 orang peternak unggas, baik peternak mandiri maupun peternak yang bermitra dengan perusahaan, dan hanya terdapat 15% atau sekitar 34-35 orang yang menggeluti peternakan ayam petelur, inilah yang menyebar di Kalimantan Tengah, sementara dari angka itu hanya ada 12 orang yang ada di Palangkaraya dan sekitarnya. Penyebab kurangnya minat peternak yang bergelut dibidang peternakan ayam petelur perlu di perhatikan dan diberikan solusi yang serius agar supaya minat dan animo masyarakat yang begitu rendah dapat ditingkatkan, sehingga ketergantungan masyarakat Kalaimantan tengah dan Palangkaraya pada khusunya atas kebutuhan telur dapat dikurangi. Solusi yang ditawarkan adalah melakukan rekrutmen calon-calon peternak baru yang diambil dari kalangan mahsiswa dari berbagai program studi di FKIP Universitas Palangkaraya bahkan mungkin masyarakat luar yang beminat untuk didik dalam bentuk pemberian pelatihan selama dua hari yang diteruskan dengan magang selama tiga hari. Pelatihan diakukan di Palangkaraya, sedangkan magang ini dilakukan di lokasi peternakan yang ada di Takaras Kecamatan Rakumpit, sekitar 60 km dari Kota Palangkaraya. Pelatihan yang di ikuti dengan magang ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi permasalahan dalam peternakan ayam petelur, karena di dalam kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan SDM mahsiswa untuk membuka usaha baru pasca pandemic Covid-19