{"title":"在泥炭沼泽中,水体积减少与泥炭切变之间的关系不同","authors":"Rabia Wahdah","doi":"10.20527/jukung.v4i2.6585","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Gambut merupakan lahan yang tergenang sepanjang tahun, persoalan kemudian muncul manakala lahan gambut alamiah dialihfungsikan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pemampatan gambut akibat penurunan volume air pada tingkat kematangan yang berbeda, dengan sampel tanah yang digunakan diambil di kawasan gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah masing-masing 30 sampel tanah terusik dan tak terusik untuk analisa kadar lengas, berat volume, kadar serat, dan rapat optik yang mana data akan diolah menggunakan program Ms. Excell. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menjelaskan hubungan penurunan volume air dengan pemampatan gambut pada tingkat kematanagn yang berbeda di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas menyebabkan hilangnya volume spesifik pori sehingga mengakibatkan pemampatan tanah gambut. Pemampatan yang terjadi berbeda disetiap tingkat kematangan. Pemampatan pada setiap kematangan berbeda, gambut mentah (fibrik) akan lebih cepat atau mudah mengalami pemampatan dan melambat pada tanah gambut yang sudah mengalami kematangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas yang hilang dapat menyebabkan pemampatan dan subsiden pada tanah gambut Kata Kunci : kematanagan gambut, kadar lengas, kadar serat, rapat optik . Peatlands are areas waterlogged throughout the year. The problems arise when natural peatlands are converted. The aim of the study was to find out the compression of peat due to a decrease in the volume of water at some different levels of maturity. The soil samples were taken from the peat area of Berengbengkel, Central Kalimantan. Each of 30 disturbed and undisturbed soil samples was analyzed for its moisture content, volumetric weight, fiber content, and optical density. The data were then processed using the program of Ms. Excell. The method used in the study was a descriptive method describing relationship between decrease in water volume and compression of peat at different maturity levels in peat area of berengbengkel, central kalimantan. The results showed that the decrease in water volume or moisture content led to the loss of specific pore volume, resulting in compression of peat. The compressions occurring at each maturity level were different from one another. Raw peat (fibric) was quicker or easier to experience compression than the peat soil that had already undergone maturation. Therefore, it can be concluded that the decrease in water volume or moisture content can cause compression and subsidence in peat soil. Keywords: fiber content, moisture content, peat maturity, optical density.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"HUBUNGAN PENURUNAN VOLUME AIR DENGAN PEMAMPATAN GAMBUT PADA TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA DI KAWASAN GAMBUT BERENGBENGKEL KALIMANTAN TENGAH\",\"authors\":\"Rabia Wahdah\",\"doi\":\"10.20527/jukung.v4i2.6585\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Gambut merupakan lahan yang tergenang sepanjang tahun, persoalan kemudian muncul manakala lahan gambut alamiah dialihfungsikan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pemampatan gambut akibat penurunan volume air pada tingkat kematangan yang berbeda, dengan sampel tanah yang digunakan diambil di kawasan gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah masing-masing 30 sampel tanah terusik dan tak terusik untuk analisa kadar lengas, berat volume, kadar serat, dan rapat optik yang mana data akan diolah menggunakan program Ms. Excell. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menjelaskan hubungan penurunan volume air dengan pemampatan gambut pada tingkat kematanagn yang berbeda di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas menyebabkan hilangnya volume spesifik pori sehingga mengakibatkan pemampatan tanah gambut. Pemampatan yang terjadi berbeda disetiap tingkat kematangan. Pemampatan pada setiap kematangan berbeda, gambut mentah (fibrik) akan lebih cepat atau mudah mengalami pemampatan dan melambat pada tanah gambut yang sudah mengalami kematangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas yang hilang dapat menyebabkan pemampatan dan subsiden pada tanah gambut Kata Kunci : kematanagan gambut, kadar lengas, kadar serat, rapat optik . Peatlands are areas waterlogged throughout the year. The problems arise when natural peatlands are converted. The aim of the study was to find out the compression of peat due to a decrease in the volume of water at some different levels of maturity. The soil samples were taken from the peat area of Berengbengkel, Central Kalimantan. Each of 30 disturbed and undisturbed soil samples was analyzed for its moisture content, volumetric weight, fiber content, and optical density. The data were then processed using the program of Ms. Excell. The method used in the study was a descriptive method describing relationship between decrease in water volume and compression of peat at different maturity levels in peat area of berengbengkel, central kalimantan. The results showed that the decrease in water volume or moisture content led to the loss of specific pore volume, resulting in compression of peat. The compressions occurring at each maturity level were different from one another. Raw peat (fibric) was quicker or easier to experience compression than the peat soil that had already undergone maturation. Therefore, it can be concluded that the decrease in water volume or moisture content can cause compression and subsidence in peat soil. Keywords: fiber content, moisture content, peat maturity, optical density.\",\"PeriodicalId\":250008,\"journal\":{\"name\":\"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)\",\"volume\":\"75 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-09-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20527/jukung.v4i2.6585\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jukung.v4i2.6585","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
泥炭是一年中大部分时间被淹没的土地,随着自然泥炭田的重新规划,问题就出现了。研究的目的是了解压缩泥炭由于不同程度的成熟的水量减少,土壤样品使用的地采集泥炭Berengbengkel加里曼丹中部地区每人30不安和不破坏土壤样本的分析lengas,体积重量,纤维含量水平,和哪个数据将光学加工使用会议程序Excell女士。使用的方法是一种描述方法,描述水体积在加里曼丹泥炭沼泽不同程度上与泥炭切变之间的关系。挤压在不同的成熟度。压缩在每个不同的成熟,泥炭生(fibrik)会更快或容易遭受挤压和经历过成熟的泥炭地减慢,所以可以推断水量下降或丢失的lengas水平可以导致泥炭地压缩和subsiden关键词:kematanagan泥炭,lengas水平,光学纤维含量,会议。今年,大西洋队进行了水务调查。当自然因素发生转变时,问题就来了。aim》研究是发现peat到期之压缩到百万卷》decrease in water at一些成熟的不同水平。《peat夺走土地样本是来自Berengbengkel之区域,中央婆罗洲。每30个营养不良和未消化的土壤都对其脆性、刚性重量、纤维性和光学密度进行分析。数据当时正在使用Excell的程序。研究中使用的方法是一种描述最近的建议是,水中的降解或沉淀屈服于独特的孢子体积,在peat的重复中被重复。相互矛盾的程度是不同的。Raw peat (fibric)对体验比peat soil更容易压缩,而这种文化已经被遗忘了。因此,它可以确定水中的浓度或湿度的降低可能导致窒息和沉降在peat soil。重点词:纤维饱和度、含水率、质量质量、光学密度。
HUBUNGAN PENURUNAN VOLUME AIR DENGAN PEMAMPATAN GAMBUT PADA TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA DI KAWASAN GAMBUT BERENGBENGKEL KALIMANTAN TENGAH
Gambut merupakan lahan yang tergenang sepanjang tahun, persoalan kemudian muncul manakala lahan gambut alamiah dialihfungsikan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pemampatan gambut akibat penurunan volume air pada tingkat kematangan yang berbeda, dengan sampel tanah yang digunakan diambil di kawasan gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah masing-masing 30 sampel tanah terusik dan tak terusik untuk analisa kadar lengas, berat volume, kadar serat, dan rapat optik yang mana data akan diolah menggunakan program Ms. Excell. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menjelaskan hubungan penurunan volume air dengan pemampatan gambut pada tingkat kematanagn yang berbeda di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas menyebabkan hilangnya volume spesifik pori sehingga mengakibatkan pemampatan tanah gambut. Pemampatan yang terjadi berbeda disetiap tingkat kematangan. Pemampatan pada setiap kematangan berbeda, gambut mentah (fibrik) akan lebih cepat atau mudah mengalami pemampatan dan melambat pada tanah gambut yang sudah mengalami kematangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas yang hilang dapat menyebabkan pemampatan dan subsiden pada tanah gambut Kata Kunci : kematanagan gambut, kadar lengas, kadar serat, rapat optik . Peatlands are areas waterlogged throughout the year. The problems arise when natural peatlands are converted. The aim of the study was to find out the compression of peat due to a decrease in the volume of water at some different levels of maturity. The soil samples were taken from the peat area of Berengbengkel, Central Kalimantan. Each of 30 disturbed and undisturbed soil samples was analyzed for its moisture content, volumetric weight, fiber content, and optical density. The data were then processed using the program of Ms. Excell. The method used in the study was a descriptive method describing relationship between decrease in water volume and compression of peat at different maturity levels in peat area of berengbengkel, central kalimantan. The results showed that the decrease in water volume or moisture content led to the loss of specific pore volume, resulting in compression of peat. The compressions occurring at each maturity level were different from one another. Raw peat (fibric) was quicker or easier to experience compression than the peat soil that had already undergone maturation. Therefore, it can be concluded that the decrease in water volume or moisture content can cause compression and subsidence in peat soil. Keywords: fiber content, moisture content, peat maturity, optical density.