Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17574
Arif Budianto, S. Rahayu, Ramadian Ridho Illahi, Lalu Sahrul Hudha, I. Utami
Emisi udara jenis fine particle tergolong partikel submikron yang berukuran sangat kecil dan sangat mudah untuk terhirup. Sistem pengukuran ataupun mitigasi emisi ini tergolong relatif mahal dan kurang portable. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem portable yang relatif murah untuk pengukuran emisi udara jenis fine particle dalam ruang laboratorium. Sistem dirancang dengan sebuah sensor partikulat yang relatif murah namun memiliki performa yang baik. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah mikrokontroler yang berfungsi memproses sinyal sensor. Sistem diuji di dalam area soldering laboratorium selama satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang laboratorium, pada area soldering, memiliki konsentrasi fine particle antara 23 sampai dengan 463 µg/m3. Sistem ini memiliki performa yang baik, ditunjukkan dengan linearitas 99% dan akurasi lebih dari 90%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sistem dapat mendeteksi sekaligus mengukur besar konsentrasi emisi udara jenis fine particle skala ruangan dengan rentang 0 – 999 µg/m3. Kata kunci: emisi, partikulat, polusi udara, sistem pengukuran
{"title":"PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN EMISI UDARA JENIS FINE PARTICLE SKALA PORTABLE UNTUK LABORATORIUM","authors":"Arif Budianto, S. Rahayu, Ramadian Ridho Illahi, Lalu Sahrul Hudha, I. Utami","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17574","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17574","url":null,"abstract":"Emisi udara jenis fine particle tergolong partikel submikron yang berukuran sangat kecil dan sangat mudah untuk terhirup. Sistem pengukuran ataupun mitigasi emisi ini tergolong relatif mahal dan kurang portable. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem portable yang relatif murah untuk pengukuran emisi udara jenis fine particle dalam ruang laboratorium. Sistem dirancang dengan sebuah sensor partikulat yang relatif murah namun memiliki performa yang baik. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah mikrokontroler yang berfungsi memproses sinyal sensor. Sistem diuji di dalam area soldering laboratorium selama satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang laboratorium, pada area soldering, memiliki konsentrasi fine particle antara 23 sampai dengan 463 µg/m3. Sistem ini memiliki performa yang baik, ditunjukkan dengan linearitas 99% dan akurasi lebih dari 90%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sistem dapat mendeteksi sekaligus mengukur besar konsentrasi emisi udara jenis fine particle skala ruangan dengan rentang 0 – 999 µg/m3. Kata kunci: emisi, partikulat, polusi udara, sistem pengukuran","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17567
Rony Riduan, Ade Brian Perdana, Chairul Abdi, R. Khair
Sungai Kemuning di Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan salah satu sungai yang ada di Kota Banjarbaru yang sering mengalami peristiwa banjir. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan dalam mengidentifikasi bencana banjir yaitu dengan melakukan evaluasi daya tampung sungai dan debit aliran sungai yang terjadi secara cepat menggunakan bantuan citra penginderaan jauh. Tujuan dari perencanaan ini adalah menganalisis debit hasil pengolahan citra satelit dengan analisis hidrologi konvensional dan hasil survei kondisi eksisting pada Sungai Kemuning Kecamatan Banjarbaru Utara. Software bantu yang digunakan pada penelitian ini adalah HEC-HMS versi 4.11 dan Google Earth Engine untuk mendapatkan besaran debit aliran sungai dari DAS Kemuning pada rentang tahun 2018-2022. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Google Earth Engine didapatkan hasil untuk debit sungai Kemuning di tahun 2018 sebesar 27,01 , tahun 2019 sebesar 20,07 , tahun 2020 sebesar 27,46 , tahun 2021 sebesar 26,23 , dan tahun 2022 sebesar 23,72 . Hasil perbandingan analisis pengolahan data citra satelit terhadap hasil analisis hidrologi konvensional pada tahun 2018 sebesar 83%, tahun 2019 sebesar 45%, tahun 2020 sebesar 80%, tahun 2021 sebesar 73%, dan pada tahun 2022 sebesar 78%. Debit pada analisis HEC-HMS lebih akurat karena mendekati debit normal eksisting jika dibandingkan debit banjir rencana Google Earth Engine, namun perhitungan melalui debit debit banjir rencana menggunakan Google Earth Engine lebih efisien dari sudut pandang waktu dan sumber daya yang diperlukan. Kata Kunci: debit aliran, Google Earth Engine, HEC-HMS, penginderaan jauh, sungai Kemuning
{"title":"PERKIRAAN DEBIT ALIRAN SUNGAI KEMUNING BANJARBARU MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH","authors":"Rony Riduan, Ade Brian Perdana, Chairul Abdi, R. Khair","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17567","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17567","url":null,"abstract":"Sungai Kemuning di Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan salah satu sungai yang ada di Kota Banjarbaru yang sering mengalami peristiwa banjir. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan dalam mengidentifikasi bencana banjir yaitu dengan melakukan evaluasi daya tampung sungai dan debit aliran sungai yang terjadi secara cepat menggunakan bantuan citra penginderaan jauh. Tujuan dari perencanaan ini adalah menganalisis debit hasil pengolahan citra satelit dengan analisis hidrologi konvensional dan hasil survei kondisi eksisting pada Sungai Kemuning Kecamatan Banjarbaru Utara. Software bantu yang digunakan pada penelitian ini adalah HEC-HMS versi 4.11 dan Google Earth Engine untuk mendapatkan besaran debit aliran sungai dari DAS Kemuning pada rentang tahun 2018-2022. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Google Earth Engine didapatkan hasil untuk debit sungai Kemuning di tahun 2018 sebesar 27,01 , tahun 2019 sebesar 20,07 , tahun 2020 sebesar 27,46 , tahun 2021 sebesar 26,23 , dan tahun 2022 sebesar 23,72 . Hasil perbandingan analisis pengolahan data citra satelit terhadap hasil analisis hidrologi konvensional pada tahun 2018 sebesar 83%, tahun 2019 sebesar 45%, tahun 2020 sebesar 80%, tahun 2021 sebesar 73%, dan pada tahun 2022 sebesar 78%. Debit pada analisis HEC-HMS lebih akurat karena mendekati debit normal eksisting jika dibandingkan debit banjir rencana Google Earth Engine, namun perhitungan melalui debit debit banjir rencana menggunakan Google Earth Engine lebih efisien dari sudut pandang waktu dan sumber daya yang diperlukan. Kata Kunci: debit aliran, Google Earth Engine, HEC-HMS, penginderaan jauh, sungai Kemuning","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323609","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17578
Muhammad Firdaus Kamal, Ari Dipareza Syafei
PT. X merupakan perusahaan agrobisnis di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri pakan ternak yang dalam aktivitas produksinya menghasilkan berbagai macam limbah yang berpotensi berdampak terhadap kualitas lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan analisis kinerja lingkungan berdasarkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Metode penelitian yang diterapkan yaitu analisis deskriptif-kualitatif untuk menganalisis data mengenai pelaksanaan UKL-UPL dan penilaian PROPER di PT. X dengan fokus pada dokumen lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan Limbah B3. Kesimpulan penelitian ini adalah diperlukan pembaruan matriks UKL-UPL agar tolak ukur yang digunakan memenuhi peraturan perundang-undangan terbaru, terdapat aspek pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran udara yang belum memenuhi penilaian PROPER, dan mempertahankan konsistensi dalam pengelolaan Limbah B3, serta disarankan untuk melakukan kajian timbulan Limbah B3 guna mengantisipasi kapasitas TPS Limbah B3 dalam menampung limbah. Kata kunci: industri pakan ternak, kinerja lingkungan, program penilaian peringkat kinerja perusahaan
PT X 是印度尼西亚一家从事动物饲料行业的农业综合企业,在其生产活动中会产生各种可能影响环境质量的废物。本研究的目的是根据公司业绩评级评估计划(PROPER)对环境绩效进行分析。研究采用描述性定性分析方法,分析 PT X 公司实施 UKL-UPL 和 PROPER 评估的相关数据,重点关注环境文件、水污染控制、空气污染控制和危险废物管理。本研究的结论是:需要更新 UKL-UPL 矩阵,使使用的基准符合最新的法律法规;水污染控制和空气污染控制有不符合 PROPER 评估的方面;保持危险废物管理的一致性;建议开展危险废物产生量研究,以预测危险废物 TPS 的废物容纳能力。关键词:动物饲料行业;环境绩效;企业绩效评级计划
{"title":"ANALISIS KINERJA LINGKUNGAN PT. X TERHADAP PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER)","authors":"Muhammad Firdaus Kamal, Ari Dipareza Syafei","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17578","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17578","url":null,"abstract":"PT. X merupakan perusahaan agrobisnis di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri pakan ternak yang dalam aktivitas produksinya menghasilkan berbagai macam limbah yang berpotensi berdampak terhadap kualitas lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan analisis kinerja lingkungan berdasarkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Metode penelitian yang diterapkan yaitu analisis deskriptif-kualitatif untuk menganalisis data mengenai pelaksanaan UKL-UPL dan penilaian PROPER di PT. X dengan fokus pada dokumen lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan Limbah B3. Kesimpulan penelitian ini adalah diperlukan pembaruan matriks UKL-UPL agar tolak ukur yang digunakan memenuhi peraturan perundang-undangan terbaru, terdapat aspek pengendalian pencemaran air dan pengendalian pencemaran udara yang belum memenuhi penilaian PROPER, dan mempertahankan konsistensi dalam pengelolaan Limbah B3, serta disarankan untuk melakukan kajian timbulan Limbah B3 guna mengantisipasi kapasitas TPS Limbah B3 dalam menampung limbah. Kata kunci: industri pakan ternak, kinerja lingkungan, program penilaian peringkat kinerja perusahaan","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17563
Gusti Ihda Mazaya, Rizqi Puteri Mahyudin, Chairul Abdi, R. Khair
Sungai Cantung merupakan salah satu sungai yang mengalir di Kabupaten Kotabaru dengan luas DAS sebesar 112,694 ha. Kajian dilakukan untuk menganalisis status kualitas air Sungai Cantung agar dapat mengetahui kondisi dan tingkat status mutu airnya sehingga dapat mengambil kebijakan pengelolaan dan pengendalian pencemaran dengan tepat. Penelitian dilakukan pada saat musim hujan. Nilai status mutu air dianalisis dengan Metode Indeks Pencemaran (IP) yang perhitungannya mengacu pada KepMen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Berdasarkan perhitungan indeks pencemaran (IP) menunjukkan Sungai Cantung pada C2 kawasan pemukiman dalam kondisi baik, dan 9 titik sampling termasuk kategori cemar ringan berdasarkan Baku Mutu PP Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup peruntukan air sungai dan sejenisnya kelas II, untuk nilai Indeks Pencemaran (IP) terendah sebesar 0,74 dan tertinggi sebesar 2,53. Kata kunci: Indeks Pencemaran (IP), Status Mutu Air, Sungai Cantung
{"title":"KAJIAN STATUS MUTU AIR DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR SUNGAI CANTUNG MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP)","authors":"Gusti Ihda Mazaya, Rizqi Puteri Mahyudin, Chairul Abdi, R. Khair","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17563","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17563","url":null,"abstract":"Sungai Cantung merupakan salah satu sungai yang mengalir di Kabupaten Kotabaru dengan luas DAS sebesar 112,694 ha. Kajian dilakukan untuk menganalisis status kualitas air Sungai Cantung agar dapat mengetahui kondisi dan tingkat status mutu airnya sehingga dapat mengambil kebijakan pengelolaan dan pengendalian pencemaran dengan tepat. Penelitian dilakukan pada saat musim hujan. Nilai status mutu air dianalisis dengan Metode Indeks Pencemaran (IP) yang perhitungannya mengacu pada KepMen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Berdasarkan perhitungan indeks pencemaran (IP) menunjukkan Sungai Cantung pada C2 kawasan pemukiman dalam kondisi baik, dan 9 titik sampling termasuk kategori cemar ringan berdasarkan Baku Mutu PP Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup peruntukan air sungai dan sejenisnya kelas II, untuk nilai Indeks Pencemaran (IP) terendah sebesar 0,74 dan tertinggi sebesar 2,53. Kata kunci: Indeks Pencemaran (IP), Status Mutu Air, Sungai Cantung","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini menganalisis status mutu air Bendungan Batujai, Pandaduri, Pengga, Tibu Kuning, dan Telaga Lebur yang berlokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kualitas air waduk dihitung dengan menggunakan Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Sampling air dianalisis dari titik genangan dan sungai yang masuk ke bendungan tersebut. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas air bendungan termasuk ke dalam kategori tercemar ringan sampai cemar berat dimana tingkat pencemaran terendah ada di Bendungan Telaga Lebur dan tertinggi di Bendungan Pengga. Pencemaran terjadi karena terdapat delapan parameter yang telah melebihi baku mutu yaitu TSS, DO, Ammonia, Nitrat, Nitrit, Besi, Mangan, dan Total Fosfat. Terdapat parameter yang memenuhi baku mutu karena ada aktivitas lain di sekitar bendungan yang dapat dilihat dari penggunaan lahan yang merupakan sumber pencemar. Dilihat dari setiap sumber pencemarnya, dapat disimpulkan bahwa jumlah TSS, BOD, COD, TN, dan TP di setiap bendungan paling besar bersumber dari permukiman, sehingga perlu adanya upaya pengendalian kualitas air berupa pengelolaan di sektor pertanian, persampahan, dan limbah domestik. Kata kunci: Bendungan, Nusa Tenggara Barat, Pencemaran, Status Mutu Air.
{"title":"PERHITUNGAN STATUS MUTU AIR BENDUNGANDI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT","authors":"Eka Wadhani, Athaya Zahrani Irmansyah, Syania Budi Oktaviani, Aulia Ulfie Rindiantika","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17559","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17559","url":null,"abstract":"Penelitian ini menganalisis status mutu air Bendungan Batujai, Pandaduri, Pengga, Tibu Kuning, dan Telaga Lebur yang berlokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kualitas air waduk dihitung dengan menggunakan Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Sampling air dianalisis dari titik genangan dan sungai yang masuk ke bendungan tersebut. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas air bendungan termasuk ke dalam kategori tercemar ringan sampai cemar berat dimana tingkat pencemaran terendah ada di Bendungan Telaga Lebur dan tertinggi di Bendungan Pengga. Pencemaran terjadi karena terdapat delapan parameter yang telah melebihi baku mutu yaitu TSS, DO, Ammonia, Nitrat, Nitrit, Besi, Mangan, dan Total Fosfat. Terdapat parameter yang memenuhi baku mutu karena ada aktivitas lain di sekitar bendungan yang dapat dilihat dari penggunaan lahan yang merupakan sumber pencemar. Dilihat dari setiap sumber pencemarnya, dapat disimpulkan bahwa jumlah TSS, BOD, COD, TN, dan TP di setiap bendungan paling besar bersumber dari permukiman, sehingga perlu adanya upaya pengendalian kualitas air berupa pengelolaan di sektor pertanian, persampahan, dan limbah domestik. Kata kunci: Bendungan, Nusa Tenggara Barat, Pencemaran, Status Mutu Air.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17575
Devi Rofiani, Yaumal Arbi, Sri Yanti Lisha
Pada data kasus kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh kurangnya penerapan budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja, tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian materi moril, dan kerusakan lingkungan namun juga mempengaruhi produktivitas serta kesejahteraan masyarakat. Laboratorium merupakan tempat berkembangnya ilmu pengetahuan melalui berbagai macam penelitian dan percobaan. Penelitian bertujuan untuk mengenali jenis-jenis risiko dan tingkat bahaya K3 yang terjadi di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNAND dan untuk memperkecilkan terjadinya potensi kecelakaan kerja, pada penelitian ini menggunakan metode HIRARC. Dari hasil penelitian didapat 40 potensi bahaya kecelakaan kerja di Laboratorium Mikrobiologi FK UNAND, terdapat 21 potensi bahaya kecelakaan kerja yang tingkat penilaian low (rendah), 11 potensi bahaya kecelakaan kerja tingkat medium (sedang) dan 8 resiko kecelakaan kerja dengan tingkat high (tinggi). Jika dipresentasekan terdapat 52% tingkat risiko low (rendah), 28% tingkat risiko medium (sedang) dan 20% tingkat risiko high (tinggi). Pengendalian risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja seperti: membaca SOP sebelum bekerja, menyediakan dan memakai APD lengkap, penyediaan antiseptik dan P3K, penyediaan APAR, pemasangan rambu-rambu peringatan, pengecekan lampu yang kurang terang atau tidak menyala, service AC berkala dan pembatasan orang di dalam laboratorium, serta memberi sanksi kepada yang melangar aturan. Kata kunci: K3, Laboratorium Mikrobiologi, HIRARC.
{"title":"ANALISIS POTENSI RISIKO K3 DENGAN METODE HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNAND","authors":"Devi Rofiani, Yaumal Arbi, Sri Yanti Lisha","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17575","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17575","url":null,"abstract":"Pada data kasus kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh kurangnya penerapan budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja, tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian materi moril, dan kerusakan lingkungan namun juga mempengaruhi produktivitas serta kesejahteraan masyarakat. Laboratorium merupakan tempat berkembangnya ilmu pengetahuan melalui berbagai macam penelitian dan percobaan. Penelitian bertujuan untuk mengenali jenis-jenis risiko dan tingkat bahaya K3 yang terjadi di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNAND dan untuk memperkecilkan terjadinya potensi kecelakaan kerja, pada penelitian ini menggunakan metode HIRARC. Dari hasil penelitian didapat 40 potensi bahaya kecelakaan kerja di Laboratorium Mikrobiologi FK UNAND, terdapat 21 potensi bahaya kecelakaan kerja yang tingkat penilaian low (rendah), 11 potensi bahaya kecelakaan kerja tingkat medium (sedang) dan 8 resiko kecelakaan kerja dengan tingkat high (tinggi). Jika dipresentasekan terdapat 52% tingkat risiko low (rendah), 28% tingkat risiko medium (sedang) dan 20% tingkat risiko high (tinggi). Pengendalian risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja seperti: membaca SOP sebelum bekerja, menyediakan dan memakai APD lengkap, penyediaan antiseptik dan P3K, penyediaan APAR, pemasangan rambu-rambu peringatan, pengecekan lampu yang kurang terang atau tidak menyala, service AC berkala dan pembatasan orang di dalam laboratorium, serta memberi sanksi kepada yang melangar aturan. Kata kunci: K3, Laboratorium Mikrobiologi, HIRARC.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17572
Elma Sofia, Gawit Hidayat, Moh. Alfianoor Risyandha, Mirwan Muhammad Rasyid
Salah satu unsur yang berperan dalam ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air tanaman adalah curah hujan terutama pada lahan tadah hujan. Potensi ketersediaan air merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan indeks pertanaman. Pada penelitian kali ini akan dilakukan investigasi ketersediaan dan kebutuhan air di daerah Pematang Panjang, Kabupaten Banjar. Investigasi ini bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh daerah pertanian tersebut dengan menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air yang ada. Batasan masalah penilitian ini yaitu ketersediaan air yang dianalisis berasal hanya dari curah hujan. Pada penelitian ini digunakan data-data sekunder berupa data hujan, data klimatologi dari tahun 2001 sampai tahun 2021, serta data debit sungai tahun 2001. Data-data tersebut di analisis menggunakan beberapa metode diantara nya yaitu rumus Harza untuk mendapatkan curah hujan andalan yang kemudian digunakan untuk menghitung curah hujan efektif, metode Penman Monteith untuk mendapatkan nilai evapotranspirasi, serta metode F.J. Mock untuk mendapatkan debit andalan atau ketersediaan air. Dari penelitian ini diketahui bahwa debit andalan atau ketersediaan air maksimum terjadi pada bulan Februari ke-I yaitu sebesar 1,961 m3/dt, sedangkan debit andalan paling rendah terjadi pada bulan Agustus ke-I yaitu sebesar 0,103 m3/dt. Kata kunci: Debit Andalan, Evapotranspirasi, F.J. Mock, Pematang Panjang, Penman Monteith
降雨量是影响植物需水量的因素之一,尤其是在雨水灌溉的土地上。潜在的可用水量是提高种植指数的影响因素之一。本研究将调查 Banjar 县 Pematang Panjang 地区的水资源供应和需求情况。这项调查旨在通过分析现有的水资源需求和可用性,最大限度地发挥农业区的潜力。该研究问题的局限性在于,所分析的可用水资源仅来自降雨。本研究使用的二手数据包括降雨量数据、2001 年至 2021 年的气候数据以及 2001 年的河流排水量数据。对这些数据的分析采用了多种方法,包括利用 Harza 公式获得主要降雨量,然后利用该公式计算有效降雨量;利用 Penman Monteith 方法获得蒸散值;利用 F.J. Mock 方法获得主要排水量或可用水量。研究结果表明,最大的干流排水量或可用水量出现在二月 I 期,为 1.961 立方米/秒,而最小的干流排水量出现在八月 I 期,等于 0.103 立方米/秒。关键词可靠排水量、蒸散量、F.J. 莫克、白马塘班让、彭曼蒙蒂斯
{"title":"ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA LAHAN PERTANIAN DAERAH PEMATANG PANJANG, KECAMATAN SUNGAI TABUK","authors":"Elma Sofia, Gawit Hidayat, Moh. Alfianoor Risyandha, Mirwan Muhammad Rasyid","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17572","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17572","url":null,"abstract":"Salah satu unsur yang berperan dalam ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air tanaman adalah curah hujan terutama pada lahan tadah hujan. Potensi ketersediaan air merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan indeks pertanaman. Pada penelitian kali ini akan dilakukan investigasi ketersediaan dan kebutuhan air di daerah Pematang Panjang, Kabupaten Banjar. Investigasi ini bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh daerah pertanian tersebut dengan menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air yang ada. Batasan masalah penilitian ini yaitu ketersediaan air yang dianalisis berasal hanya dari curah hujan. Pada penelitian ini digunakan data-data sekunder berupa data hujan, data klimatologi dari tahun 2001 sampai tahun 2021, serta data debit sungai tahun 2001. Data-data tersebut di analisis menggunakan beberapa metode diantara nya yaitu rumus Harza untuk mendapatkan curah hujan andalan yang kemudian digunakan untuk menghitung curah hujan efektif, metode Penman Monteith untuk mendapatkan nilai evapotranspirasi, serta metode F.J. Mock untuk mendapatkan debit andalan atau ketersediaan air. Dari penelitian ini diketahui bahwa debit andalan atau ketersediaan air maksimum terjadi pada bulan Februari ke-I yaitu sebesar 1,961 m3/dt, sedangkan debit andalan paling rendah terjadi pada bulan Agustus ke-I yaitu sebesar 0,103 m3/dt. Kata kunci: Debit Andalan, Evapotranspirasi, F.J. Mock, Pematang Panjang, Penman Monteith","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"2019 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17571
R. Khair, Ainun Rahmaniah, Muhammad Husin, Nova Annisa
Pencemaran udara di dalam ruang merupakan salah satu fenomena lingkungan yang membahayakan kesehatan manusia. Parkiran basement merupakan ruangan yang berpotensi menghasilkan emisi gas buang kendaraan. Pusat perbelanjaan yang memiliki parkiran di basement dapat menggangu indeks kenyamanan melalui kualitas udara yang tercemar. Penelitian ini bertujuan mengukur kualitas udara di Parkiran Basement Pusat Perbelanjaan Banjarbaru dengan parameter CO dan TSP. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku dan menginterpretasikannya menjadi bentuk peta pola sebaran melalui Software Quantum GIS 2.28.2. Pengukuran CO dilakukan menggunakan NDIR Analyzer melalui teddlar bag berdasarkan SNI 7119.10-2011 memakai metode Non-Dispersive Infrared Sensor (NDIR) dan metode manual alat menggunakan TSI DustTrak II Aerosol Monitor untuk pengukuran konsentrasi TSP. Pengukuran dilakukan pada jam puncak kepadatan pengunjung yang bertepatan di akhir pekan pada hari minggu selama satu jam pada masing-masing titik. Titik pengambilan sampel terdiri dari 6 titik berdasarkan grid lokasi. Dalam pengukuran konsentrasi tiap parameter, nilai faktor meteorologis meliputi suhu, kelembaban, tekanan udara serta arah dan kecepatan angin turut dilakukan pengukuran. Hasil pengukuran parameter diperoleh konsentrasi CO tertinggi dititik 5 sebesar 5852 µg/Nm3 dan konsentrasi TSP tertinggi dititik 4 sebesar 0,022 µg/m3. Nilai tersebut masih berada dibawah baku mutu PP No. 22 Tahun 2021 untuk CO 10000 µg/Nm3 dan TSP 250 µg/m3. Nilai faktor meteorologis kelembaban, tekanan udara, serta arah dan kecepatan angin masih terbilang aman untuk indeks kenyamanan ruang kerja yang ditetapkan Permenaker No.5 Tahun 2018. Namun untuk nilai suhu melebihi ketetapan tersebut dengan maksimal rentang 23°C-26°C sedangkan hasil pengukuran memperoleh nilai 32°C-34°C. Hasil pemetaan pola sebaran CO dan TSP menunjukkan perbedaan kerapatan garis dan warna kontur. Perbedaan kerapatan garis kontur mengartikan bahwa dispersi polutan memiliki intensitas tertentu. Warna kontur menunjukkan tingkatan dari sebaran polutan tertinggi dan terendah. Berdasarkan peta pola sebaran, sebaran CO terbilang lebih pekat pada beberapa titik. Sedangkan sebaran TSP yang diterima terbilang kecil. Kata Kunci: CO, Parkiran Basement, Pola Sebaran, TSP, Quantum GIS 2.28.2
{"title":"ANALISIS POLA DAN KUALITAS UDARA PADA PARKIRAN BASEMENT PUSAT PEBELANJAAN BANJARBARU","authors":"R. Khair, Ainun Rahmaniah, Muhammad Husin, Nova Annisa","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17571","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17571","url":null,"abstract":"Pencemaran udara di dalam ruang merupakan salah satu fenomena lingkungan yang membahayakan kesehatan manusia. Parkiran basement merupakan ruangan yang berpotensi menghasilkan emisi gas buang kendaraan. Pusat perbelanjaan yang memiliki parkiran di basement dapat menggangu indeks kenyamanan melalui kualitas udara yang tercemar. Penelitian ini bertujuan mengukur kualitas udara di Parkiran Basement Pusat Perbelanjaan Banjarbaru dengan parameter CO dan TSP. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku dan menginterpretasikannya menjadi bentuk peta pola sebaran melalui Software Quantum GIS 2.28.2. Pengukuran CO dilakukan menggunakan NDIR Analyzer melalui teddlar bag berdasarkan SNI 7119.10-2011 memakai metode Non-Dispersive Infrared Sensor (NDIR) dan metode manual alat menggunakan TSI DustTrak II Aerosol Monitor untuk pengukuran konsentrasi TSP. Pengukuran dilakukan pada jam puncak kepadatan pengunjung yang bertepatan di akhir pekan pada hari minggu selama satu jam pada masing-masing titik. Titik pengambilan sampel terdiri dari 6 titik berdasarkan grid lokasi. Dalam pengukuran konsentrasi tiap parameter, nilai faktor meteorologis meliputi suhu, kelembaban, tekanan udara serta arah dan kecepatan angin turut dilakukan pengukuran. Hasil pengukuran parameter diperoleh konsentrasi CO tertinggi dititik 5 sebesar 5852 µg/Nm3 dan konsentrasi TSP tertinggi dititik 4 sebesar 0,022 µg/m3. Nilai tersebut masih berada dibawah baku mutu PP No. 22 Tahun 2021 untuk CO 10000 µg/Nm3 dan TSP 250 µg/m3. Nilai faktor meteorologis kelembaban, tekanan udara, serta arah dan kecepatan angin masih terbilang aman untuk indeks kenyamanan ruang kerja yang ditetapkan Permenaker No.5 Tahun 2018. Namun untuk nilai suhu melebihi ketetapan tersebut dengan maksimal rentang 23°C-26°C sedangkan hasil pengukuran memperoleh nilai 32°C-34°C. Hasil pemetaan pola sebaran CO dan TSP menunjukkan perbedaan kerapatan garis dan warna kontur. Perbedaan kerapatan garis kontur mengartikan bahwa dispersi polutan memiliki intensitas tertentu. Warna kontur menunjukkan tingkatan dari sebaran polutan tertinggi dan terendah. Berdasarkan peta pola sebaran, sebaran CO terbilang lebih pekat pada beberapa titik. Sedangkan sebaran TSP yang diterima terbilang kecil. Kata Kunci: CO, Parkiran Basement, Pola Sebaran, TSP, Quantum GIS 2.28.2","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17577
Muhammad Abrar Firdausy, Nabella Safitri, Wulannika Listiara, A. Mizwar
Plastik memiliki kelemahan sulit terurai, diperlukan solusi mengatasi hal tersebut dengan mengubah menjadi BBM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses pengolahan minyak yang dihasilkan sampah plastik serta menganalisis kualitas minyak yang dihasilkan dari proses pirolisis sampah plastik jenis Polypropylene (PP) dan High-Density Polyethylene (HDPE), Polyethylene Terephthalate (PET) dan Low-Density Polyethylene (LDPE). Proses pirolisis dilakukan selama 60 menit pada suhu 400oC sebanyak 500 gram dengan dua kali pengulangan. Pengujian hasil minyak didapatkan berdasarkan nilai densitas, nilai kalor dan titik nyala serta dibandingkan dengan standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa plastik PP mendekati bahan bakar minyak tanah, minyak yang dihasilkan sebanyak 31,1%, nilai densitas 778 kg/m3, nilai kalor 41,2 Kj/g dan titik nyala 37oC. Plastik HDPE mendekati bahan bakar minyak jenis solar, minyak yang dihasilkan sebanyak 24,7%, nilai densitas 751 kg/m3, nilai kalor 44,17 Kj/g dan titik nyala 47oC. Plastik LDPE mendekati bahan bakar minyak jenis solar, minyak yang dihasilkan sebanyak 62%, nilai densitas 736 kg/m3, nilai kalor 44,7 Kj/g, dan titik nyala 50oC. Sedangkan plastik PET mendekati bahan bakar minyak jenis bensin, minyak yang dihasilkan sebanyak 9%, nilai densitas 726 kg/m3, nilai kalor 40 Kj/g dan titik nyala 48,5oC. Kata Kunci: bahan bakar minyak, pirolisis, Polypropelene (PP), Polyethylene (PE), Polyethylene Terephthalate (PET)
{"title":"PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK JENIS PLASTIK POLYPROPYLENE (PP), HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE), POLYETHYLENE TEREPHTALATE (PET) DAN LOW-DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ALTERNATIF DENGAN PROSES PIROLISIS DALAM UPAYA PENGURANGAN SAMPAH AN-ORGANIK","authors":"Muhammad Abrar Firdausy, Nabella Safitri, Wulannika Listiara, A. Mizwar","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17577","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17577","url":null,"abstract":"Plastik memiliki kelemahan sulit terurai, diperlukan solusi mengatasi hal tersebut dengan mengubah menjadi BBM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses pengolahan minyak yang dihasilkan sampah plastik serta menganalisis kualitas minyak yang dihasilkan dari proses pirolisis sampah plastik jenis Polypropylene (PP) dan High-Density Polyethylene (HDPE), Polyethylene Terephthalate (PET) dan Low-Density Polyethylene (LDPE). Proses pirolisis dilakukan selama 60 menit pada suhu 400oC sebanyak 500 gram dengan dua kali pengulangan. Pengujian hasil minyak didapatkan berdasarkan nilai densitas, nilai kalor dan titik nyala serta dibandingkan dengan standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa plastik PP mendekati bahan bakar minyak tanah, minyak yang dihasilkan sebanyak 31,1%, nilai densitas 778 kg/m3, nilai kalor 41,2 Kj/g dan titik nyala 37oC. Plastik HDPE mendekati bahan bakar minyak jenis solar, minyak yang dihasilkan sebanyak 24,7%, nilai densitas 751 kg/m3, nilai kalor 44,17 Kj/g dan titik nyala 47oC. Plastik LDPE mendekati bahan bakar minyak jenis solar, minyak yang dihasilkan sebanyak 62%, nilai densitas 736 kg/m3, nilai kalor 44,7 Kj/g, dan titik nyala 50oC. Sedangkan plastik PET mendekati bahan bakar minyak jenis bensin, minyak yang dihasilkan sebanyak 9%, nilai densitas 726 kg/m3, nilai kalor 40 Kj/g dan titik nyala 48,5oC. Kata Kunci: bahan bakar minyak, pirolisis, Polypropelene (PP), Polyethylene (PE), Polyethylene Terephthalate (PET)","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-04DOI: 10.20527/jukung.v9i2.17561
Muhammad Husin
Artikel ini menjelaskan peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyusun rencana aksi daerah dalam upaya pengurangan dan penghapusan Merkuri di daerah seperti yang diamanatkan di dalam Perpres 21/2019. Kajian ini melakukan pengidentifikasian bidang prioritas pengelolaan merkuri dan target rencana aksi daerah untuk pengurangan dan penghapusannya berdasarkan acuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang disesuaikan dengan keadaan daerah Kalimantan Selatan. Dari hasil kajian ini bidang prioritas manufaktur total pemakaian batu bara pada industri semen mencapai 280.811 ton, dengan estimasi emisi merkuri sebesar 53,335 kg/tahun. Direkomendasikan target pengurangan kandungan emisi dan lepasan merkuri pada tahun 2030 adalah 50% sehingga emisi dan lepasan merkuri menjadi 26,667 kg/tahun. Bidang prioritas energi hasil estimasi total pemakaian batu bara adalah 3.062.610 ton/tahun dengan estimasi emisi dan lepasan merkuri sebesar 0,1094 ton/tahun. Target pengurangan kandungan emisi dan lepasan merkuri pada tahun 2030 ditetapkan sebesar 33,2% sehingga menjadi 102,5 kg/tahun. Bidang prioritas Kesehatan total alat kesehatan yang mengandung merkuri dan masih disimpan atau dihapus berjumlah 1656 unit, terdiri dari termometer 473 unit, sfigmo-manometer/ tensimeter 666 unit dan dental amalgam 517 unit dengan target pengurangan 100% pada tahun 2025. Kata Kunci: Penghapusan, Pengurangan, Rencana Aksi Daerah, Merkuri (Hg)
{"title":"KAJIAN RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN DAN PENGHAPUSAN MERKURI (Hg) DI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Muhammad Husin","doi":"10.20527/jukung.v9i2.17561","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v9i2.17561","url":null,"abstract":"Artikel ini menjelaskan peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyusun rencana aksi daerah dalam upaya pengurangan dan penghapusan Merkuri di daerah seperti yang diamanatkan di dalam Perpres 21/2019. Kajian ini melakukan pengidentifikasian bidang prioritas pengelolaan merkuri dan target rencana aksi daerah untuk pengurangan dan penghapusannya berdasarkan acuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang disesuaikan dengan keadaan daerah Kalimantan Selatan. Dari hasil kajian ini bidang prioritas manufaktur total pemakaian batu bara pada industri semen mencapai 280.811 ton, dengan estimasi emisi merkuri sebesar 53,335 kg/tahun. Direkomendasikan target pengurangan kandungan emisi dan lepasan merkuri pada tahun 2030 adalah 50% sehingga emisi dan lepasan merkuri menjadi 26,667 kg/tahun. Bidang prioritas energi hasil estimasi total pemakaian batu bara adalah 3.062.610 ton/tahun dengan estimasi emisi dan lepasan merkuri sebesar 0,1094 ton/tahun. Target pengurangan kandungan emisi dan lepasan merkuri pada tahun 2030 ditetapkan sebesar 33,2% sehingga menjadi 102,5 kg/tahun. Bidang prioritas Kesehatan total alat kesehatan yang mengandung merkuri dan masih disimpan atau dihapus berjumlah 1656 unit, terdiri dari termometer 473 unit, sfigmo-manometer/ tensimeter 666 unit dan dental amalgam 517 unit dengan target pengurangan 100% pada tahun 2025. Kata Kunci: Penghapusan, Pengurangan, Rencana Aksi Daerah, Merkuri (Hg)","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"91 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}