{"title":"价值观转变现象——韩剧(韩国流行音乐和韩剧)的学生白敬豪成绩","authors":"Afaf Zakiyah Z, Naflah Rifqi, Rohmatul Azizah Zaituni","doi":"10.18860/mjpai.v1i1.1082","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"K-Pop and K-Drama, which were allegedly only dimensioned in the entertainment world, turned out to have implications for the religiosity of the audience. It has been proven that some acts of fanaticism shown by the fans resulted in the level of faith and the intensity of their worship decreasing. The spread of the Korean Wave (hallyu) which includes K-Pop and K-Drama is well packaged and visualized based on international standards, so that various demographic layers -including Islamic Religious Education students- can access it easily and at the same time enjoy it. With the increasing number of fans, the imperialism of the Korean Wave which is rooted in K-Pop and K-Drama has become a new wave of globalization The shift that arises is not only in the cultural aspect, a significant shift in religiosity is also rife. This study aims to determine the phenomenon of shifting religious values due to the Korean Wave, especially K-Pop and K-Drama. This research uses an interview method with a qualitative descriptive approach. Subjects are students of Islamic Religious Education at the State Islamic University of Malang with an age category of 18 to 21 years. The results of this study showed that the subjects experience symptoms of decreased religiosity, including the intensity of studying religion is distracted by the intensity of enjoying Korean content, delaying prayers because watching idol concerts and K-Dramas, deepening the history of idols or Korean culture compared to Islamic Tarikh science, and also memorizing Korean songs more than Islamic songs. Some respondents even stated that they are more interested in learning Korean than Arabic. This phenomenon is a challenge for the world of Islamic education. However, this needs to be analyzed further in order to take lessons in Islamic da'wah both in the internal (Muslims) and external spheres. \nABSTRAK \nK-Pop dan K-Drama yang disinyalir hanya berdimensi pada dunia hiburan ternyata telah mengimplikasi religiusitas para penikmatnya. Telah terbukti beberapa tindak fanatisme yang ditampakkan oleh para fans mengakibatkan kadar keimanan dan intensitas ibadah mereka menurun. Persebaran Korean Wave (hallyu) yang termasuk di dalamnya K-Pop dan K-Drama dikemas dengan apik dan divisualisasikan berdasar standar internasional, sehingga berbagai lapisan demografi -tak terkecuali mahasiswa Pendidikan Agama Islam- dapat mengaksesnya dengan mudah juga sekaligus menggemarinya. Pergeseran yang timbul tak hanya pada aspek budaya, pergeseran religiusitas yang signifikan juga marak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena pergeseran nilai-nilai religius akibat Korean Wave, khususnya K-Pop dan K-Drama. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Malang dengan kategori usia 18 sampai 21 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala penurunan religiusitas, di antaranya intensitas mengkaji agama teralihkan dengan intensitas menikmati konten Korea, menunda sholat karena menonton konser idola dan K-Drama, lebih mendalami sejarah idola atau kebudayaan Korea dibanding dengan ilmu Tarikh Islam, lebih menghafal lagu-lagu Korea daripada lagu-lagu Islami, dan juga lebih tertarik belajar bahasa Korea dibanding bahasa Arab. Fenomena yang terjadi merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Islam. Bagaimanapun hal ini perlu dianalisis lebih lanjut guna mengambil hikmah dalam dakwah Islam baik di lingkup internal (kaum muslimin) maupun lingkup eksternal.","PeriodicalId":258300,"journal":{"name":"Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"FENOMENA PERGESERAN NILAI–NILAI RELIGIUS MAHASISWA PAI UIN MALANG AKIBAT KOREAN WAVE (K-POP DAN K-DRAMA)\",\"authors\":\"Afaf Zakiyah Z, Naflah Rifqi, Rohmatul Azizah Zaituni\",\"doi\":\"10.18860/mjpai.v1i1.1082\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"K-Pop and K-Drama, which were allegedly only dimensioned in the entertainment world, turned out to have implications for the religiosity of the audience. It has been proven that some acts of fanaticism shown by the fans resulted in the level of faith and the intensity of their worship decreasing. The spread of the Korean Wave (hallyu) which includes K-Pop and K-Drama is well packaged and visualized based on international standards, so that various demographic layers -including Islamic Religious Education students- can access it easily and at the same time enjoy it. With the increasing number of fans, the imperialism of the Korean Wave which is rooted in K-Pop and K-Drama has become a new wave of globalization The shift that arises is not only in the cultural aspect, a significant shift in religiosity is also rife. This study aims to determine the phenomenon of shifting religious values due to the Korean Wave, especially K-Pop and K-Drama. This research uses an interview method with a qualitative descriptive approach. Subjects are students of Islamic Religious Education at the State Islamic University of Malang with an age category of 18 to 21 years. The results of this study showed that the subjects experience symptoms of decreased religiosity, including the intensity of studying religion is distracted by the intensity of enjoying Korean content, delaying prayers because watching idol concerts and K-Dramas, deepening the history of idols or Korean culture compared to Islamic Tarikh science, and also memorizing Korean songs more than Islamic songs. Some respondents even stated that they are more interested in learning Korean than Arabic. This phenomenon is a challenge for the world of Islamic education. However, this needs to be analyzed further in order to take lessons in Islamic da'wah both in the internal (Muslims) and external spheres. \\nABSTRAK \\nK-Pop dan K-Drama yang disinyalir hanya berdimensi pada dunia hiburan ternyata telah mengimplikasi religiusitas para penikmatnya. Telah terbukti beberapa tindak fanatisme yang ditampakkan oleh para fans mengakibatkan kadar keimanan dan intensitas ibadah mereka menurun. Persebaran Korean Wave (hallyu) yang termasuk di dalamnya K-Pop dan K-Drama dikemas dengan apik dan divisualisasikan berdasar standar internasional, sehingga berbagai lapisan demografi -tak terkecuali mahasiswa Pendidikan Agama Islam- dapat mengaksesnya dengan mudah juga sekaligus menggemarinya. Pergeseran yang timbul tak hanya pada aspek budaya, pergeseran religiusitas yang signifikan juga marak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena pergeseran nilai-nilai religius akibat Korean Wave, khususnya K-Pop dan K-Drama. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Malang dengan kategori usia 18 sampai 21 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala penurunan religiusitas, di antaranya intensitas mengkaji agama teralihkan dengan intensitas menikmati konten Korea, menunda sholat karena menonton konser idola dan K-Drama, lebih mendalami sejarah idola atau kebudayaan Korea dibanding dengan ilmu Tarikh Islam, lebih menghafal lagu-lagu Korea daripada lagu-lagu Islami, dan juga lebih tertarik belajar bahasa Korea dibanding bahasa Arab. Fenomena yang terjadi merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Islam. Bagaimanapun hal ini perlu dianalisis lebih lanjut guna mengambil hikmah dalam dakwah Islam baik di lingkup internal (kaum muslimin) maupun lingkup eksternal.\",\"PeriodicalId\":258300,\"journal\":{\"name\":\"Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam\",\"volume\":\"29 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/mjpai.v1i1.1082\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/mjpai.v1i1.1082","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
据称只存在于娱乐圈的K-Pop和K-Drama,竟然对观众的宗教信仰产生了影响。事实证明,球迷的一些狂热行为导致了他们的信仰水平和崇拜强度的下降。韩流(韩流)的传播,包括K-Pop和K-Drama,根据国际标准进行了很好的包装和可视化,以便不同的人口层次-包括伊斯兰宗教教育的学生-可以很容易地访问它,同时享受它。随着粉丝数量的增加,植根于K-Pop和K-Drama的韩流帝国主义已经成为一股新的全球化浪潮。这种转变不仅出现在文化方面,在宗教信仰方面也发生了重大变化。本研究旨在确定韩流,特别是K-Pop和K-Drama所带来的宗教价值观转变现象。本研究采用访谈法和定性描述法。研究对象是在玛琅国立伊斯兰大学接受伊斯兰宗教教育的学生,年龄在18至21岁之间。研究结果显示,被调查对象的宗教虔诚度下降的症状有:因享受韩国内容的强度而使宗教研究的强度分散;因观看偶像演唱会和k剧而推迟祈祷;与伊斯兰教的塔里克科学相比,偶像或韩国文化的历史更加深刻;一些受访者甚至表示,比起阿拉伯语,他们对韩语更感兴趣。这种现象对伊斯兰教育界来说是一个挑战。然而,这需要进一步分析,以便在内部(穆斯林)和外部领域吸取伊斯兰达瓦的教训。【摘要】韩流、韩剧、韩剧、韩剧、韩剧、韩剧、韩剧、韩剧、韩剧、韩剧。这是我最喜欢的地方,我最喜欢的地方,我最喜欢的地方,我最喜欢的地方。Persebaran韩流(韩流)yang termasuk di dalamnya K-Pop dan K-Drama dikemas dengan apik dan divisualisasikan berdasar standard international, sehinga berbagai lapisan人口统计学-tak terkecuali mahasiswa Pendidikan Agama Islam- dapat mengaksesnya dengan mudah juga sekaligus menggemarinya。pergesan yang timbul tak hanya padasspeak budaya, pergesan religiusitas yang signfikan juga marak terjadi。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui现象pergeseran nilai-nilai religius akibat韩流,khususnya韩流和韩剧。Penelitian ini menggunakan方法wawananca dengan pendekatan deskscriptif quality。Subjek adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam university is Islam Negeri Malang dengan kategori usia 18 sampai 21 tahun。Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala penurunan religiusitas, di antaranya intensitas mengkaji agama teralihkan dengan intensitas menikmati konten Korea, menunda sholat karena menonton konser idola dan K-Drama, lebih mendalami sejarah idola atau kebudayaan Korea dibandan ilmu Tarikh Islam, lebih menghafal lagu Korea daripada lagu Islam, dan juga lebih tertarik belajar bahasa Korea dibandan bahasa arabic。现象yang terjadi merupakan tantangan bagi dunia pendidikan伊斯兰教。Bagaimanapun hal ini perlu dianalis lebih lanjut guna mengbil hikmah dalam dakwah Islam baik di lingup internal(穆斯林)maupun lingup eksternal。
FENOMENA PERGESERAN NILAI–NILAI RELIGIUS MAHASISWA PAI UIN MALANG AKIBAT KOREAN WAVE (K-POP DAN K-DRAMA)
K-Pop and K-Drama, which were allegedly only dimensioned in the entertainment world, turned out to have implications for the religiosity of the audience. It has been proven that some acts of fanaticism shown by the fans resulted in the level of faith and the intensity of their worship decreasing. The spread of the Korean Wave (hallyu) which includes K-Pop and K-Drama is well packaged and visualized based on international standards, so that various demographic layers -including Islamic Religious Education students- can access it easily and at the same time enjoy it. With the increasing number of fans, the imperialism of the Korean Wave which is rooted in K-Pop and K-Drama has become a new wave of globalization The shift that arises is not only in the cultural aspect, a significant shift in religiosity is also rife. This study aims to determine the phenomenon of shifting religious values due to the Korean Wave, especially K-Pop and K-Drama. This research uses an interview method with a qualitative descriptive approach. Subjects are students of Islamic Religious Education at the State Islamic University of Malang with an age category of 18 to 21 years. The results of this study showed that the subjects experience symptoms of decreased religiosity, including the intensity of studying religion is distracted by the intensity of enjoying Korean content, delaying prayers because watching idol concerts and K-Dramas, deepening the history of idols or Korean culture compared to Islamic Tarikh science, and also memorizing Korean songs more than Islamic songs. Some respondents even stated that they are more interested in learning Korean than Arabic. This phenomenon is a challenge for the world of Islamic education. However, this needs to be analyzed further in order to take lessons in Islamic da'wah both in the internal (Muslims) and external spheres.
ABSTRAK
K-Pop dan K-Drama yang disinyalir hanya berdimensi pada dunia hiburan ternyata telah mengimplikasi religiusitas para penikmatnya. Telah terbukti beberapa tindak fanatisme yang ditampakkan oleh para fans mengakibatkan kadar keimanan dan intensitas ibadah mereka menurun. Persebaran Korean Wave (hallyu) yang termasuk di dalamnya K-Pop dan K-Drama dikemas dengan apik dan divisualisasikan berdasar standar internasional, sehingga berbagai lapisan demografi -tak terkecuali mahasiswa Pendidikan Agama Islam- dapat mengaksesnya dengan mudah juga sekaligus menggemarinya. Pergeseran yang timbul tak hanya pada aspek budaya, pergeseran religiusitas yang signifikan juga marak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena pergeseran nilai-nilai religius akibat Korean Wave, khususnya K-Pop dan K-Drama. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek adalah mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Malang dengan kategori usia 18 sampai 21 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami gejala penurunan religiusitas, di antaranya intensitas mengkaji agama teralihkan dengan intensitas menikmati konten Korea, menunda sholat karena menonton konser idola dan K-Drama, lebih mendalami sejarah idola atau kebudayaan Korea dibanding dengan ilmu Tarikh Islam, lebih menghafal lagu-lagu Korea daripada lagu-lagu Islami, dan juga lebih tertarik belajar bahasa Korea dibanding bahasa Arab. Fenomena yang terjadi merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Islam. Bagaimanapun hal ini perlu dianalisis lebih lanjut guna mengambil hikmah dalam dakwah Islam baik di lingkup internal (kaum muslimin) maupun lingkup eksternal.