{"title":"布罗莫滕格尔塞默鲁国家公园游客流转率下降,社区接受联合营销活动:社会实践实践方法","authors":"M. Purnomo","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2018.029.1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pariwisata merupakan sektor ekonomi bermultiple efek tinggi, waktu pengembangan relatif pendek dan tidak membutuhkan investasi yang relatif tinggi sehingga menjadi prioritas pembangunan disemua negara. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kegiatan perekonomian lokal. Mengambil kasus pengelolaan homestay lokal di desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan pendekatan sosial praktik teori, riset ini menjelaskan kenapa para pelaku ekonomi lokal terutama pemilik homestay tidak mampu mengambil keuntungan di tengah pertumbuhan industry tourism yang akhir-akhir ini berkembang. Dari tiga dimensi teoritik dari sosial praktek teori yakni infrastruktur material untuk memilih, pemaknaan terhadap homestay, dan kemampuan untuk memilih seluruhnya kurang mendukung wisatawan untuk menginap di homestay. Infrastruktur material berupa fasilitas, pelayanan, hingga kenyamanan kamar dipersepsikan negative oleh para wisatawan. Sebagian besar wisatawan memaknai menginap di homestay hanyalah sekedar transit agar lebih dekat dengan object wisata saja. Sementara pada dimensi, “performance” rendahnya informasi tentang homestay yang kurang “well informed” menyebabkan pertimbangan pelanggan dalam mengambil keputusan kurang akurat. Sementara itu, analisis terhadap penerimaan konsep pemasaran bersama meperlihatkan kecenderungan cukup baik dimana pemilik homestay mampu menetapkan berapa fee untuk pengelola, siapa yang mereka percaya untuk mengelola, dimana lokasi kantor pengelola juga penurunan harga yang ditawarkan dari harga saat ini. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan perbaikan pada infrastuktur material, mengubah makna homestay dari transit menjadi tinggal dengan menambah object wisata berbasis seni dan budaya, serta memberikan informasi yang cukup kepada wisatawan sehingga dimensi “performance” mereka dalam mengambil keputusan untuk menginap di homestay menjadi lebih baik. Sementara itu, penerimaan para pemilik homestay atas konsep pemasaran bersama perlu dikembangkan lebih lanjut menjadi konsep yang lebih operatif.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori\",\"authors\":\"M. Purnomo\",\"doi\":\"10.21776/UB.HABITAT.2018.029.1.2\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pariwisata merupakan sektor ekonomi bermultiple efek tinggi, waktu pengembangan relatif pendek dan tidak membutuhkan investasi yang relatif tinggi sehingga menjadi prioritas pembangunan disemua negara. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kegiatan perekonomian lokal. Mengambil kasus pengelolaan homestay lokal di desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan pendekatan sosial praktik teori, riset ini menjelaskan kenapa para pelaku ekonomi lokal terutama pemilik homestay tidak mampu mengambil keuntungan di tengah pertumbuhan industry tourism yang akhir-akhir ini berkembang. Dari tiga dimensi teoritik dari sosial praktek teori yakni infrastruktur material untuk memilih, pemaknaan terhadap homestay, dan kemampuan untuk memilih seluruhnya kurang mendukung wisatawan untuk menginap di homestay. Infrastruktur material berupa fasilitas, pelayanan, hingga kenyamanan kamar dipersepsikan negative oleh para wisatawan. Sebagian besar wisatawan memaknai menginap di homestay hanyalah sekedar transit agar lebih dekat dengan object wisata saja. Sementara pada dimensi, “performance” rendahnya informasi tentang homestay yang kurang “well informed” menyebabkan pertimbangan pelanggan dalam mengambil keputusan kurang akurat. Sementara itu, analisis terhadap penerimaan konsep pemasaran bersama meperlihatkan kecenderungan cukup baik dimana pemilik homestay mampu menetapkan berapa fee untuk pengelola, siapa yang mereka percaya untuk mengelola, dimana lokasi kantor pengelola juga penurunan harga yang ditawarkan dari harga saat ini. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan perbaikan pada infrastuktur material, mengubah makna homestay dari transit menjadi tinggal dengan menambah object wisata berbasis seni dan budaya, serta memberikan informasi yang cukup kepada wisatawan sehingga dimensi “performance” mereka dalam mengambil keputusan untuk menginap di homestay menjadi lebih baik. Sementara itu, penerimaan para pemilik homestay atas konsep pemasaran bersama perlu dikembangkan lebih lanjut menjadi konsep yang lebih operatif.\",\"PeriodicalId\":190161,\"journal\":{\"name\":\"The Habitat\",\"volume\":\"62 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-08-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"The Habitat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2018.029.1.2\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Habitat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2018.029.1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
旅游业是一个多层次的经济部门,发展时间相对较短,不需要相对较高的投资,因此成为所有国家的发展优先事项。然而,游客数量的增加并不一定与当地经济活动的增加有关。在布罗莫滕格尔塞默鲁国家公园(Bromo腾格里Semeru national park)的地方住房管理案件中,利用社会实践理论的方法,这项研究解释了为什么当地经济人士特别是homestay业主无法在当前增长的旅游业中获利。从材料基础设施的第三维度社会实践理论中,即选择材料基础设施、实施房屋和选择完全不支持游客住在寄宿家庭的能力。材料基础设施,设施,服务,甚至舒适的房间都被消极的游客排挤。大多数租房者只是过境,以便更接近旅游对象。虽然在维度上,关于家庭信息的“表现”较低,但缺乏“良好信息”,导致消费者考虑做出不准确的决定。与此同时,对联合市场概念的分析显示出相当大的趋势,即房主能够确定管理人员的费用,他们相信管理人员可以管理,而管理办公室的位置也可以从当前价格中扣除。因此,建议对材料infrastutuu进行改进,通过增加以艺术和文化为基础的旅游对象,将家庭生活的意义转化为生活,并向游客提供足够的信息,使他们决定住在寄宿家庭的方式变得更好。与此同时,寄宿家庭所有者对联合营销概念的接受需要进一步发展成为一个更有效的概念。
Penurunan Tingkat Hunian Homestay di Kawasan Wisata Desa Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kegiatan Pemasaran Bersama: Pendekatan Sosial Praktek Teori
Pariwisata merupakan sektor ekonomi bermultiple efek tinggi, waktu pengembangan relatif pendek dan tidak membutuhkan investasi yang relatif tinggi sehingga menjadi prioritas pembangunan disemua negara. Namun demikian, peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kegiatan perekonomian lokal. Mengambil kasus pengelolaan homestay lokal di desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan pendekatan sosial praktik teori, riset ini menjelaskan kenapa para pelaku ekonomi lokal terutama pemilik homestay tidak mampu mengambil keuntungan di tengah pertumbuhan industry tourism yang akhir-akhir ini berkembang. Dari tiga dimensi teoritik dari sosial praktek teori yakni infrastruktur material untuk memilih, pemaknaan terhadap homestay, dan kemampuan untuk memilih seluruhnya kurang mendukung wisatawan untuk menginap di homestay. Infrastruktur material berupa fasilitas, pelayanan, hingga kenyamanan kamar dipersepsikan negative oleh para wisatawan. Sebagian besar wisatawan memaknai menginap di homestay hanyalah sekedar transit agar lebih dekat dengan object wisata saja. Sementara pada dimensi, “performance” rendahnya informasi tentang homestay yang kurang “well informed” menyebabkan pertimbangan pelanggan dalam mengambil keputusan kurang akurat. Sementara itu, analisis terhadap penerimaan konsep pemasaran bersama meperlihatkan kecenderungan cukup baik dimana pemilik homestay mampu menetapkan berapa fee untuk pengelola, siapa yang mereka percaya untuk mengelola, dimana lokasi kantor pengelola juga penurunan harga yang ditawarkan dari harga saat ini. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan perbaikan pada infrastuktur material, mengubah makna homestay dari transit menjadi tinggal dengan menambah object wisata berbasis seni dan budaya, serta memberikan informasi yang cukup kepada wisatawan sehingga dimensi “performance” mereka dalam mengambil keputusan untuk menginap di homestay menjadi lebih baik. Sementara itu, penerimaan para pemilik homestay atas konsep pemasaran bersama perlu dikembangkan lebih lanjut menjadi konsep yang lebih operatif.