全球基金会在南苏拉威西的人类安全背景下的作用:结核病病例研究

Dhani Hady Pratama, Farahdiba Rachma Bachtiar
{"title":"全球基金会在南苏拉威西的人类安全背景下的作用:结核病病例研究","authors":"Dhani Hady Pratama, Farahdiba Rachma Bachtiar","doi":"10.31947/hjirs.v2i2.22638","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Security is not only about the freedom of the state from military threats, but also free from non-traditional threats such as health. In the case of TB, for example, which may not as popular as the Covid-19 virus, there are 1.2 million people in the world who die every year. For this reason, as a global agenda in the Sustainable Development Goals (SDGs), TB disease such as HIV/AIDS and Malaria must be addressed together. To that end, the United Nations encourages the establishment of the Global Fund (GF). GF is an international funding agency that works in the health sector. In Indonesia, the GF has been present since 2003 both with the Indonesian government and various community organizations, including in the context of South Sulawesi, namely the TB Care Community Foundation (YAMALI). For this reason, this study discusses the role of the GF in the context of human security in South Sulawesi with case studies of Tuberculosis (TB). The research method used was case study research by extracting data from documents or literature studies and field study by conducting interviews. The author finds that the role of GF through YAMALI is significant and widespread in ending TB in Indonesia. This is reflected in the various programs carried out, both directly and fully funded by GF and which are self-managed by YAMALI. This shows that studies and phenomena of international relations are no longer able to only be seen as big narratives or global agendas in the SDGs which are sufficiently managed by state elites or power holders who often dwell on high-level political issues. However, the issue of cross-border global development that is now included in the SDGs should be oriented towards People (Humans), Planet (Earth), Prosperity (Prosperity), Peace (Peace), and Partnership (Partnership).\n \n \nKeamanan tidak hanya seputar bebasnya negara dari ancaman militer saja, namun juga oleh ancaman non-tradisional seperti kesehatan. Dalam kasus TB misalnya yang meskipun tidak sepopuler virus Covid-19, terdapat1,2 juta orang di dunia yang meninggal setiap tahunnya. Untuk itu, sebagai agenda global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) penyakit TB sebagaimana HIV/AIDS dan Malaria harus diatasi bersama. Untuk itu, PBB mendorong pembentukan lembaga Global Fund. (GF). GF merupakan lembaga pendanaan internasional yang bekerja di bidang kesehatan. Di Indonesia, GF telah hadir sejak 2003 baik dengan pemerintah Indonesia maupun berbagai organisasi masyarakat termasuk dalam konteks Sulawesi Selatan yakni Yayasan masyarakat Peduli TB (YAMALI). Untuk itu penelitian ini membahas mengenai peran Global Fund dalam konteks keamanan manusia di Sulsel dengan studi kasus Penyakit Tuberkulosis (TB). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus dengan menggali data dari dokumen atau studi pustaka dan studi lapangan dengan melakukan wawancara. Penulis menemukan bahwa peran GF melalui YAMALI signifikan dan meluas dalam mengkahiri penyakit menular TB di Indonesia. Hal ini tercermin dari berbagai program yang dijalankan baik yang secara langsung dan penuh didanai oleh GF maupun yang dikelola sendiri oleh YAMALI. Hal ini menunjukkan bahwa kajian dan fenomena hubungan internasional tidak lagi hanya mampu dipandang sebagai narasi besar atau agenda global dalam SDGs yang cukup dikelola oleh elit negara atau pemegang kekuasaan yang sering berkutat pada persoalan politik tingkat tinggi. Namun, seharusnya isu pembangunan global lintas batas negara yang kini tercakup dalam SDGs harus berorientasi pada People (Manusia), Planet (Bumi), Prosperity (Kemakmuran), Peace (Perdamaian), dan Partnership (Kemitraan).\n ","PeriodicalId":309004,"journal":{"name":"Hasanuddin Journal of International Affairs","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Peran Global Fund dalam Konteks Keamanan Manusia di Sulawesi Selatan: Studi Kasus Penyakit Tuberkulosis\",\"authors\":\"Dhani Hady Pratama, Farahdiba Rachma Bachtiar\",\"doi\":\"10.31947/hjirs.v2i2.22638\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Security is not only about the freedom of the state from military threats, but also free from non-traditional threats such as health. In the case of TB, for example, which may not as popular as the Covid-19 virus, there are 1.2 million people in the world who die every year. For this reason, as a global agenda in the Sustainable Development Goals (SDGs), TB disease such as HIV/AIDS and Malaria must be addressed together. To that end, the United Nations encourages the establishment of the Global Fund (GF). GF is an international funding agency that works in the health sector. In Indonesia, the GF has been present since 2003 both with the Indonesian government and various community organizations, including in the context of South Sulawesi, namely the TB Care Community Foundation (YAMALI). For this reason, this study discusses the role of the GF in the context of human security in South Sulawesi with case studies of Tuberculosis (TB). The research method used was case study research by extracting data from documents or literature studies and field study by conducting interviews. The author finds that the role of GF through YAMALI is significant and widespread in ending TB in Indonesia. This is reflected in the various programs carried out, both directly and fully funded by GF and which are self-managed by YAMALI. This shows that studies and phenomena of international relations are no longer able to only be seen as big narratives or global agendas in the SDGs which are sufficiently managed by state elites or power holders who often dwell on high-level political issues. However, the issue of cross-border global development that is now included in the SDGs should be oriented towards People (Humans), Planet (Earth), Prosperity (Prosperity), Peace (Peace), and Partnership (Partnership).\\n \\n \\nKeamanan tidak hanya seputar bebasnya negara dari ancaman militer saja, namun juga oleh ancaman non-tradisional seperti kesehatan. Dalam kasus TB misalnya yang meskipun tidak sepopuler virus Covid-19, terdapat1,2 juta orang di dunia yang meninggal setiap tahunnya. Untuk itu, sebagai agenda global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) penyakit TB sebagaimana HIV/AIDS dan Malaria harus diatasi bersama. Untuk itu, PBB mendorong pembentukan lembaga Global Fund. (GF). GF merupakan lembaga pendanaan internasional yang bekerja di bidang kesehatan. Di Indonesia, GF telah hadir sejak 2003 baik dengan pemerintah Indonesia maupun berbagai organisasi masyarakat termasuk dalam konteks Sulawesi Selatan yakni Yayasan masyarakat Peduli TB (YAMALI). Untuk itu penelitian ini membahas mengenai peran Global Fund dalam konteks keamanan manusia di Sulsel dengan studi kasus Penyakit Tuberkulosis (TB). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus dengan menggali data dari dokumen atau studi pustaka dan studi lapangan dengan melakukan wawancara. Penulis menemukan bahwa peran GF melalui YAMALI signifikan dan meluas dalam mengkahiri penyakit menular TB di Indonesia. Hal ini tercermin dari berbagai program yang dijalankan baik yang secara langsung dan penuh didanai oleh GF maupun yang dikelola sendiri oleh YAMALI. Hal ini menunjukkan bahwa kajian dan fenomena hubungan internasional tidak lagi hanya mampu dipandang sebagai narasi besar atau agenda global dalam SDGs yang cukup dikelola oleh elit negara atau pemegang kekuasaan yang sering berkutat pada persoalan politik tingkat tinggi. Namun, seharusnya isu pembangunan global lintas batas negara yang kini tercakup dalam SDGs harus berorientasi pada People (Manusia), Planet (Bumi), Prosperity (Kemakmuran), Peace (Perdamaian), dan Partnership (Kemitraan).\\n \",\"PeriodicalId\":309004,\"journal\":{\"name\":\"Hasanuddin Journal of International Affairs\",\"volume\":\"78 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Hasanuddin Journal of International Affairs\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31947/hjirs.v2i2.22638\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Hasanuddin Journal of International Affairs","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31947/hjirs.v2i2.22638","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

安全不仅是指国家不受军事威胁,而且也不受卫生等非传统威胁的威胁。例如,结核病可能不像Covid-19病毒那样流行,但世界上每年有120万人死于结核病。因此,作为可持续发展目标的一项全球议程,必须共同应对艾滋病毒/艾滋病和疟疾等结核病。为此目的,联合国鼓励设立全球基金(基金)。GF是一个在卫生部门工作的国际供资机构。在印度尼西亚,自2003年以来一直与印度尼西亚政府和各种社区组织合作,包括在南苏拉威西,即结核病护理社区基金会(YAMALI)。出于这个原因,本研究通过对结核病(TB)的案例研究,讨论了GF在南苏拉威西省人类安全背景下的作用。研究方法为从文献或文献中提取数据的案例研究和通过访谈进行的实地研究。作者发现,GF通过YAMALI在印度尼西亚结束结核病方面发挥了重要和广泛的作用。这反映在GF直接和全额资助并由YAMALI自行管理的各种方案中。这表明,国际关系研究和现象不能再仅仅被视为可持续发展目标中的宏大叙事或全球议程,这些叙事和议程由国家精英或掌权者充分管理,他们经常关注高层政治问题。然而,现在被纳入可持续发展目标的跨境全球发展问题应该面向人民(人类),行星(地球),繁荣(繁荣),和平(和平)和伙伴关系(伙伴关系)。Keamanan tidak hanya seputar bebasnya negara dari anaman military saja, namun juga oleh anaman非传统的seputar kesehatan。达拉姆结核病毒(TB misalnya yang meskipun tidak - populpopulvirus Covid-19, terdapat1,2)。与此同时,全球可持续发展目标(sdg)包括结核病、艾滋病毒/艾滋病和疟疾。Untuk itu, PBB mendorong pembentukan lembaga全球基金。(火焰杯)。GF merupakan lembaga pendanan international yang bekerja di bidang kesehatan。印度尼西亚,GF telah hadir sejak, 2003年,在印度尼西亚,在苏拉威西,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚。联合国儿童基金会(Untuk)的一名成员说,联合国儿童基金会(Global Fund)的一项研究表明,联合国儿童基金会正在研究结核病(TB)。自适应方法penelitian yang digunakan adalah penelitian研究kasus dengan menggali数据dari dokumen atau研究pustaka dan研究lapangan dengan melakukan wawankara。Penulis menemukan bahwa peran GF melalui YAMALI signfikan dan meluas dalam mengkahiri penyakit menular TB di Indonesia。Hal ini tercermin dari berbagai程序yang dijalankan baik yang secara langsung dan penuh didanai oleh GF maupun yang dikelola sendiri oleh YAMALI。halini menunjukkan bahwa kajian dan现象hubungan国际潮流lagi hanya mampu dipandang sebagai narasi besar atau议程全球可持续发展目标yang cuup dikelola oleh精英negara atau pemegang kekuasan yang服务berkutat pata个人政治潮流tingkat tinggi。Namun, seharusnya isu pembangunan全球lintas batas negara yang kini tercup dalam可持续发展目标包括人类(Manusia)、地球(Bumi)、繁荣(Kemakmuran)、和平(Perdamaian)和伙伴关系(Kemitraan)。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Peran Global Fund dalam Konteks Keamanan Manusia di Sulawesi Selatan: Studi Kasus Penyakit Tuberkulosis
Security is not only about the freedom of the state from military threats, but also free from non-traditional threats such as health. In the case of TB, for example, which may not as popular as the Covid-19 virus, there are 1.2 million people in the world who die every year. For this reason, as a global agenda in the Sustainable Development Goals (SDGs), TB disease such as HIV/AIDS and Malaria must be addressed together. To that end, the United Nations encourages the establishment of the Global Fund (GF). GF is an international funding agency that works in the health sector. In Indonesia, the GF has been present since 2003 both with the Indonesian government and various community organizations, including in the context of South Sulawesi, namely the TB Care Community Foundation (YAMALI). For this reason, this study discusses the role of the GF in the context of human security in South Sulawesi with case studies of Tuberculosis (TB). The research method used was case study research by extracting data from documents or literature studies and field study by conducting interviews. The author finds that the role of GF through YAMALI is significant and widespread in ending TB in Indonesia. This is reflected in the various programs carried out, both directly and fully funded by GF and which are self-managed by YAMALI. This shows that studies and phenomena of international relations are no longer able to only be seen as big narratives or global agendas in the SDGs which are sufficiently managed by state elites or power holders who often dwell on high-level political issues. However, the issue of cross-border global development that is now included in the SDGs should be oriented towards People (Humans), Planet (Earth), Prosperity (Prosperity), Peace (Peace), and Partnership (Partnership).     Keamanan tidak hanya seputar bebasnya negara dari ancaman militer saja, namun juga oleh ancaman non-tradisional seperti kesehatan. Dalam kasus TB misalnya yang meskipun tidak sepopuler virus Covid-19, terdapat1,2 juta orang di dunia yang meninggal setiap tahunnya. Untuk itu, sebagai agenda global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) penyakit TB sebagaimana HIV/AIDS dan Malaria harus diatasi bersama. Untuk itu, PBB mendorong pembentukan lembaga Global Fund. (GF). GF merupakan lembaga pendanaan internasional yang bekerja di bidang kesehatan. Di Indonesia, GF telah hadir sejak 2003 baik dengan pemerintah Indonesia maupun berbagai organisasi masyarakat termasuk dalam konteks Sulawesi Selatan yakni Yayasan masyarakat Peduli TB (YAMALI). Untuk itu penelitian ini membahas mengenai peran Global Fund dalam konteks keamanan manusia di Sulsel dengan studi kasus Penyakit Tuberkulosis (TB). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus dengan menggali data dari dokumen atau studi pustaka dan studi lapangan dengan melakukan wawancara. Penulis menemukan bahwa peran GF melalui YAMALI signifikan dan meluas dalam mengkahiri penyakit menular TB di Indonesia. Hal ini tercermin dari berbagai program yang dijalankan baik yang secara langsung dan penuh didanai oleh GF maupun yang dikelola sendiri oleh YAMALI. Hal ini menunjukkan bahwa kajian dan fenomena hubungan internasional tidak lagi hanya mampu dipandang sebagai narasi besar atau agenda global dalam SDGs yang cukup dikelola oleh elit negara atau pemegang kekuasaan yang sering berkutat pada persoalan politik tingkat tinggi. Namun, seharusnya isu pembangunan global lintas batas negara yang kini tercakup dalam SDGs harus berorientasi pada People (Manusia), Planet (Bumi), Prosperity (Kemakmuran), Peace (Perdamaian), dan Partnership (Kemitraan).  
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Kepentingan Australia dalam Diplomasi Pembangunan terhadap Nauru Retaliasi China terhadap Amerika Serikat dalam Konteks Perang Dagang Analisis Peran Medecins Sans Frontieres Terhadap Krisis Kemanusiaan Di Suriah Melalui Pendekatan Prinsip Kemanusiaan Peran United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dalam Menangani Pengungsi Luar Negeri di Indonesia pada Tahun 2016-2022 Krisis Energi Uni Eropa: Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Pasokan Energi yang Terbatas
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1