{"title":"传统治疗方法是通过在DRIYOREJO GRESIK village为高血压患者的自主监护方式","authors":"Ario Imandiri, Dwi Setiani Sumardiko, Maya Septriana, Myrna Adianti, Edith Frederika, Puruhito, Rini Hamsidi, Suryani Dyah Astuti, Annisa Mayzealuna, Siska Arianti, Carissa Alfreda, Assyarahil, Samy Bazher, N. Fauziah, Syarahiel Hamdani, Anem Alimdam","doi":"10.33772/mosiraha.v1i1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hasil pengkajian di Wilayah desa cangkir Driyorejo ini menunjukan bahwa adanya peningkatan penyakit kronis dan tidak menular seperti hipertensi pada suatu kelompok masyarakat. Hal ini didukung oleh sebagian masyarakat berpendapat bahwa pola makan sehat dengan membuat dan mengolah sendiri sendiri dapat menyebabkan kurangnya waktu untuk bekerja menjadi buruh pabrik. Subjek dalam pengabdian masyarakat kami adalah 15 orang warga di desa Cangkir Driyorejo Gresik yang memiliki masalah kesehatan berupa hipertensi. Tempat dan lokasi pengabdian masyarakat dilaksanakan di salah satu rumah warga yang bertempatan di RT 9 RW 2 Desa Cangkir Kecamatan Driyorejo. Rangkaian kegiatan dalam pengabdian masyarakat meliputi pemberian terapi selama kurang lebih 3 bulan yang diadakan satu kali tiap minggunya pada bulan Maret hingga Juni, serta Penyuluhan mengenai asuhan mandiri melalui pendekatan pengobatan tradisional pada kasus hipertensi dan gangguan muskuloskeletal pada bulan Mei dan Juni. Hasil dari kegiatan ini diukur dengan melihat dan melakukan perbandingan data tekanan darah responden selama kurang lebih 3 bulan untuk melihat penurunan tekanan darah responden. Setelah dilakukan terapi akupuntur selama 7 kali dan pemberian teh herbal sebanyak 3 kali yang diminum selama 3 minggu oleh responden. Didapati bahwa sebelum dilakukan rangkaian terapi pada responden, rata-rata tekanan darah responden yaitu Indikator penilaian keberhasilan penyuluhan dinilai berdasarkan adanya peningkatan pengetahuan warga mengenai tekanan darah tinggi yang dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan terdapat penurunan tekanan darah pada responden setelah dilakukan terapi selama 3 bulan dan peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi setelah dilakukan penyuluhan.","PeriodicalId":230110,"journal":{"name":"Mosiraha: Jurnal Pengabdian Farmasi","volume":"210 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PENDEKATAN PENGOBATAN TRADISIONAL MELALUI ASUHAN MANDIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA CANGKIR KECAMATAN DRIYOREJO GRESIK\",\"authors\":\"Ario Imandiri, Dwi Setiani Sumardiko, Maya Septriana, Myrna Adianti, Edith Frederika, Puruhito, Rini Hamsidi, Suryani Dyah Astuti, Annisa Mayzealuna, Siska Arianti, Carissa Alfreda, Assyarahil, Samy Bazher, N. Fauziah, Syarahiel Hamdani, Anem Alimdam\",\"doi\":\"10.33772/mosiraha.v1i1.2\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hasil pengkajian di Wilayah desa cangkir Driyorejo ini menunjukan bahwa adanya peningkatan penyakit kronis dan tidak menular seperti hipertensi pada suatu kelompok masyarakat. Hal ini didukung oleh sebagian masyarakat berpendapat bahwa pola makan sehat dengan membuat dan mengolah sendiri sendiri dapat menyebabkan kurangnya waktu untuk bekerja menjadi buruh pabrik. Subjek dalam pengabdian masyarakat kami adalah 15 orang warga di desa Cangkir Driyorejo Gresik yang memiliki masalah kesehatan berupa hipertensi. Tempat dan lokasi pengabdian masyarakat dilaksanakan di salah satu rumah warga yang bertempatan di RT 9 RW 2 Desa Cangkir Kecamatan Driyorejo. Rangkaian kegiatan dalam pengabdian masyarakat meliputi pemberian terapi selama kurang lebih 3 bulan yang diadakan satu kali tiap minggunya pada bulan Maret hingga Juni, serta Penyuluhan mengenai asuhan mandiri melalui pendekatan pengobatan tradisional pada kasus hipertensi dan gangguan muskuloskeletal pada bulan Mei dan Juni. Hasil dari kegiatan ini diukur dengan melihat dan melakukan perbandingan data tekanan darah responden selama kurang lebih 3 bulan untuk melihat penurunan tekanan darah responden. Setelah dilakukan terapi akupuntur selama 7 kali dan pemberian teh herbal sebanyak 3 kali yang diminum selama 3 minggu oleh responden. Didapati bahwa sebelum dilakukan rangkaian terapi pada responden, rata-rata tekanan darah responden yaitu Indikator penilaian keberhasilan penyuluhan dinilai berdasarkan adanya peningkatan pengetahuan warga mengenai tekanan darah tinggi yang dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan terdapat penurunan tekanan darah pada responden setelah dilakukan terapi selama 3 bulan dan peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi setelah dilakukan penyuluhan.\",\"PeriodicalId\":230110,\"journal\":{\"name\":\"Mosiraha: Jurnal Pengabdian Farmasi\",\"volume\":\"210 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Mosiraha: Jurnal Pengabdian Farmasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33772/mosiraha.v1i1.2\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mosiraha: Jurnal Pengabdian Farmasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33772/mosiraha.v1i1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENDEKATAN PENGOBATAN TRADISIONAL MELALUI ASUHAN MANDIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA CANGKIR KECAMATAN DRIYOREJO GRESIK
Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hasil pengkajian di Wilayah desa cangkir Driyorejo ini menunjukan bahwa adanya peningkatan penyakit kronis dan tidak menular seperti hipertensi pada suatu kelompok masyarakat. Hal ini didukung oleh sebagian masyarakat berpendapat bahwa pola makan sehat dengan membuat dan mengolah sendiri sendiri dapat menyebabkan kurangnya waktu untuk bekerja menjadi buruh pabrik. Subjek dalam pengabdian masyarakat kami adalah 15 orang warga di desa Cangkir Driyorejo Gresik yang memiliki masalah kesehatan berupa hipertensi. Tempat dan lokasi pengabdian masyarakat dilaksanakan di salah satu rumah warga yang bertempatan di RT 9 RW 2 Desa Cangkir Kecamatan Driyorejo. Rangkaian kegiatan dalam pengabdian masyarakat meliputi pemberian terapi selama kurang lebih 3 bulan yang diadakan satu kali tiap minggunya pada bulan Maret hingga Juni, serta Penyuluhan mengenai asuhan mandiri melalui pendekatan pengobatan tradisional pada kasus hipertensi dan gangguan muskuloskeletal pada bulan Mei dan Juni. Hasil dari kegiatan ini diukur dengan melihat dan melakukan perbandingan data tekanan darah responden selama kurang lebih 3 bulan untuk melihat penurunan tekanan darah responden. Setelah dilakukan terapi akupuntur selama 7 kali dan pemberian teh herbal sebanyak 3 kali yang diminum selama 3 minggu oleh responden. Didapati bahwa sebelum dilakukan rangkaian terapi pada responden, rata-rata tekanan darah responden yaitu Indikator penilaian keberhasilan penyuluhan dinilai berdasarkan adanya peningkatan pengetahuan warga mengenai tekanan darah tinggi yang dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan terdapat penurunan tekanan darah pada responden setelah dilakukan terapi selama 3 bulan dan peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi setelah dilakukan penyuluhan.