{"title":"接受皈依的家庭成员","authors":"Anggy Wirnasary","doi":"10.22373/jsai.v2i3.1335","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to determine the family's motives for changing attitudes from refusing to accepting back their family members who converted to Islam (converts). This study was a qualitative method with a descriptive approach. Data were collected through observation, in-depth interviews, and relevant literature. This study found that families changed from refusing became accept their family members who converted to Muslims driven by several things: (1) psychological-emotional motivation in the form of affection for children; (2) Economic pragmatic reasons because children who convert to Islam are able to meet the economic needs of the family, and; (3) The ability of converts to take the \"heart\" of their extended family through the creation of warm communication. Subjective reasons formed through the linking of emotional-psychological relationships, pragmatic interests, and warm communication within the extended family circle, succeeded in encouraging the re-integration of a family. \n \nAbstrak \nPenelitian bertujuan untuk mengetahui pada motif keluarga berubah sikap dari menolak menjadi menerima kembali anggota keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan pemanfaatan dokumen. Studi ini menemukan keluarga berubah sikap dari menolak menjadi menerima kembali anggota keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf) didorong oleh: (1) Motivasi emosional psikologis berupa perasaan sayang kepada anak; (2) Alasan pragmatis ekonomi karena Anak yang mualaf mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dan; (3) Kemampuan mualaf mengambil “hati” keluarga besarnya melalui penciptaan komunikasi yang hangat. Alasan subjektif yang terbentuk melalui pertautan hubungan emosional-psikologis, kepentingan pragmatis dan komunikasi hangat dalam lingkaran keluarga besar, berhasil mendorong terintegrasinya kembali suatu keluarga. \n ","PeriodicalId":433836,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penerimaan terhadap Anggota Keluarga yang Pindah Agama\",\"authors\":\"Anggy Wirnasary\",\"doi\":\"10.22373/jsai.v2i3.1335\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This study aims to determine the family's motives for changing attitudes from refusing to accepting back their family members who converted to Islam (converts). This study was a qualitative method with a descriptive approach. Data were collected through observation, in-depth interviews, and relevant literature. This study found that families changed from refusing became accept their family members who converted to Muslims driven by several things: (1) psychological-emotional motivation in the form of affection for children; (2) Economic pragmatic reasons because children who convert to Islam are able to meet the economic needs of the family, and; (3) The ability of converts to take the \\\"heart\\\" of their extended family through the creation of warm communication. Subjective reasons formed through the linking of emotional-psychological relationships, pragmatic interests, and warm communication within the extended family circle, succeeded in encouraging the re-integration of a family. \\n \\nAbstrak \\nPenelitian bertujuan untuk mengetahui pada motif keluarga berubah sikap dari menolak menjadi menerima kembali anggota keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan pemanfaatan dokumen. Studi ini menemukan keluarga berubah sikap dari menolak menjadi menerima kembali anggota keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf) didorong oleh: (1) Motivasi emosional psikologis berupa perasaan sayang kepada anak; (2) Alasan pragmatis ekonomi karena Anak yang mualaf mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dan; (3) Kemampuan mualaf mengambil “hati” keluarga besarnya melalui penciptaan komunikasi yang hangat. Alasan subjektif yang terbentuk melalui pertautan hubungan emosional-psikologis, kepentingan pragmatis dan komunikasi hangat dalam lingkaran keluarga besar, berhasil mendorong terintegrasinya kembali suatu keluarga. \\n \",\"PeriodicalId\":433836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"volume\":\"22 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jsai.v2i3.1335\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jsai.v2i3.1335","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在确定家庭从拒绝接受皈依伊斯兰教的家庭成员转变态度的动机。本研究采用定性与描述性相结合的方法。通过观察法、深度访谈法和相关文献法收集数据。本研究发现,家庭对皈依穆斯林的家庭成员由拒绝转变为接受,主要受以下几个因素的驱动:(1)以对孩子的喜爱为表现形式的心理情感动机;(2)经济上的务实原因,因为皈依伊斯兰教的孩子能够满足家庭的经济需求;(3)皈依者通过创造温暖的交流来获得他们大家庭“心”的能力。通过情感-心理关系、实用主义利益和大家庭内的温暖交流的联系形成的主观原因成功地鼓励了家庭的重新整合。摘要:Penelitian bertujuan untuk mengetahui paada motif keluarga beruba sikap dari menjadi menerima kembali keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf)。Penelitian ini mongunakan方法定性登安mongunakan pendekatan书桌。彭普兰的数据是由中国气象局、气象台、气象台、气象台、气象台和气象台共同提供的。(1)心理心理学研究:心理心理学研究:心理心理学研究:心理心理学研究:心理心理学研究;(2) Alasan pragmatic economi karena Anak yang mampu memenuhi kebutuhan economi keluarga;(3) Kemampuan mualaf mengambil " hati " keluarga besarya melalui penciptaan komunikasi yang hangat。研究对象为情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学、情感心理学。
Penerimaan terhadap Anggota Keluarga yang Pindah Agama
This study aims to determine the family's motives for changing attitudes from refusing to accepting back their family members who converted to Islam (converts). This study was a qualitative method with a descriptive approach. Data were collected through observation, in-depth interviews, and relevant literature. This study found that families changed from refusing became accept their family members who converted to Muslims driven by several things: (1) psychological-emotional motivation in the form of affection for children; (2) Economic pragmatic reasons because children who convert to Islam are able to meet the economic needs of the family, and; (3) The ability of converts to take the "heart" of their extended family through the creation of warm communication. Subjective reasons formed through the linking of emotional-psychological relationships, pragmatic interests, and warm communication within the extended family circle, succeeded in encouraging the re-integration of a family.
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pada motif keluarga berubah sikap dari menolak menjadi menerima kembali anggota keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan pemanfaatan dokumen. Studi ini menemukan keluarga berubah sikap dari menolak menjadi menerima kembali anggota keluarganya yang berpindah agama menjadi muslim (mualaf) didorong oleh: (1) Motivasi emosional psikologis berupa perasaan sayang kepada anak; (2) Alasan pragmatis ekonomi karena Anak yang mualaf mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dan; (3) Kemampuan mualaf mengambil “hati” keluarga besarnya melalui penciptaan komunikasi yang hangat. Alasan subjektif yang terbentuk melalui pertautan hubungan emosional-psikologis, kepentingan pragmatis dan komunikasi hangat dalam lingkaran keluarga besar, berhasil mendorong terintegrasinya kembali suatu keluarga.