{"title":"接触配方奶独家母乳喂养","authors":"Ajib Jayadi, Rusiati Rusiati, Asep Jalaludin Saleh","doi":"10.57084/jigzi.v3i1.913","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tujuan dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa bayi yang meninggal setelah kelahiran. Namun angka prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil Riskesdas 2020 hanya 15,3%, sedangkan di Provinsi Lampung pada tahun 2021 sebesar 59,4% dan Kota Bandar Lampung sebesar 61,93% pada tahun 2021. Adapun cakupan di Puskesmas Palapa hanya mencapai 27,5% di tahun 2021 dan kasus kematian bayi akibat diare meningkat dari 2 kasus pada tahun 2020 menjadi 4 kasus pada tahun 2021. Oleh karena itu proporsi pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang berhubungan perlu diketahui.Tujuan Penelitian: Diketahuinya paparan promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan metode potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang berusia 6-11 bulan yang berdomisili di 4 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Palapa Kota Bandar Lampung pada bulan April 2022 yang berjumlah 582 orang, sedangkan besar sampel sebanyak 201 yang dipilih dengan cara simple random sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan dan analisis data menggunakan stata versi 12.1Hasil Penelitian: Proporsi pemberian ASI eksklusif sebanyak 22,4%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kesehatan bayi (OR=3,345), pekerjaan ibu (OR=2,574), pengetahuan ibu (OR=2,431), promosi susu formula (OR=2,901) dan dukungan tenaga kesehatan (OR=3,079) dengan pemberian ASI Eksklusif. Namun pada analisis multivariat, promosi susu formula merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif disamping pengetahuan ibu (OR=2,903), pekerjaan ibu (OR=2,645), dan dukungan tenaga kesehatan (OR=2,341).Kesimpulan: Promosi susu formula di Kota Bandar Lampung harus lebih dikendalikan dengan membuat payung hukum yang lebih komprehensif berupa Perda Kota Bandar Lampung sehingga penghargaan dan sanksi bagi seluruh stake holder kesehatan lebih jelas dalam peningkatan cakupan pemberian ASI Eksklusif agar mendapatkan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa yang akan datang.Kata Kunci: ASI Eksklusif, Promosi susu formula","PeriodicalId":350866,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Paparan Promosi Susu Formula Terhadap Pemberian ASI Eksklusif\",\"authors\":\"Ajib Jayadi, Rusiati Rusiati, Asep Jalaludin Saleh\",\"doi\":\"10.57084/jigzi.v3i1.913\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang: Tujuan dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa bayi yang meninggal setelah kelahiran. Namun angka prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil Riskesdas 2020 hanya 15,3%, sedangkan di Provinsi Lampung pada tahun 2021 sebesar 59,4% dan Kota Bandar Lampung sebesar 61,93% pada tahun 2021. Adapun cakupan di Puskesmas Palapa hanya mencapai 27,5% di tahun 2021 dan kasus kematian bayi akibat diare meningkat dari 2 kasus pada tahun 2020 menjadi 4 kasus pada tahun 2021. Oleh karena itu proporsi pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang berhubungan perlu diketahui.Tujuan Penelitian: Diketahuinya paparan promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan metode potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang berusia 6-11 bulan yang berdomisili di 4 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Palapa Kota Bandar Lampung pada bulan April 2022 yang berjumlah 582 orang, sedangkan besar sampel sebanyak 201 yang dipilih dengan cara simple random sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan dan analisis data menggunakan stata versi 12.1Hasil Penelitian: Proporsi pemberian ASI eksklusif sebanyak 22,4%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kesehatan bayi (OR=3,345), pekerjaan ibu (OR=2,574), pengetahuan ibu (OR=2,431), promosi susu formula (OR=2,901) dan dukungan tenaga kesehatan (OR=3,079) dengan pemberian ASI Eksklusif. Namun pada analisis multivariat, promosi susu formula merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif disamping pengetahuan ibu (OR=2,903), pekerjaan ibu (OR=2,645), dan dukungan tenaga kesehatan (OR=2,341).Kesimpulan: Promosi susu formula di Kota Bandar Lampung harus lebih dikendalikan dengan membuat payung hukum yang lebih komprehensif berupa Perda Kota Bandar Lampung sehingga penghargaan dan sanksi bagi seluruh stake holder kesehatan lebih jelas dalam peningkatan cakupan pemberian ASI Eksklusif agar mendapatkan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa yang akan datang.Kata Kunci: ASI Eksklusif, Promosi susu formula\",\"PeriodicalId\":350866,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI)\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.57084/jigzi.v3i1.913\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.57084/jigzi.v3i1.913","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Paparan Promosi Susu Formula Terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Latar Belakang: Tujuan dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa bayi yang meninggal setelah kelahiran. Namun angka prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil Riskesdas 2020 hanya 15,3%, sedangkan di Provinsi Lampung pada tahun 2021 sebesar 59,4% dan Kota Bandar Lampung sebesar 61,93% pada tahun 2021. Adapun cakupan di Puskesmas Palapa hanya mencapai 27,5% di tahun 2021 dan kasus kematian bayi akibat diare meningkat dari 2 kasus pada tahun 2020 menjadi 4 kasus pada tahun 2021. Oleh karena itu proporsi pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang berhubungan perlu diketahui.Tujuan Penelitian: Diketahuinya paparan promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan metode potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang berusia 6-11 bulan yang berdomisili di 4 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Palapa Kota Bandar Lampung pada bulan April 2022 yang berjumlah 582 orang, sedangkan besar sampel sebanyak 201 yang dipilih dengan cara simple random sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan dan analisis data menggunakan stata versi 12.1Hasil Penelitian: Proporsi pemberian ASI eksklusif sebanyak 22,4%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kesehatan bayi (OR=3,345), pekerjaan ibu (OR=2,574), pengetahuan ibu (OR=2,431), promosi susu formula (OR=2,901) dan dukungan tenaga kesehatan (OR=3,079) dengan pemberian ASI Eksklusif. Namun pada analisis multivariat, promosi susu formula merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif disamping pengetahuan ibu (OR=2,903), pekerjaan ibu (OR=2,645), dan dukungan tenaga kesehatan (OR=2,341).Kesimpulan: Promosi susu formula di Kota Bandar Lampung harus lebih dikendalikan dengan membuat payung hukum yang lebih komprehensif berupa Perda Kota Bandar Lampung sehingga penghargaan dan sanksi bagi seluruh stake holder kesehatan lebih jelas dalam peningkatan cakupan pemberian ASI Eksklusif agar mendapatkan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa yang akan datang.Kata Kunci: ASI Eksklusif, Promosi susu formula