{"title":"Analisis Kestabilan Lereng pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan","authors":"Teddy W. Sudinda","doi":"10.29122/ALAMI.V4I2.4556","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Analisa kestabilan lereng di lokasi tambang batubara tanah laut Kalimantan Selatan telah dilakukan analisis tegangan-perpindahan dan Faktor Keamanan (SF) dengan menggunakan program Plaxis-2D. Pada permukaan lereng komponen gravitasi yang bekerja pada tanah cenderung akan menggerakkan tanah ke bawah. Komponen gravitasi ini disebut sebagai gaya penggerak tanah. Lereng mempunyai perkuatan alami yang berasal dari komponen material tanah itu sendiri untuk melawan gaya penggerak tanah, sehingga gerakkan tanah atau kelongsoran tidak terjadi. Ada banyak metode analisis yang bisa digunakan dalam menganilisis kestabilan lereng, salah satunya adalah dengan menggunakan Metode Elemen Hingga (Finite Element Method). Permasalahan kestabilan lereng diselesaikan dengan Metoda Elemen Hingga dengan menggunakan program Plaxis 2D, dimana data analisis diperoleh dari hasil penelitian terdahulu. Data analisis merupakan kombinasi dari berbagai data analisis yaitu jenis tanah dan kemiringan lereng. Hasil analisis terdahulu dengan menggunakan program Slope-W untuk Potongan East (S-W Section), Potongan West (S-W Section), Potongan East HW (N-S Section), Potongan East LW (N-S Section) diperoleh model keruntuhan (collapse) dengan angka keamanan SF < 1.0 dan dibandingkan dengan Analisis dengan menggunakan Plaxis-2D, dimana nilai angka keamanan SF < 1 tidak bisa ditentukan. Berdasarkan analisa Slope-W diperoleh nilai SF < 1.0 (0.114) dan analisis Plaxis diperoleh nilai SF < 1 terjadi pada Potongan East (S-W Section), hal ini menunjukan bahwa Analisa dengan program Slope-W dan program Plaxis 2D mempunyai hasil yang sama dalam menentukan kemungkinan akan terjadi keruntuhan.","PeriodicalId":270402,"journal":{"name":"Jurnal Alami : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Alami : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29122/ALAMI.V4I2.4556","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Kestabilan Lereng pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan
Analisa kestabilan lereng di lokasi tambang batubara tanah laut Kalimantan Selatan telah dilakukan analisis tegangan-perpindahan dan Faktor Keamanan (SF) dengan menggunakan program Plaxis-2D. Pada permukaan lereng komponen gravitasi yang bekerja pada tanah cenderung akan menggerakkan tanah ke bawah. Komponen gravitasi ini disebut sebagai gaya penggerak tanah. Lereng mempunyai perkuatan alami yang berasal dari komponen material tanah itu sendiri untuk melawan gaya penggerak tanah, sehingga gerakkan tanah atau kelongsoran tidak terjadi. Ada banyak metode analisis yang bisa digunakan dalam menganilisis kestabilan lereng, salah satunya adalah dengan menggunakan Metode Elemen Hingga (Finite Element Method). Permasalahan kestabilan lereng diselesaikan dengan Metoda Elemen Hingga dengan menggunakan program Plaxis 2D, dimana data analisis diperoleh dari hasil penelitian terdahulu. Data analisis merupakan kombinasi dari berbagai data analisis yaitu jenis tanah dan kemiringan lereng. Hasil analisis terdahulu dengan menggunakan program Slope-W untuk Potongan East (S-W Section), Potongan West (S-W Section), Potongan East HW (N-S Section), Potongan East LW (N-S Section) diperoleh model keruntuhan (collapse) dengan angka keamanan SF < 1.0 dan dibandingkan dengan Analisis dengan menggunakan Plaxis-2D, dimana nilai angka keamanan SF < 1 tidak bisa ditentukan. Berdasarkan analisa Slope-W diperoleh nilai SF < 1.0 (0.114) dan analisis Plaxis diperoleh nilai SF < 1 terjadi pada Potongan East (S-W Section), hal ini menunjukan bahwa Analisa dengan program Slope-W dan program Plaxis 2D mempunyai hasil yang sama dalam menentukan kemungkinan akan terjadi keruntuhan.