{"title":"万隆市森林质量研究","authors":"Kintan Annisa, Weishaguna","doi":"10.29313/jrpwk.v3i1.1805","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The existence of Green Open Spaces in the City of Bandung is decreasing from year to year, namely in the period 1996-2020. Where the amount of green open space that should have been 30% has not been reached, the data for 2020 is only 12.25% or the equivalent of 2,048.97 Ha. In this study, it is discussed about urban forests which have many functions and superiority compared to urban parks. A space should not only exist physically but also in quality so that the function of the space is achieved. The purpose of this study is to identify the quality of existing urban forests in the city of Bandung. The method used is qualitative comparison of theory with conditions in the field and quantitative includes calculations listed in Permen ATR/KBPN No. 14 of 2022. Where the results of the analysis found that the quality of urban forests in the city of Bandung is not yet or not of high quality. based on the results of an analysis where the area of urban forest is still below the standard, namely in Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks Pasir Impun, Punclut Area, Cilaki Park, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Lalu Lintas Park, Maluku Park, and Pramuka Park. Then analyze the radius of urban forest services where all urban forests in the City of Bandung have fulfilled or have covered the City of Bandung. However, there are several parts of SWK Gedebage and SWK Ujung Berung which are not covered by this service radius. Then an analysis of green cover where the dominance of urban forests does not meet the criteria. Where those who met the criteria were Cilaki Park, which was 151% and Pramuka Park, which was 118%. While other urban forests do not meet the criteria taken in this study in terms of green cover. \nAbstrak. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung semakin berkurang dari tahun ke tahun yaitu dalam kurun waktu 1996-2020. Dimana RTH yang seharusnya 30% belum tercapai jumlahnya, data tahun 2020 hanya terdapat 12,25% atau setara dengan 2.048,97 Ha. Dalam studi ini dibahas mengenai hutan kota yang memiliki banyak fungsi dan keutamaannya yang lebih dibandingkan dengan taman kota. Sebuah ruang seharusnya tidak hadir secara fisik saja namun juga kualitas agar tercapai fungsi ruang tersebut. Tujuan dari studi ini yaitu mengidentifikasi kualitas hutan kota eksisting di Kota Bandung. Metode yang digunakan yaitu kualitatif perbandingan teori dengan kondisi di lapangan dan kuantitatif meliputi perhitungan yang tercantum dalam Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2022. Dimana hasil analisis didapatkan bahwa kualitas hutan kota di Kota Bandung belum atau tidak berkualitas. berdasar hasil analisis dimana luasan hutan kota masih kurang dari standar yaitu pada Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks TPA Pasir Impun, Kawasan Punclut, Taman Cilaki, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Taman Lalu Lintas, Taman Maluku, dan Taman Pramuka. Kemudian analisis radius pelayanan hutan kota dimana seluruh hutan kota Kota Bandung telah memenuhi atau telah melingkupi Kota Bandung. Namun ada beberapa bagian di SWK Gedebage dan SWK Ujung Berung yang tidak terlingkupi oleh radius pelayanan tersebut. Kemudian analisis tutupan hijau dimana dominasi hutan kota belum memenuhi kriteria. Dimana yang telah memenuhi kriteria yaitu pada Taman Cilaki yaitu sebesar 151% dan Taman Pramuka yaitu sebesar 118%. Sedangkan hutan kota yang lainnya belum memenuhi kriteria yang diambil dalam studi ini aspek tutupan hijau. \n ","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kajian Kualitas Hutan Kota di Kota Bandung\",\"authors\":\"Kintan Annisa, Weishaguna\",\"doi\":\"10.29313/jrpwk.v3i1.1805\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. The existence of Green Open Spaces in the City of Bandung is decreasing from year to year, namely in the period 1996-2020. Where the amount of green open space that should have been 30% has not been reached, the data for 2020 is only 12.25% or the equivalent of 2,048.97 Ha. In this study, it is discussed about urban forests which have many functions and superiority compared to urban parks. A space should not only exist physically but also in quality so that the function of the space is achieved. The purpose of this study is to identify the quality of existing urban forests in the city of Bandung. The method used is qualitative comparison of theory with conditions in the field and quantitative includes calculations listed in Permen ATR/KBPN No. 14 of 2022. Where the results of the analysis found that the quality of urban forests in the city of Bandung is not yet or not of high quality. based on the results of an analysis where the area of urban forest is still below the standard, namely in Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks Pasir Impun, Punclut Area, Cilaki Park, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Lalu Lintas Park, Maluku Park, and Pramuka Park. Then analyze the radius of urban forest services where all urban forests in the City of Bandung have fulfilled or have covered the City of Bandung. However, there are several parts of SWK Gedebage and SWK Ujung Berung which are not covered by this service radius. Then an analysis of green cover where the dominance of urban forests does not meet the criteria. Where those who met the criteria were Cilaki Park, which was 151% and Pramuka Park, which was 118%. While other urban forests do not meet the criteria taken in this study in terms of green cover. \\nAbstrak. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung semakin berkurang dari tahun ke tahun yaitu dalam kurun waktu 1996-2020. Dimana RTH yang seharusnya 30% belum tercapai jumlahnya, data tahun 2020 hanya terdapat 12,25% atau setara dengan 2.048,97 Ha. Dalam studi ini dibahas mengenai hutan kota yang memiliki banyak fungsi dan keutamaannya yang lebih dibandingkan dengan taman kota. Sebuah ruang seharusnya tidak hadir secara fisik saja namun juga kualitas agar tercapai fungsi ruang tersebut. Tujuan dari studi ini yaitu mengidentifikasi kualitas hutan kota eksisting di Kota Bandung. Metode yang digunakan yaitu kualitatif perbandingan teori dengan kondisi di lapangan dan kuantitatif meliputi perhitungan yang tercantum dalam Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2022. Dimana hasil analisis didapatkan bahwa kualitas hutan kota di Kota Bandung belum atau tidak berkualitas. berdasar hasil analisis dimana luasan hutan kota masih kurang dari standar yaitu pada Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks TPA Pasir Impun, Kawasan Punclut, Taman Cilaki, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Taman Lalu Lintas, Taman Maluku, dan Taman Pramuka. Kemudian analisis radius pelayanan hutan kota dimana seluruh hutan kota Kota Bandung telah memenuhi atau telah melingkupi Kota Bandung. Namun ada beberapa bagian di SWK Gedebage dan SWK Ujung Berung yang tidak terlingkupi oleh radius pelayanan tersebut. Kemudian analisis tutupan hijau dimana dominasi hutan kota belum memenuhi kriteria. Dimana yang telah memenuhi kriteria yaitu pada Taman Cilaki yaitu sebesar 151% dan Taman Pramuka yaitu sebesar 118%. Sedangkan hutan kota yang lainnya belum memenuhi kriteria yang diambil dalam studi ini aspek tutupan hijau. \\n \",\"PeriodicalId\":208836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota\",\"volume\":\"81 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-16\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i1.1805\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i1.1805","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要万隆市绿色开放空间的存在逐年减少,即在1996-2020年期间。在本应达到30%的绿色开放空间数量尚未达到的地方,2020年的数据仅为12.25%或相当于2,048.97公顷。本文探讨了城市森林与城市公园相比具有的诸多功能和优势。一个空间不仅要有物理上的存在,而且要有质量上的存在,这样才能实现空间的功能。本研究的目的是确定万隆市现有城市森林的质量。所使用的方法是理论与现场条件的定性比较,定量计算包括2022年Permen ATR/KBPN No. 14中列出的计算。其中分析结果发现,万隆市城市森林的质量尚不高或质量不高。根据对城市森林面积仍低于标准的地区的分析结果,即Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks Pasir Impun, Punclut地区,Cilaki公园,Tahura Ir。H. Djuanda (Curug Dago), Lalu Lintas公园,Maluku公园和Pramuka公园。然后分析万隆市所有城市森林都已完成或覆盖万隆市的城市森林服务半径。但是,SWK Gedebage和SWK Ujung Berung的几个部分不在此服务半径范围内。然后分析了城市森林占主导地位不符合标准的绿色覆盖。符合标准的是Cilaki公园(151%)和Pramuka公园(118%)。而其他城市森林在绿色覆盖方面不符合本研究的标准。Abstrak。1996-2020年,我们的目标是为未来的发展做出贡献,为未来的发展做出贡献。Dimana RTH yang seharusnya 30% belbelum tercapai jumlahnya,数据于2020年hanya terapat 12,25% athahaza dengan 2.048,97 Ha。Dalam研究ini dibahas mengenai hutan kota yang memiliki banyak funsi dan keutamaannya yang lebih dibandingkan dengan taman kota。Sebuah ruang seharusnya tidak hadir secara fisik saja namun juga kualitas agar tercapai真菌ruang tersebut。图胡安达里的研究是在yyitu mengidentifikasi kualitas hutan kota不存在于kota万隆。Metode yang digunakan yaitu质量管理,质量管理,质量管理,质量管理,质量管理,质量管理,质量管理等。Dimana hasil analysis didapatkan bahwa kualitas hutan kota di kota Bandung belum atau tidak berkualitas。berdasar hasil分析dimana luasan hutan masih kurang dari标准,yitu pada Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks TPA Pasir Impun, Kawasan Punclut, Taman Cilaki, Tahura Ir。H. Djuanda (Curug Dago), Taman Lalu Lintas, Taman Maluku, dan Taman Pramuka。Kemudian分析半径pelayanan hutan kota dimana seluruh hutan kota kota万隆telah memenuhi atau telah melingkupi kota万隆。Namun ada beberapa bagian di SWK Gedebage and SWK Ujung Berung yang tidak terlingkupi oleh半径pelayanan和tersebut。Kemudian分析:图突潘hijau dimana dominasi hutan kota belum memuuhi标准。Dimana yang telah memenuhi标准yitu pada Taman Cilaki yitu sebesar 151% Taman Pramuka yitu sebesar 118%。世当坎hutan kota yang lainnya belum memuhi标准yang diambil dalam的研究,在讲tutupan hijau。
Abstract. The existence of Green Open Spaces in the City of Bandung is decreasing from year to year, namely in the period 1996-2020. Where the amount of green open space that should have been 30% has not been reached, the data for 2020 is only 12.25% or the equivalent of 2,048.97 Ha. In this study, it is discussed about urban forests which have many functions and superiority compared to urban parks. A space should not only exist physically but also in quality so that the function of the space is achieved. The purpose of this study is to identify the quality of existing urban forests in the city of Bandung. The method used is qualitative comparison of theory with conditions in the field and quantitative includes calculations listed in Permen ATR/KBPN No. 14 of 2022. Where the results of the analysis found that the quality of urban forests in the city of Bandung is not yet or not of high quality. based on the results of an analysis where the area of urban forest is still below the standard, namely in Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks Pasir Impun, Punclut Area, Cilaki Park, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Lalu Lintas Park, Maluku Park, and Pramuka Park. Then analyze the radius of urban forest services where all urban forests in the City of Bandung have fulfilled or have covered the City of Bandung. However, there are several parts of SWK Gedebage and SWK Ujung Berung which are not covered by this service radius. Then an analysis of green cover where the dominance of urban forests does not meet the criteria. Where those who met the criteria were Cilaki Park, which was 151% and Pramuka Park, which was 118%. While other urban forests do not meet the criteria taken in this study in terms of green cover.
Abstrak. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung semakin berkurang dari tahun ke tahun yaitu dalam kurun waktu 1996-2020. Dimana RTH yang seharusnya 30% belum tercapai jumlahnya, data tahun 2020 hanya terdapat 12,25% atau setara dengan 2.048,97 Ha. Dalam studi ini dibahas mengenai hutan kota yang memiliki banyak fungsi dan keutamaannya yang lebih dibandingkan dengan taman kota. Sebuah ruang seharusnya tidak hadir secara fisik saja namun juga kualitas agar tercapai fungsi ruang tersebut. Tujuan dari studi ini yaitu mengidentifikasi kualitas hutan kota eksisting di Kota Bandung. Metode yang digunakan yaitu kualitatif perbandingan teori dengan kondisi di lapangan dan kuantitatif meliputi perhitungan yang tercantum dalam Permen ATR/KBPN No. 14 Tahun 2022. Dimana hasil analisis didapatkan bahwa kualitas hutan kota di Kota Bandung belum atau tidak berkualitas. berdasar hasil analisis dimana luasan hutan kota masih kurang dari standar yaitu pada Babakan Siliwangi, Eks TPA Cicabe, Eks TPA Pasir Impun, Kawasan Punclut, Taman Cilaki, Tahura Ir. H. Djuanda (Curug Dago), Taman Lalu Lintas, Taman Maluku, dan Taman Pramuka. Kemudian analisis radius pelayanan hutan kota dimana seluruh hutan kota Kota Bandung telah memenuhi atau telah melingkupi Kota Bandung. Namun ada beberapa bagian di SWK Gedebage dan SWK Ujung Berung yang tidak terlingkupi oleh radius pelayanan tersebut. Kemudian analisis tutupan hijau dimana dominasi hutan kota belum memenuhi kriteria. Dimana yang telah memenuhi kriteria yaitu pada Taman Cilaki yaitu sebesar 151% dan Taman Pramuka yaitu sebesar 118%. Sedangkan hutan kota yang lainnya belum memenuhi kriteria yang diambil dalam studi ini aspek tutupan hijau.