{"title":"发展包容性宗教教育作为治理印尼多样性的解决方案","authors":"Y. Z. Rumahuru","doi":"10.47131/jtb.v1i1.13","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article discusses the importance of inclusive religious education as an instrument for building and developing a model of contextual religious education in Indonesia. This discussion aims to provide alternative thinking to correct the reality of exclusive religious practices that are thought to be influenced by ways of learning religion in schools that have not been able to change and shape Naradidik's inclusive attitude. From the results of various literature studies, it was found that in addition to the widely commented education politics and religious education system, religious education built on an exclusive paradigm has helped shape attitudes of hatred and intolerance among narrators, which can be used as fertile ground for the growth of radicalism and extremism. It was found that inclusive religious education that pays attention to efforts to build awareness of differences can be an effective model that transforms religious education in the context of this pluralistic society in Indonesia. Inclusive religious education is also a medium of religious learning that can shape the moderate attitude of students. In this regard inclusive religious education can be used as a solution for strengthening attitudes towards other groups outside of their own groups and managing diversity in Indonesia. \n \n \nAbstrak \nArtikel ini mendiskusikan pentingnya pendidikan agama inklusif sebagai instrumen untuk membangun dan mengembangkan satu model pendidikan agama kontekstual di Indonesia. Pembahasan ini bertujuan memberi pemikiran alternatif untuk mengoreksi realitas praktik keagamaan eksklusif yang diduga turut dipengaruhi oleh cara pembelajaran agama di sekolah yang belum mampu mengubah dan membentuk sikap inklusif naradidik. Dari hasil kajian berbagai literatur ditemuai bahwa selain politik pendidikan dan sistem pendidikan agama di Indonesia yang banyak dikomentari, pendidikan agama yang dibangun dalam paradigma eksklusif telah turut membentuk sikap kebencian dan intoleransi di kalangan naradidik, yang dapat dijadikan lahan subur tumbuhnya gerakan radikalisme dan ekstrimisme. Ditemui bahwa pendidikan agama inklusif yang memberi perhatian pada upaya membangun penyadaran terhadap perbedaan dapat dijadikan model efektif yang mentransformasi pendidikan keagamaan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang majemuk ini. Pendidikan agama inklusif sekaligus menjadi media pembelajaran agama yang dapat membentuk sikap moderat nara didik. Dalam kaitan ini pendidikan agama inklusif dapat dijadikan salah satu solusi bagi penguatan sikap penerimaan terhadap kelompok lain di luar kelompok sendiri dan pengelolaan keragaman di Indonesia.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":"{\"title\":\"Mengembangkan Pendidikan Agama Inklusif sebagai Solusi Pengelolaan Keragaman di Indonesia\",\"authors\":\"Y. Z. Rumahuru\",\"doi\":\"10.47131/jtb.v1i1.13\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article discusses the importance of inclusive religious education as an instrument for building and developing a model of contextual religious education in Indonesia. This discussion aims to provide alternative thinking to correct the reality of exclusive religious practices that are thought to be influenced by ways of learning religion in schools that have not been able to change and shape Naradidik's inclusive attitude. From the results of various literature studies, it was found that in addition to the widely commented education politics and religious education system, religious education built on an exclusive paradigm has helped shape attitudes of hatred and intolerance among narrators, which can be used as fertile ground for the growth of radicalism and extremism. It was found that inclusive religious education that pays attention to efforts to build awareness of differences can be an effective model that transforms religious education in the context of this pluralistic society in Indonesia. Inclusive religious education is also a medium of religious learning that can shape the moderate attitude of students. In this regard inclusive religious education can be used as a solution for strengthening attitudes towards other groups outside of their own groups and managing diversity in Indonesia. \\n \\n \\nAbstrak \\nArtikel ini mendiskusikan pentingnya pendidikan agama inklusif sebagai instrumen untuk membangun dan mengembangkan satu model pendidikan agama kontekstual di Indonesia. Pembahasan ini bertujuan memberi pemikiran alternatif untuk mengoreksi realitas praktik keagamaan eksklusif yang diduga turut dipengaruhi oleh cara pembelajaran agama di sekolah yang belum mampu mengubah dan membentuk sikap inklusif naradidik. Dari hasil kajian berbagai literatur ditemuai bahwa selain politik pendidikan dan sistem pendidikan agama di Indonesia yang banyak dikomentari, pendidikan agama yang dibangun dalam paradigma eksklusif telah turut membentuk sikap kebencian dan intoleransi di kalangan naradidik, yang dapat dijadikan lahan subur tumbuhnya gerakan radikalisme dan ekstrimisme. Ditemui bahwa pendidikan agama inklusif yang memberi perhatian pada upaya membangun penyadaran terhadap perbedaan dapat dijadikan model efektif yang mentransformasi pendidikan keagamaan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang majemuk ini. Pendidikan agama inklusif sekaligus menjadi media pembelajaran agama yang dapat membentuk sikap moderat nara didik. Dalam kaitan ini pendidikan agama inklusif dapat dijadikan salah satu solusi bagi penguatan sikap penerimaan terhadap kelompok lain di luar kelompok sendiri dan pengelolaan keragaman di Indonesia.\",\"PeriodicalId\":168861,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL TERUNA BHAKTI\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-03-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"4\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL TERUNA BHAKTI\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.13\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TERUNA BHAKTI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.13","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
摘要
本文讨论了包容性宗教教育作为在印度尼西亚建立和发展情境宗教教育模式的工具的重要性。这次讨论的目的是提供另一种思考,以纠正排他性宗教实践的现实,这种实践被认为受到学校学习宗教的方式的影响,而这些方式未能改变和塑造纳拉迪克的包容态度。从各种文献研究的结果来看,除了被广泛评论的教育政治和宗教教育体系之外,建立在排他性范式上的宗教教育帮助塑造了叙述者的仇恨和不容忍态度,这可以成为激进主义和极端主义生长的肥沃土壤。研究发现,在印尼多元社会的背景下,注重建立差异意识的包容性宗教教育可以成为改变宗教教育的有效模式。包容性宗教教育也是一种宗教学习的媒介,可以塑造学生的温和态度。在这方面,包容性宗教教育可以作为一种解决办法,加强对本群体以外其他群体的态度,并管理印度尼西亚的多样性。摘要:Artikel ini mendiskusikan pentingnya pendidikan agama inklusif sebagai仪器,untuk成员,mengembangkan状态模型pendidikan agama kontekstual di Indonesia。Pembahasan ini bertutuan成员,pemikiran替代成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员,成员。中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:Ditemui bahwa pendidikan agama inklusif yang memberi perhada padaya memberan penyadaran terhadap perbedaan dapat dijadikan模型effktif yang mentransformasi pendidikan keagamaan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang majemuk ini。Pendidikan agama inklusif sekaligus menjadi media penbelajaran agama yang dapat membentuk sikap moderna didik。在印度尼西亚,一只企鹅,一只企鹅,一只企鹅,一只企鹅,一只企鹅
Mengembangkan Pendidikan Agama Inklusif sebagai Solusi Pengelolaan Keragaman di Indonesia
This article discusses the importance of inclusive religious education as an instrument for building and developing a model of contextual religious education in Indonesia. This discussion aims to provide alternative thinking to correct the reality of exclusive religious practices that are thought to be influenced by ways of learning religion in schools that have not been able to change and shape Naradidik's inclusive attitude. From the results of various literature studies, it was found that in addition to the widely commented education politics and religious education system, religious education built on an exclusive paradigm has helped shape attitudes of hatred and intolerance among narrators, which can be used as fertile ground for the growth of radicalism and extremism. It was found that inclusive religious education that pays attention to efforts to build awareness of differences can be an effective model that transforms religious education in the context of this pluralistic society in Indonesia. Inclusive religious education is also a medium of religious learning that can shape the moderate attitude of students. In this regard inclusive religious education can be used as a solution for strengthening attitudes towards other groups outside of their own groups and managing diversity in Indonesia.
Abstrak
Artikel ini mendiskusikan pentingnya pendidikan agama inklusif sebagai instrumen untuk membangun dan mengembangkan satu model pendidikan agama kontekstual di Indonesia. Pembahasan ini bertujuan memberi pemikiran alternatif untuk mengoreksi realitas praktik keagamaan eksklusif yang diduga turut dipengaruhi oleh cara pembelajaran agama di sekolah yang belum mampu mengubah dan membentuk sikap inklusif naradidik. Dari hasil kajian berbagai literatur ditemuai bahwa selain politik pendidikan dan sistem pendidikan agama di Indonesia yang banyak dikomentari, pendidikan agama yang dibangun dalam paradigma eksklusif telah turut membentuk sikap kebencian dan intoleransi di kalangan naradidik, yang dapat dijadikan lahan subur tumbuhnya gerakan radikalisme dan ekstrimisme. Ditemui bahwa pendidikan agama inklusif yang memberi perhatian pada upaya membangun penyadaran terhadap perbedaan dapat dijadikan model efektif yang mentransformasi pendidikan keagamaan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang majemuk ini. Pendidikan agama inklusif sekaligus menjadi media pembelajaran agama yang dapat membentuk sikap moderat nara didik. Dalam kaitan ini pendidikan agama inklusif dapat dijadikan salah satu solusi bagi penguatan sikap penerimaan terhadap kelompok lain di luar kelompok sendiri dan pengelolaan keragaman di Indonesia.