{"title":"Adakah Perkawinan Manusia Di Surga Kelak?","authors":"Samuel T. Gunawan","doi":"10.58456/jmc.v5i1.23","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The research entitled “Will Human Marriage In Heaven Someday? (The Theological Response to the Teaching of Marriage in the World to Come Version Rev. Dr. Erastus Sabdono)” aims to reveal the misinterpretation of Erastus Sabdono which states that there is a possibility of marriage in heaven in the future according to God's pattern (betrothed by God) based on the text of Matthew 22:30. The text of Matthew 22:30 which explicitly rejects the possibility of marriage in heaven has been twisted by Erastus Sabdono to support his view of the possibility of marriage in heaven. To achieve the above objectives, this research uses qualitative research with library research methods, and is supported by descriptive, explanative and evaluative approaches. Based on doctrinal and biblical research on the text of Matthew 22:30, it is clear that Jesus explicitly stated that there would be no marriage in the world to come, not even the possibility! Thus, it can be concluded that Erastus Sabdono's teaching about a future marriage in heaven according to God's pattern (betrothed by God) is an exegetical fallacy that results in a misinterpretation that can result in misleading. \nAbstrak Bahasa Indonesia \nPenelitian yang berjudul “Adakah Perkawinan Manusia Di Surga Kelak? (Tanggapan Teologis Terhadap Ajaran Perkawinan Di Dunia Yang Akan Datang Versi Pdt. Dr. Erastus Sabdono, M.Th)” ini bertujuan untuk mengungkap kesalahan tafsir Erastus Sabdono yang menyatakan kemungkinan adanya perkawinan di surga kelak yang sesuai pola Allah (dijodohkan Allah) berdasarkan teks Matius 22:30. Teks Matius 22:30 yang secara eksplisit menolak kemungkinan adanya perkawinan di surga telah diplintir untuk Erastus Sabdono demi mendukung pandangannya tentang adanya kemungkinan perkawinan di surga. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan, serta didukung dengan pendekatan deskriptif, eksplanatif dan evaluatif. Berdasarkan penelitian doktrinal dan biblikal terhadap teks Matius 22:30, jeals bahwa Yesus secara eksplisit menyatakan tidak ada perkawinan di dunia yang akan datang, bahkan kemungkinannya pun tidak! Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ajaran Erastus Sabdono tentang adanya perkawinan di surga kelak yang sesuai pola Allah (dijodohkan Allah) adalah sebuah kesalahan eksegetikal (exegetical fallacy) yang menghasilkan kesalahan tafsir (misinterpretation) yang dapat berakibat menyesatkan. ","PeriodicalId":106629,"journal":{"name":"Jurnal Missio Cristo","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Missio Cristo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58456/jmc.v5i1.23","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这项名为“人类终有一天会在天堂结婚吗?”(《对来世婚姻教导的神学回应》Rev. Dr. Erastus Sabdono)旨在揭示对Erastus Sabdono的误解,即根据马太福音22:30的文本,根据上帝的模式(由上帝订婚),未来在天堂有可能结婚。马太福音22:30的经文明确地拒绝了在天堂结婚的可能性,这被伊拉斯托斯·萨多诺曲解了,以支持他在天堂结婚的可能性的观点。为了达到上述目标,本研究采用定性研究和图书馆研究方法,并辅以描述性、解释性和评价性方法。根据教义和圣经对马太福音22:30的研究,很明显,耶稣明确地说,在未来的世界里不会有婚姻,甚至没有可能!因此,我们可以得出结论,Erastus Sabdono关于按照上帝的模式(由上帝订婚)在天堂未来婚姻的教导是一个训诂谬误,它会导致误解,从而导致误导。【摘要】印尼语Penelitian yang berjudul(印尼语)[中国地质大学学报:自然科学版]Dr. Erastus Sabdono, M.Th " ini bertujuan untuk mengungkap kesalahan tafsir Erastus Sabdono yang menyatakan kemungkinan adanya perkawinan di surga kelak yang sesuai pola Allah (dijodohkan Allah) berdasarkan teks Matius 22:30。《马太福音》22:30杨秘书:“我的仆人,我的仆人,我的仆人,我的仆人,我的仆人,我的仆人。”中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:中文摘要:Berdasarkan penelitian dotrinal dan bibilikal(圣经),在马太福音22:30,jeals bahawa(耶稣),Yesus secara eksplisit menyatakan tidak ada perkawinan di dunia yang akan datang, bahkan kemungkinannya pun tidak!Dengan demikian, dapat dispulkan bahwa ajaran Erastus Sabdono tentang perkawinan di surga kelak yang sesuai pola Allah (dijodohkan Allah) adalah sebuah kesalahan eksegetikal(训诂谬误)yang menghasilkan kesalahan tafsir(误解)yang dapat berakibat menyesatkan。
The research entitled “Will Human Marriage In Heaven Someday? (The Theological Response to the Teaching of Marriage in the World to Come Version Rev. Dr. Erastus Sabdono)” aims to reveal the misinterpretation of Erastus Sabdono which states that there is a possibility of marriage in heaven in the future according to God's pattern (betrothed by God) based on the text of Matthew 22:30. The text of Matthew 22:30 which explicitly rejects the possibility of marriage in heaven has been twisted by Erastus Sabdono to support his view of the possibility of marriage in heaven. To achieve the above objectives, this research uses qualitative research with library research methods, and is supported by descriptive, explanative and evaluative approaches. Based on doctrinal and biblical research on the text of Matthew 22:30, it is clear that Jesus explicitly stated that there would be no marriage in the world to come, not even the possibility! Thus, it can be concluded that Erastus Sabdono's teaching about a future marriage in heaven according to God's pattern (betrothed by God) is an exegetical fallacy that results in a misinterpretation that can result in misleading.
Abstrak Bahasa Indonesia
Penelitian yang berjudul “Adakah Perkawinan Manusia Di Surga Kelak? (Tanggapan Teologis Terhadap Ajaran Perkawinan Di Dunia Yang Akan Datang Versi Pdt. Dr. Erastus Sabdono, M.Th)” ini bertujuan untuk mengungkap kesalahan tafsir Erastus Sabdono yang menyatakan kemungkinan adanya perkawinan di surga kelak yang sesuai pola Allah (dijodohkan Allah) berdasarkan teks Matius 22:30. Teks Matius 22:30 yang secara eksplisit menolak kemungkinan adanya perkawinan di surga telah diplintir untuk Erastus Sabdono demi mendukung pandangannya tentang adanya kemungkinan perkawinan di surga. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan, serta didukung dengan pendekatan deskriptif, eksplanatif dan evaluatif. Berdasarkan penelitian doktrinal dan biblikal terhadap teks Matius 22:30, jeals bahwa Yesus secara eksplisit menyatakan tidak ada perkawinan di dunia yang akan datang, bahkan kemungkinannya pun tidak! Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ajaran Erastus Sabdono tentang adanya perkawinan di surga kelak yang sesuai pola Allah (dijodohkan Allah) adalah sebuah kesalahan eksegetikal (exegetical fallacy) yang menghasilkan kesalahan tafsir (misinterpretation) yang dapat berakibat menyesatkan.