{"title":"开放社会的卡尔·波普尔和多元文化主义研究历史的思想相关性","authors":"Azril Azifambayunasti","doi":"10.17977/um0330v5i1p37-48","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Open Society by Karl Popper is an idea that opposes any kind of oppression and to-talitarianism, so that what is called an open society will be realized, a society that priori-tizes freedom but remains in the corridor of law and ethics. The Open Society is an idea that opposes socialism and capitalism at the same time. As an important idea in the modern age, The Open Society Popper must be able to use in life, just like knowledge that has an axiological basis. This idea is also closely related to democracy which up-holds individual freedom while still being controlled by law. On the one hand, The Open Society can be implemented in the education democracy movement, which is then called multicultural education, with kind of values that accommodate the freedom and equality of individual rights in society. The purpose of this study is to discuss the idea of The Open Society and its relevance to historical education, especially regarding multiculturalism. This discussion was reviewed using the literature study method. The results of this analysis show that The Open Society Popper can be used as a basis for multicultural education because it gives high respect to individual freedom and opposes domination by certain groups, while still respecting the law.Open Society menurut Karl Popper adalah sebuah gagasan yang menentang segala bentuk penindasan dan totalitarianisme, sehingga akan terwujud apa yang disebut masyarakat terbuka, masyarakat yang mengutamakan kebebasan namun tetap dalam koridor hukum dan etika. Masyarakat Terbuka adalah sebuah ide yang menentang sosialisme dan kapitalisme pada saat yang bersamaan. Sebagai sebuah ide penting di era modern, The Open Society Popper harus dapat digunakan dalam kehidupan, seperti halnya pengetahuan yang memiliki landasan aksiologis. Gagasan ini juga erat kaitannya dengan demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan individu dengan tetap dikendalikan oleh hukum. Di satu sisi, Masyarakat Terbuka dapat diimplementasikan dalam gerakan demokrasi pendidikan, yang kemudian disebut pendidikan multikultural, dengan nilai-nilai yang mengakomodasi kebebasan dan persamaan hak individu dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah membahas mengenai gagasan The Open Society dan relevansinya dengan pendidikan sejarah, khususnya perihal multikulturalisme. Pembahasan ini dikaji menggunakan metode studi pustaka. Hasil analisis i menunjukkan bahwa The Open Society Popper dapat dimanfaatkan sebagai landasan pendidikan multikultural karena memberikan penghargaan yang tinggi terhadap kebebasan individu dan menentang penguasaan oleh kelompok tertentu, dengan tetap hormat pada hukum.","PeriodicalId":413901,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"RELEVANSI IDE THE OPEN SOCIETY KARL POPPER DAN MULTIKULTURALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH\",\"authors\":\"Azril Azifambayunasti\",\"doi\":\"10.17977/um0330v5i1p37-48\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The Open Society by Karl Popper is an idea that opposes any kind of oppression and to-talitarianism, so that what is called an open society will be realized, a society that priori-tizes freedom but remains in the corridor of law and ethics. The Open Society is an idea that opposes socialism and capitalism at the same time. As an important idea in the modern age, The Open Society Popper must be able to use in life, just like knowledge that has an axiological basis. This idea is also closely related to democracy which up-holds individual freedom while still being controlled by law. On the one hand, The Open Society can be implemented in the education democracy movement, which is then called multicultural education, with kind of values that accommodate the freedom and equality of individual rights in society. The purpose of this study is to discuss the idea of The Open Society and its relevance to historical education, especially regarding multiculturalism. This discussion was reviewed using the literature study method. The results of this analysis show that The Open Society Popper can be used as a basis for multicultural education because it gives high respect to individual freedom and opposes domination by certain groups, while still respecting the law.Open Society menurut Karl Popper adalah sebuah gagasan yang menentang segala bentuk penindasan dan totalitarianisme, sehingga akan terwujud apa yang disebut masyarakat terbuka, masyarakat yang mengutamakan kebebasan namun tetap dalam koridor hukum dan etika. Masyarakat Terbuka adalah sebuah ide yang menentang sosialisme dan kapitalisme pada saat yang bersamaan. Sebagai sebuah ide penting di era modern, The Open Society Popper harus dapat digunakan dalam kehidupan, seperti halnya pengetahuan yang memiliki landasan aksiologis. Gagasan ini juga erat kaitannya dengan demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan individu dengan tetap dikendalikan oleh hukum. Di satu sisi, Masyarakat Terbuka dapat diimplementasikan dalam gerakan demokrasi pendidikan, yang kemudian disebut pendidikan multikultural, dengan nilai-nilai yang mengakomodasi kebebasan dan persamaan hak individu dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah membahas mengenai gagasan The Open Society dan relevansinya dengan pendidikan sejarah, khususnya perihal multikulturalisme. Pembahasan ini dikaji menggunakan metode studi pustaka. Hasil analisis i menunjukkan bahwa The Open Society Popper dapat dimanfaatkan sebagai landasan pendidikan multikultural karena memberikan penghargaan yang tinggi terhadap kebebasan individu dan menentang penguasaan oleh kelompok tertentu, dengan tetap hormat pada hukum.\",\"PeriodicalId\":413901,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia\",\"volume\":\"27 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/um0330v5i1p37-48\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um0330v5i1p37-48","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
卡尔·波普尔的《开放社会》是一个反对任何形式的压迫和极权主义的思想,从而实现所谓的开放社会,一个以自由为优先,但仍停留在法律和道德走廊上的社会。开放社会是一种同时反对社会主义和资本主义的思想。《开放社会》作为现代的一个重要思想,必须能够在生活中运用,就像知识一样,具有价值论基础。这一思想也与民主密切相关,民主在维护个人自由的同时仍然受到法律的控制。一方面,the Open Society可以在教育民主运动中实施,这就是所谓的多元文化教育,其价值观是包容社会中个人权利的自由和平等。本研究的目的是讨论开放社会的概念及其与历史教育的相关性,特别是关于多元文化主义。本文采用文献研究法对本文进行综述。分析结果表明,《开放社会》一书在尊重法律的同时,高度尊重个人自由,反对特定群体的统治,可以作为多元文化教育的基础。开放社会大师卡尔·波普尔(Karl Popper): adalah sebuah gagasan yang menentang segala bentuk penindasan dan极权主义,singinga akan terwujud apa yang disebut masyarakat terbuka, masyarakat yang mengutamakan kebebasan namun tetap dalam koridor hukum dan etika。社会主义和资本主义都是由社会主义和资本主义组成的,是由社会主义和资本主义组成的。《开放社会论》,《开放社会论》,《开放社会论》,《开放社会论》,《开放社会论》,《开放社会论》,《开放社会论》。Gagasan ini juga erat kaitannya dengan demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan个人dengan tetap dikendalikan oleh hukum。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。《开放社会》,《多元文化主义》,《开放社会》,《多元文化主义》。彭巴哈山ini dikaji menggunakan方法研究pustaka。“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”,“开放社会”
RELEVANSI IDE THE OPEN SOCIETY KARL POPPER DAN MULTIKULTURALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
The Open Society by Karl Popper is an idea that opposes any kind of oppression and to-talitarianism, so that what is called an open society will be realized, a society that priori-tizes freedom but remains in the corridor of law and ethics. The Open Society is an idea that opposes socialism and capitalism at the same time. As an important idea in the modern age, The Open Society Popper must be able to use in life, just like knowledge that has an axiological basis. This idea is also closely related to democracy which up-holds individual freedom while still being controlled by law. On the one hand, The Open Society can be implemented in the education democracy movement, which is then called multicultural education, with kind of values that accommodate the freedom and equality of individual rights in society. The purpose of this study is to discuss the idea of The Open Society and its relevance to historical education, especially regarding multiculturalism. This discussion was reviewed using the literature study method. The results of this analysis show that The Open Society Popper can be used as a basis for multicultural education because it gives high respect to individual freedom and opposes domination by certain groups, while still respecting the law.Open Society menurut Karl Popper adalah sebuah gagasan yang menentang segala bentuk penindasan dan totalitarianisme, sehingga akan terwujud apa yang disebut masyarakat terbuka, masyarakat yang mengutamakan kebebasan namun tetap dalam koridor hukum dan etika. Masyarakat Terbuka adalah sebuah ide yang menentang sosialisme dan kapitalisme pada saat yang bersamaan. Sebagai sebuah ide penting di era modern, The Open Society Popper harus dapat digunakan dalam kehidupan, seperti halnya pengetahuan yang memiliki landasan aksiologis. Gagasan ini juga erat kaitannya dengan demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan individu dengan tetap dikendalikan oleh hukum. Di satu sisi, Masyarakat Terbuka dapat diimplementasikan dalam gerakan demokrasi pendidikan, yang kemudian disebut pendidikan multikultural, dengan nilai-nilai yang mengakomodasi kebebasan dan persamaan hak individu dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah membahas mengenai gagasan The Open Society dan relevansinya dengan pendidikan sejarah, khususnya perihal multikulturalisme. Pembahasan ini dikaji menggunakan metode studi pustaka. Hasil analisis i menunjukkan bahwa The Open Society Popper dapat dimanfaatkan sebagai landasan pendidikan multikultural karena memberikan penghargaan yang tinggi terhadap kebebasan individu dan menentang penguasaan oleh kelompok tertentu, dengan tetap hormat pada hukum.