O. S. .W.S, Nina Siti Salmaniah Siregar, Armansyah Matondang
{"title":"Analisa Simbolik Ritual Penusur Sira di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo","authors":"O. S. .W.S, Nina Siti Salmaniah Siregar, Armansyah Matondang","doi":"10.24114/jas.v20i1.43927","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik Ritual Penusur Sira yang ada di desa Dokan. Untuk mengannalisis tujuan tersebut, maka dipaka teori komunikasi dan teori semiotik. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menemukan, bahwa Pertama, adanya hubungan antar dimensi antara Beru Dayang dengan masyarakat desa Dokan. Kedua, setiap kata, benda, tanaman serta tahapan pelaksanaan Ritual Penusur Sira memiliki makna simbolik yang berisikan harapan dan doa kepada Dibata (Tuhannya). Makna-makna simbolik menyimpan kearifan lokal yang menjadi pedoman hidup dan menjaga hubungan antar manusia, manusia dengan Tuhannya, dan manusia dengan alam. Ketiga, setiap sangkep nggeluh memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanan ritual atau upacara adat. Masyarakat etnik Karo sangat menjaga hubungan darah dan meringankan beban pekerjaan maka fungsi Sangkep Nggeluh masih tetap dipertahankan. Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antar budaya lokal dan budaya global di kalangan masyarakat etnik Karo telah meminggirkan nilai-nilai budaya lokal dan memunculkan persepi baru. Akibatnya Ritual Penusur Sira di kalangan masyarakat etnik Karo di desa Dokan mengalami degradasi makna dan bahkan dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting.","PeriodicalId":336367,"journal":{"name":"Jurnal Antropologi Sumatera","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Antropologi Sumatera","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24114/jas.v20i1.43927","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisa Simbolik Ritual Penusur Sira di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik Ritual Penusur Sira yang ada di desa Dokan. Untuk mengannalisis tujuan tersebut, maka dipaka teori komunikasi dan teori semiotik. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menemukan, bahwa Pertama, adanya hubungan antar dimensi antara Beru Dayang dengan masyarakat desa Dokan. Kedua, setiap kata, benda, tanaman serta tahapan pelaksanaan Ritual Penusur Sira memiliki makna simbolik yang berisikan harapan dan doa kepada Dibata (Tuhannya). Makna-makna simbolik menyimpan kearifan lokal yang menjadi pedoman hidup dan menjaga hubungan antar manusia, manusia dengan Tuhannya, dan manusia dengan alam. Ketiga, setiap sangkep nggeluh memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanan ritual atau upacara adat. Masyarakat etnik Karo sangat menjaga hubungan darah dan meringankan beban pekerjaan maka fungsi Sangkep Nggeluh masih tetap dipertahankan. Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antar budaya lokal dan budaya global di kalangan masyarakat etnik Karo telah meminggirkan nilai-nilai budaya lokal dan memunculkan persepi baru. Akibatnya Ritual Penusur Sira di kalangan masyarakat etnik Karo di desa Dokan mengalami degradasi makna dan bahkan dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting.