根据申命记23:1-8,谴责教会内的残疾

Melinia Juantri Harefa
{"title":"根据申命记23:1-8,谴责教会内的残疾","authors":"Melinia Juantri Harefa","doi":"10.54553/kharisma.v3i2.89","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Misunderstanding of Bible verses often occurs because they are taken literally, without considering the context of the verse that was written. As a result, the essence of God's Word is often not captured properly, and often results in loss. Therefore, the writer uses a historiographic-critical approach, namely by paying attention to the historical and cultural aspects at the time the verse was written, which then provides a more critical rereading of one of the Bible verses of the legal genre, namely Deuteronomy 23:1-8, concerning those who cannot enter the congregation of the LORD. The result of the research is that this verse cannot be used as a basis for belief in rejecting people with disabilities who want to contribute to the church. It is the church that must speak out for these qualities. This voicing is supported by the fact that this verse only applies at the time the book was written, which is around 1405 BC, so it cannot be applied today. This law was not addressed directly to persons with disabilities, but to people who at that time carried out deviant practices that made them unworthy before God. Kesalahpahaman terhadap ayat-ayat Alkitab sering terjadi karena diartikan secara harfiah, tanpa mempertimbangkan konteks dari ayat yang ditulis.[1] Akibatnya, esensi dari Firman Tuhan sering tidak ditangkap dengan benar, dan tidak jarang mengakibatkan kerugian. Karena itu, penulis menggunakan metode pendekatan historiografi-kritis, yaitu dengan memperhatikan aspek historis dan budaya pada saat ayat tersebut ditulis, yang kemudian, memberikan pembacaan ulang yang lebih kritis terhadap salah satu ayat Alkitab bergenre hukum, yaitu Ulangan 23:1-8, tentang orang yang tidak boleh masuk Jemaah TUHAN. Hasil penelitiannya adalah, ayat ini tidak bisa dijadikan landasan keyakinan untuk menolak kaum disabilitas yang ingin berkontribusi dalam gereja. Justru gerejalah yang harus menyuarakan ekualitas tersebut. Penyuaraan ini didukung oleh kenyataan bahwa ayat ini hanya berlaku pada masa kitab itu ditulis, yaitu sekitar tahun 1405 SM, sehingga tidak bisa diterapkan di masa sekarang. Hukum ini pun tidak ditujukan kepada penyandang disabilitas secara langsung, melainkan kepada orang-orang yang pada saat itu melakukan praktek penyimpangan yang mengakibatkan mereka tidak layak di hadapan Allah.","PeriodicalId":431094,"journal":{"name":"Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Menyuarakan Ekuasi Terhadap Kaum Disabilitas di Dalam Gereja Berdasarkan Kitab Ulangan 23:1-8\",\"authors\":\"Melinia Juantri Harefa\",\"doi\":\"10.54553/kharisma.v3i2.89\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Misunderstanding of Bible verses often occurs because they are taken literally, without considering the context of the verse that was written. As a result, the essence of God's Word is often not captured properly, and often results in loss. Therefore, the writer uses a historiographic-critical approach, namely by paying attention to the historical and cultural aspects at the time the verse was written, which then provides a more critical rereading of one of the Bible verses of the legal genre, namely Deuteronomy 23:1-8, concerning those who cannot enter the congregation of the LORD. The result of the research is that this verse cannot be used as a basis for belief in rejecting people with disabilities who want to contribute to the church. It is the church that must speak out for these qualities. This voicing is supported by the fact that this verse only applies at the time the book was written, which is around 1405 BC, so it cannot be applied today. This law was not addressed directly to persons with disabilities, but to people who at that time carried out deviant practices that made them unworthy before God. Kesalahpahaman terhadap ayat-ayat Alkitab sering terjadi karena diartikan secara harfiah, tanpa mempertimbangkan konteks dari ayat yang ditulis.[1] Akibatnya, esensi dari Firman Tuhan sering tidak ditangkap dengan benar, dan tidak jarang mengakibatkan kerugian. Karena itu, penulis menggunakan metode pendekatan historiografi-kritis, yaitu dengan memperhatikan aspek historis dan budaya pada saat ayat tersebut ditulis, yang kemudian, memberikan pembacaan ulang yang lebih kritis terhadap salah satu ayat Alkitab bergenre hukum, yaitu Ulangan 23:1-8, tentang orang yang tidak boleh masuk Jemaah TUHAN. Hasil penelitiannya adalah, ayat ini tidak bisa dijadikan landasan keyakinan untuk menolak kaum disabilitas yang ingin berkontribusi dalam gereja. Justru gerejalah yang harus menyuarakan ekualitas tersebut. Penyuaraan ini didukung oleh kenyataan bahwa ayat ini hanya berlaku pada masa kitab itu ditulis, yaitu sekitar tahun 1405 SM, sehingga tidak bisa diterapkan di masa sekarang. Hukum ini pun tidak ditujukan kepada penyandang disabilitas secara langsung, melainkan kepada orang-orang yang pada saat itu melakukan praktek penyimpangan yang mengakibatkan mereka tidak layak di hadapan Allah.\",\"PeriodicalId\":431094,\"journal\":{\"name\":\"Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.54553/kharisma.v3i2.89\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54553/kharisma.v3i2.89","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

对圣经经文的误解经常发生,因为它们是按字面意思理解的,而没有考虑所写经文的上下文。结果,神的话语的实质常常没有被正确地抓住,并常常导致迷失。因此,作者采用了一种史学批判的方法,即关注这节经文写作时的历史和文化方面,然后对其中一节法律体裁的圣经经文,即申命记23:1-8,提供了一种更批判性的重读,涉及那些不能进入耶和华会众的人。研究的结果是,这节经文不能作为拒绝那些想为教会做贡献的残疾人的信仰基础。教会必须为这些品质大声疾呼。这种说法得到了这样一个事实的支持:这节经文只适用于这本书写作的时候,大约是公元前1405年,所以它不可能适用于今天。这条律法并不是直接针对残疾人的,而是针对那些在当时行事越轨的人,使他们在上帝面前不配。Kesalahpahaman terhadap ayat-ayat Alkitab sering terjadi karena diartikan secara harfiah .[1]秋叶,秋叶,秋叶,秋叶,秋叶,秋叶,秋叶,秋叶,秋叶。Karena itu, penulis menggunakan metode pendekaan historiografi-kritis, yititdengan member perhatikan speak history, danbudaya pada saat ayat tersebut ditulis, yang kemudian, memberikan pembacaan ulang lebih kritis terhadap salah satu ayat Alkitab bergenre hukum, yititulangan 23:1-8, tentenorang yang tidak boleh masuk Jemaah TUHAN。哈西尔penelitiannya adalah, ayat ini tiak bisa dijadikan landasan keyakinan untuk menolak kaum残疾,在berkontribusi dalam gereja。就像gerejalah yang harus menyuakan ekualalis teresbut。Penyuaraan ini didukung oleh kenyataan bahwa ayat ini hanya berlaku pada masa kitab itu ditulis, yitu sekitar tahun 1405 SM, seingga tidak bisa diiterapkan di masa sekarang。Hukum ini pun tidak ditujukan kepada penyandang disabilitas secara langsung, melainkan kepada orange - orange yang pada saat itu melakukan praktek penyimpangan yang mengakibatkan mereka tiak layak di hadapan安拉。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Menyuarakan Ekuasi Terhadap Kaum Disabilitas di Dalam Gereja Berdasarkan Kitab Ulangan 23:1-8
Misunderstanding of Bible verses often occurs because they are taken literally, without considering the context of the verse that was written. As a result, the essence of God's Word is often not captured properly, and often results in loss. Therefore, the writer uses a historiographic-critical approach, namely by paying attention to the historical and cultural aspects at the time the verse was written, which then provides a more critical rereading of one of the Bible verses of the legal genre, namely Deuteronomy 23:1-8, concerning those who cannot enter the congregation of the LORD. The result of the research is that this verse cannot be used as a basis for belief in rejecting people with disabilities who want to contribute to the church. It is the church that must speak out for these qualities. This voicing is supported by the fact that this verse only applies at the time the book was written, which is around 1405 BC, so it cannot be applied today. This law was not addressed directly to persons with disabilities, but to people who at that time carried out deviant practices that made them unworthy before God. Kesalahpahaman terhadap ayat-ayat Alkitab sering terjadi karena diartikan secara harfiah, tanpa mempertimbangkan konteks dari ayat yang ditulis.[1] Akibatnya, esensi dari Firman Tuhan sering tidak ditangkap dengan benar, dan tidak jarang mengakibatkan kerugian. Karena itu, penulis menggunakan metode pendekatan historiografi-kritis, yaitu dengan memperhatikan aspek historis dan budaya pada saat ayat tersebut ditulis, yang kemudian, memberikan pembacaan ulang yang lebih kritis terhadap salah satu ayat Alkitab bergenre hukum, yaitu Ulangan 23:1-8, tentang orang yang tidak boleh masuk Jemaah TUHAN. Hasil penelitiannya adalah, ayat ini tidak bisa dijadikan landasan keyakinan untuk menolak kaum disabilitas yang ingin berkontribusi dalam gereja. Justru gerejalah yang harus menyuarakan ekualitas tersebut. Penyuaraan ini didukung oleh kenyataan bahwa ayat ini hanya berlaku pada masa kitab itu ditulis, yaitu sekitar tahun 1405 SM, sehingga tidak bisa diterapkan di masa sekarang. Hukum ini pun tidak ditujukan kepada penyandang disabilitas secara langsung, melainkan kepada orang-orang yang pada saat itu melakukan praktek penyimpangan yang mengakibatkan mereka tidak layak di hadapan Allah.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Pendampingan dan konseling Pastoral, dengan pendekatan Etnometodologi Hubungan Pemahaman Tentang Karunia Melayani Dengan Regenerasi Pelayan Tuhan Menjalin Hubungan melalui Konseling Pastoral Alkitabiah bagi Jemaat Remaja di GBI Bethel Bandung Konflik dan Peran Profetis-Normatif Pendeta: Kajian Etika Sosial Kristen Sikap Orang Percaya Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Keteladanan Yesus Kristus
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1