Abizar Adi, Agus Didit Haryanto, Johanes Hutabarat, Dewi Gentana
{"title":"ANALISIS PENGINDERAAN JAUH DAN PEMODELAN 3D FAULT FRACTURE DENSITY (FFD) DALAM PENENTUAN ZONA PERMEABILITAS PERMUKAAN DI WILAYAH PANAS BUMI GUNUNG TAMPOMAS, JAWA BARAT","authors":"Abizar Adi, Agus Didit Haryanto, Johanes Hutabarat, Dewi Gentana","doi":"10.47599/bsdg.v16i2.325","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wilayah Gunung Tampomas yang terletak di Kecamatan Buahdua, Kecamatan Conggeang, dan Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dipilih sebagai daerah penelitian karena diperkirakan memiliki potensi panas bumi dengan hadirnya manifestasi panas bumi berupa mata air panas di sekitarnya. Kemunculan manifestasi berhubungan dengan zona permeabilitas yang dikontrol oleh struktur geologi. Kelurusan punggungan dan lembah diamati dan dianalisis menggunakan citra penginderaan jauh ASTER GDEM dan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), skala 1:25.000. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara permeabilitas dengan kemunculan manifestasi panas bumi di daerah penelitian. Metode penelitian dengan melakukan analisis penginderaan jauh dan Fault Fracture Density (FFD) menggunakan pemodelan 3D micromine software. Hasil analisis penginderaan jauh dengan azimut penyinaran dari 0˚, 45˚, 90˚, 135˚ dan altitude 45˚ memperlihatkan pola utama kelurusan punggungan–lembah yang diinterpretasikan sebagai patahan memiliki arah relatif barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Indikasi struktur geologi di lapangan diperlihatkan oleh morfologi bentuk punggungan lembah, di beberapa tempat memiliki tebing curam membentuk gawir sesar dan faset segitiga. Hasil analisis FFD di daerah penelitian memiliki tingkat permeabilitas yang bervariasi dengan nilai FFD rendah (0,00–3,00 km-1), sedang (3,00-6,00 km-1) dan tinggi (6,00–9,33 km-1). Manifestasi panas bumi muncul pada zona permeabilitas yang memiliki nilai FFD sedang hingga tinggi yang ditandai oleh warna jingga dan merah. Dari pemodelan 3D micromine software terhadap zona permeabilitas dan ploting mata air panas di permukaan terlihat secara jelas kemunculan mata air panas ke permukaan difasilitasi oleh patahan yang berkembang di daerah penelitian.","PeriodicalId":191495,"journal":{"name":"Buletin Sumber Daya Geologi","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Sumber Daya Geologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47599/bsdg.v16i2.325","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ANALISIS PENGINDERAAN JAUH DAN PEMODELAN 3D FAULT FRACTURE DENSITY (FFD) DALAM PENENTUAN ZONA PERMEABILITAS PERMUKAAN DI WILAYAH PANAS BUMI GUNUNG TAMPOMAS, JAWA BARAT
Wilayah Gunung Tampomas yang terletak di Kecamatan Buahdua, Kecamatan Conggeang, dan Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dipilih sebagai daerah penelitian karena diperkirakan memiliki potensi panas bumi dengan hadirnya manifestasi panas bumi berupa mata air panas di sekitarnya. Kemunculan manifestasi berhubungan dengan zona permeabilitas yang dikontrol oleh struktur geologi. Kelurusan punggungan dan lembah diamati dan dianalisis menggunakan citra penginderaan jauh ASTER GDEM dan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), skala 1:25.000. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara permeabilitas dengan kemunculan manifestasi panas bumi di daerah penelitian. Metode penelitian dengan melakukan analisis penginderaan jauh dan Fault Fracture Density (FFD) menggunakan pemodelan 3D micromine software. Hasil analisis penginderaan jauh dengan azimut penyinaran dari 0˚, 45˚, 90˚, 135˚ dan altitude 45˚ memperlihatkan pola utama kelurusan punggungan–lembah yang diinterpretasikan sebagai patahan memiliki arah relatif barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Indikasi struktur geologi di lapangan diperlihatkan oleh morfologi bentuk punggungan lembah, di beberapa tempat memiliki tebing curam membentuk gawir sesar dan faset segitiga. Hasil analisis FFD di daerah penelitian memiliki tingkat permeabilitas yang bervariasi dengan nilai FFD rendah (0,00–3,00 km-1), sedang (3,00-6,00 km-1) dan tinggi (6,00–9,33 km-1). Manifestasi panas bumi muncul pada zona permeabilitas yang memiliki nilai FFD sedang hingga tinggi yang ditandai oleh warna jingga dan merah. Dari pemodelan 3D micromine software terhadap zona permeabilitas dan ploting mata air panas di permukaan terlihat secara jelas kemunculan mata air panas ke permukaan difasilitasi oleh patahan yang berkembang di daerah penelitian.