{"title":"HUBUNGAN NILAI CBR LABORATORIUM DAN DCP PADA TANAH YANG DIPADATKAN PADA RUAS JALAN DESA SEMISIR KABUPATEN KOTABARU","authors":"Sylvina Permatasari","doi":"10.24127/TP.V10I2.1582.G1021","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cara uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) merupakan suatu prosedur yang cepat untuk melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi jalan dengan biaya yang relatif kecil. Perencanaan tebal lapisan perkerasan bawah dan lapisan perkerasan atas serta lapis permukaan terlebih dahulu harus di uji kepadatan tanahnya. Pada penelitian ini membahas hubungan nilai CBR laboratorium dan DCP pada tanah yang dipadatkan di ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru yang merupakan jalan yang akan digunakan perusahaan agar akses jalan pelabuhan menjadi mudah dilalui sehingga dapat membantu perusahaan melalui akses jalan tersebut.Perhitungan hasil analisa data baik di lapangan maupun di laboratorium, diperoleh titik penelitian yang memiliki nilai hampir sama sehingga penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah (CBR perkiraan awal) di lapangan di Ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru dapat dipakai sebagai suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan pengujian CBR lebih lanjut di laboratorium. Untuk mendapatkan berapa nilai DCP, nilai CBR, CBR desain dan nilai daya dukung tanah pada ruas Jalan dimana hasil pengujian menunjukkan rata-rata nilai DCP adalah 18,13 mm, sedangkan rata-rata nilai CBR adalah 13,35% dan desain nilai CBR adalah 24,78% dengan Daya Dukung Tanah adalah 7,74%.Kondisi di lapangan saat pengujian sudah layak untuk ditingkatkan perkerasan lapisan permukaan aspal karena memiliki standar kepadatan minimum 6%. Hasil nilai CBR tersebut akan menjadi rekomendasi untuk penentuan tebal lapis perkerasan dan tebal lapis permukaan pada Jalan tersebut","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1582.G1021","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
HUBUNGAN NILAI CBR LABORATORIUM DAN DCP PADA TANAH YANG DIPADATKAN PADA RUAS JALAN DESA SEMISIR KABUPATEN KOTABARU
Cara uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) merupakan suatu prosedur yang cepat untuk melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi jalan dengan biaya yang relatif kecil. Perencanaan tebal lapisan perkerasan bawah dan lapisan perkerasan atas serta lapis permukaan terlebih dahulu harus di uji kepadatan tanahnya. Pada penelitian ini membahas hubungan nilai CBR laboratorium dan DCP pada tanah yang dipadatkan di ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru yang merupakan jalan yang akan digunakan perusahaan agar akses jalan pelabuhan menjadi mudah dilalui sehingga dapat membantu perusahaan melalui akses jalan tersebut.Perhitungan hasil analisa data baik di lapangan maupun di laboratorium, diperoleh titik penelitian yang memiliki nilai hampir sama sehingga penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah (CBR perkiraan awal) di lapangan di Ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru dapat dipakai sebagai suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan pengujian CBR lebih lanjut di laboratorium. Untuk mendapatkan berapa nilai DCP, nilai CBR, CBR desain dan nilai daya dukung tanah pada ruas Jalan dimana hasil pengujian menunjukkan rata-rata nilai DCP adalah 18,13 mm, sedangkan rata-rata nilai CBR adalah 13,35% dan desain nilai CBR adalah 24,78% dengan Daya Dukung Tanah adalah 7,74%.Kondisi di lapangan saat pengujian sudah layak untuk ditingkatkan perkerasan lapisan permukaan aspal karena memiliki standar kepadatan minimum 6%. Hasil nilai CBR tersebut akan menjadi rekomendasi untuk penentuan tebal lapis perkerasan dan tebal lapis permukaan pada Jalan tersebut