{"title":"了解21世纪的人口主义现象","authors":"M. Sahlan, Muhammad Yunus Ahmad","doi":"10.22373/jsai.v4i1.2691","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to discuss populism, a term in politics that is increasingly used throughout the world, including in Indonesia. Populism has been used to describe many leaders and situations in different contexts, and scholars have not agreed on a definitive formulation. This article will fill this gap by using a literature review to increase and enrich knowledge about populism and deepen its surrounding discourse, specifically academic discourse in social and political fields. This article contends that although scholars differ in their definition of populism, the political phenomenon can still be identified. Empirically, populism can be identified through behaviors, attitudes, and political rhetoric. Furthermore, the article concludes that increased populism in a global and national context is influenced by various contexts and problems that exist in different countries. \nAbstrak \nArtikel ini membahas tentang populisme, yaitu sebuah term politik yang akhir-akhir ini menguat di dunia, termasuk di Indonesia. Populisme telah digunakan untuk menggambarkan pemimpin dan situasi dalam konteks yang beragam, dan para scholar belum menemukan kata sepakat mengenai formulasi definisi yang tepat tentang populisme. Artikel ini mencoba mendiskusikannya dengan menggunakan pendekatan studi literatur dengan harapan dapat memberikan kontribusi dan pengayaan pengetahuan, memperdalam diskursus dan menambah wacana akademik, khususnya dalam bidang ilmu sosial dan politik. Kajian ini berpendapat bahwa meskipun para ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang populisme, tidak berarti fenomena sosial politik ini tidak dapat diidentifikasi. Pada tingkat empiris, populisme dapat diidentifikasi melalui sikap, perilaku dan retorika politiknya. Artikel ini berkesimpulan bahwa menguatnya populisme di tingkat global dan nasional dipengaruhi oleh faktor yang beragam sesuai dengan konteks dan persoalan yang dihadapi oleh masing-masing negara. \n \n ","PeriodicalId":433836,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Memahami Fenomena Populisme di Abad ke-21\",\"authors\":\"M. Sahlan, Muhammad Yunus Ahmad\",\"doi\":\"10.22373/jsai.v4i1.2691\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article aims to discuss populism, a term in politics that is increasingly used throughout the world, including in Indonesia. Populism has been used to describe many leaders and situations in different contexts, and scholars have not agreed on a definitive formulation. This article will fill this gap by using a literature review to increase and enrich knowledge about populism and deepen its surrounding discourse, specifically academic discourse in social and political fields. This article contends that although scholars differ in their definition of populism, the political phenomenon can still be identified. Empirically, populism can be identified through behaviors, attitudes, and political rhetoric. Furthermore, the article concludes that increased populism in a global and national context is influenced by various contexts and problems that exist in different countries. \\nAbstrak \\nArtikel ini membahas tentang populisme, yaitu sebuah term politik yang akhir-akhir ini menguat di dunia, termasuk di Indonesia. Populisme telah digunakan untuk menggambarkan pemimpin dan situasi dalam konteks yang beragam, dan para scholar belum menemukan kata sepakat mengenai formulasi definisi yang tepat tentang populisme. Artikel ini mencoba mendiskusikannya dengan menggunakan pendekatan studi literatur dengan harapan dapat memberikan kontribusi dan pengayaan pengetahuan, memperdalam diskursus dan menambah wacana akademik, khususnya dalam bidang ilmu sosial dan politik. Kajian ini berpendapat bahwa meskipun para ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang populisme, tidak berarti fenomena sosial politik ini tidak dapat diidentifikasi. Pada tingkat empiris, populisme dapat diidentifikasi melalui sikap, perilaku dan retorika politiknya. Artikel ini berkesimpulan bahwa menguatnya populisme di tingkat global dan nasional dipengaruhi oleh faktor yang beragam sesuai dengan konteks dan persoalan yang dihadapi oleh masing-masing negara. \\n \\n \",\"PeriodicalId\":433836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"volume\":\"10 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jsai.v4i1.2691\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jsai.v4i1.2691","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本文旨在讨论民粹主义,这是一个在世界各地越来越多使用的政治术语,包括在印度尼西亚。民粹主义被用来描述不同背景下的许多领导人和情况,学者们尚未就一个明确的表述达成一致。本文将通过文献综述来填补这一空白,以增加和丰富关于民粹主义的知识,并深化其周围的话语,特别是社会和政治领域的学术话语。本文认为,尽管学者们对民粹主义的定义不同,但这种政治现象仍然是可以识别的。从经验上看,民粹主义可以通过行为、态度和政治修辞来识别。此外,文章得出结论,全球和国家背景下民粹主义的增加受到不同国家存在的各种背景和问题的影响。【摘要】印尼人民党成员的民粹主义倾向,印尼人民党成员的民粹主义倾向,印尼人民党成员的民粹主义倾向。民粹主义telah digunakan untuk menggambarkan pemimpin dan situasi dalam konteks yang beragam, danpara学者belum menemukan kata sepakat mengenai formulasi definisi yang tepat tentang Populisme。Artikel ini mencoba mendiskusikannya dengan menggunakan pendekatan研究文学dengan harapan dapat成员kan kontribusi dan pengayaan pengetahuan,成员dalam diskursus dan menambah wakana akademik, khususnya dalam bidang ilmu社会和政治。“民粹主义”、“社会政治”、“社会政治”、“民族主义”。民粹主义、民族主义、民族主义、民族主义、民族主义、民族主义、民族主义、民族主义。阿蒂克尔尼(Artikel ini)代表了普世性和民粹主义,代表了全球,代表了国家,代表了中国,代表了中国,代表了个人,代表了中国,代表了中国。
This article aims to discuss populism, a term in politics that is increasingly used throughout the world, including in Indonesia. Populism has been used to describe many leaders and situations in different contexts, and scholars have not agreed on a definitive formulation. This article will fill this gap by using a literature review to increase and enrich knowledge about populism and deepen its surrounding discourse, specifically academic discourse in social and political fields. This article contends that although scholars differ in their definition of populism, the political phenomenon can still be identified. Empirically, populism can be identified through behaviors, attitudes, and political rhetoric. Furthermore, the article concludes that increased populism in a global and national context is influenced by various contexts and problems that exist in different countries.
Abstrak
Artikel ini membahas tentang populisme, yaitu sebuah term politik yang akhir-akhir ini menguat di dunia, termasuk di Indonesia. Populisme telah digunakan untuk menggambarkan pemimpin dan situasi dalam konteks yang beragam, dan para scholar belum menemukan kata sepakat mengenai formulasi definisi yang tepat tentang populisme. Artikel ini mencoba mendiskusikannya dengan menggunakan pendekatan studi literatur dengan harapan dapat memberikan kontribusi dan pengayaan pengetahuan, memperdalam diskursus dan menambah wacana akademik, khususnya dalam bidang ilmu sosial dan politik. Kajian ini berpendapat bahwa meskipun para ahli memiliki pandangan yang berbeda tentang populisme, tidak berarti fenomena sosial politik ini tidak dapat diidentifikasi. Pada tingkat empiris, populisme dapat diidentifikasi melalui sikap, perilaku dan retorika politiknya. Artikel ini berkesimpulan bahwa menguatnya populisme di tingkat global dan nasional dipengaruhi oleh faktor yang beragam sesuai dengan konteks dan persoalan yang dihadapi oleh masing-masing negara.