{"title":"内化的诊断技巧——《古兰经》与科学在伊斯兰学校三个层次的衔接","authors":"W. Fadly, Fatkul Jannah, O. S. Ahmed, D. Susanti","doi":"10.21154/CENDEKIA.V18I2.2178","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The study diagnosed the skill of internalization-interconnection of the Qur’ani with science at the three levels of Madrasah (Islamic school). We used a mixedmethod research methodology, which was started with a cross-sectional survey, then continued with phenomenology. With this combination of research, it is hoped that more comprehensive data results will be obtained. The number of participants involved in the survey was 116 people taken randomly at three levels of the madrasah, who were then purposively classified based on the highest score for in-depth interviews. The collected data were analyzed using quantitative descriptive, qualitative descriptive, and inferential statistics through multivariate tests. The results of the present study show that: 1) the theoanthopocentric approach had been implemented quite well since the MI (Islamic Elementary School) level; 2) MTs (Islamic Junior High School) is the best level for optimizing the planting of the skill to internalize-interconnect Qur’ani with science; 3) the profile of students’ internalization skills in the MI is at the knowing level, MTs is in the responding level, and at the MA (Islamic Senior High School)in the organizing level, while the interconnection skill at the MI is in the understanding in textual level (textual), the MTs in the level of understanding contextually only on the initial experience of students (effective contextual) and MA in the level of understanding analyzes the relationship between science and other subjects as well as with the verses of the Qur’an in a structured manner (structured contextual). Wirawan Fadly dkk , Diagnostic Skill of Internalization 268 Abstrak:Tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosa kemampuan internalisasiintekoneksi Qur’ani dengan IPA di tiga jenjang pendidikan madrasah. Penelitian dilakukan melalui mix-method atau metode kombinasi yang diawali dengan cross sectional survey kemudian dilanjutkan dengan fenomenologi. Dengan penelitian kombinasi ini diharapkan mendapatkan hasil data yang lebih komprehensif. Jumlah partisipan yang terlibat dalam survey sebanyak 116 orang diambil secara random di tiga jenjang madrasah, yang kemudian dikrucutkan secara purpossive berdasarkan nilai tertinggi untuk diwawancarai secara mendalam. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa menggunakan deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, serta statistik inferensial melalui uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pendekatan theoanthopocentris telah dilaksanakan secara cukup baik sejak jenjang MI; 2) jenjang MTs merupakan jenjang paling baik untuk untuk optimalisasi penanaman kemampuan internalisasi-interkoneksi al-Qur’an dengan IPA; 3) Profil keterampilan internalisasi siswa di MI ada di tingkat mengetahui, MTs di tingkat menanggapi, dan di MA di tingkat pengorganisasian, sedangkan keterampilan interkoneksi di MI ada di tingkat pemahaman pada tataran tekstual (tekstual), MTs pada tataran pemahaman kontekstual hanya pada pengalaman awal peserta didik (kontekstual efektif) dan MA pada tataran pemahaman menganalisis hubungan IPA dengan mata pelajaran lain serta dengan ayatayat al-quran secara terstruktur (kontekstual terstruktur).","PeriodicalId":165060,"journal":{"name":"Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":"{\"title\":\"Diagnostic Skill of Internalization-Interconnection Qur’ani With Science in Three Levels of Madrasah\",\"authors\":\"W. Fadly, Fatkul Jannah, O. S. Ahmed, D. Susanti\",\"doi\":\"10.21154/CENDEKIA.V18I2.2178\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The study diagnosed the skill of internalization-interconnection of the Qur’ani with science at the three levels of Madrasah (Islamic school). We used a mixedmethod research methodology, which was started with a cross-sectional survey, then continued with phenomenology. With this combination of research, it is hoped that more comprehensive data results will be obtained. The number of participants involved in the survey was 116 people taken randomly at three levels of the madrasah, who were then purposively classified based on the highest score for in-depth interviews. The collected data were analyzed using quantitative descriptive, qualitative descriptive, and inferential statistics through multivariate tests. The results of the present study show that: 1) the theoanthopocentric approach had been implemented quite well since the MI (Islamic Elementary School) level; 2) MTs (Islamic Junior High School) is the best level for optimizing the planting of the skill to internalize-interconnect Qur’ani with science; 3) the profile of students’ internalization skills in the MI is at the knowing level, MTs is in the responding level, and at the MA (Islamic Senior High School)in the organizing level, while the interconnection skill at the MI is in the understanding in textual level (textual), the MTs in the level of understanding contextually only on the initial experience of students (effective contextual) and MA in the level of understanding analyzes the relationship between science and other subjects as well as with the verses of the Qur’an in a structured manner (structured contextual). Wirawan Fadly dkk , Diagnostic Skill of Internalization 268 Abstrak:Tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosa kemampuan internalisasiintekoneksi Qur’ani dengan IPA di tiga jenjang pendidikan madrasah. Penelitian dilakukan melalui mix-method atau metode kombinasi yang diawali dengan cross sectional survey kemudian dilanjutkan dengan fenomenologi. Dengan penelitian kombinasi ini diharapkan mendapatkan hasil data yang lebih komprehensif. Jumlah partisipan yang terlibat dalam survey sebanyak 116 orang diambil secara random di tiga jenjang madrasah, yang kemudian dikrucutkan secara purpossive berdasarkan nilai tertinggi untuk diwawancarai secara mendalam. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa menggunakan deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, serta statistik inferensial melalui uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pendekatan theoanthopocentris telah dilaksanakan secara cukup baik sejak jenjang MI; 2) jenjang MTs merupakan jenjang paling baik untuk untuk optimalisasi penanaman kemampuan internalisasi-interkoneksi al-Qur’an dengan IPA; 3) Profil keterampilan internalisasi siswa di MI ada di tingkat mengetahui, MTs di tingkat menanggapi, dan di MA di tingkat pengorganisasian, sedangkan keterampilan interkoneksi di MI ada di tingkat pemahaman pada tataran tekstual (tekstual), MTs pada tataran pemahaman kontekstual hanya pada pengalaman awal peserta didik (kontekstual efektif) dan MA pada tataran pemahaman menganalisis hubungan IPA dengan mata pelajaran lain serta dengan ayatayat al-quran secara terstruktur (kontekstual terstruktur).\",\"PeriodicalId\":165060,\"journal\":{\"name\":\"Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan\",\"volume\":\"3 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"6\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21154/CENDEKIA.V18I2.2178\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/CENDEKIA.V18I2.2178","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
摘要
这项研究在伊斯兰学校的三个层次上诊断了《古兰经》与科学的内化技能。我们使用混合方法研究方法,从横断面调查开始,然后继续使用现象学。通过这种结合研究,希望能得到更全面的数据结果。参与调查的人数是116人,随机从伊斯兰学校的三个层次中抽取,然后根据深度访谈的最高分有目的地对他们进行分类。通过多变量检验,采用定量描述性统计、定性描述性统计和推断性统计对收集到的数据进行分析。本研究结果表明:1)自伊斯兰小学(MI)水平以来,神人中心方法已经得到了很好的实施;2)伊斯兰初中(MTs)是优化古兰经与科学内化互联技能种植的最佳层次;(3) MI学生的内化技能表现为认知水平,MTs学生的内化技能表现为响应水平,MA(伊斯兰高中)学生的内化技能表现为组织水平,而MI学生的内化技能表现为文本水平(原文)的理解水平。硕士在语境理解水平上只对学生的初步经验进行分析(有效语境),硕士在理解水平上以结构化的方式分析科学与其他学科以及古兰经经文之间的关系(结构化语境)。摘要:Tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosa kemampuan internalisasiinterkoneksi Qur 'ani dengan IPA di tiga jenjang pendidikan madrasah。Penelitian dilakukan melalui混合方法,atau方法,kombinasi yang diakwali dengan横断面调查,kemudian dilanjutkan dengan现象学。登干penelitian kombinasi ini diharapkan mendapatkan hasil数据yang lebih综合。【中文译文】:Jumlah partipartian yang terlibat dalam调查sebanyak 116猩猩diambil secara随机di tiga jenjang madrasah, yang kemudian dikrucutkan secara有目的的berdasarkan nilai tertinggi untuk diwawancarai secara mendalam。数据阳telah terkumpul kemudian analysis;数据阳telah terkumpul kemudian analysis;数据阳telah kemudian analysis;数据阳telah kemudian analysis;数据阳telah kemudian analysis;Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) pendekatan the oanthropocentris telah dilaksanakan secara cuup baik sejak jenjang MI;2) jenjang MTs merupakan jenjang paling baik untuk untuk optimalisasi penanaman kemampuan internalisasi-interkoneksi al- quan dengan IPA;3) profile keterampilan internalisasi siswa di MI ada di tingkat mengetahui, MTs di tingkat menanggapi, dan di MA di tingkat pengorganisasian, sedangkan keterampilan interkoneksi di MI ada di tingkat pemahaman pada tataran tekstual (tekstual);MTs pada tataran pemahaman kontekstual hanya pada pengalaman awal peserta didik (kontekstual efektif)和MA pada tataran pemahaman menganalishubungan IPA dengan mata pelajaran lain serta dengan ayatayat al-quran secara terstrucktur (kontekstual terstructur)。
Diagnostic Skill of Internalization-Interconnection Qur’ani With Science in Three Levels of Madrasah
The study diagnosed the skill of internalization-interconnection of the Qur’ani with science at the three levels of Madrasah (Islamic school). We used a mixedmethod research methodology, which was started with a cross-sectional survey, then continued with phenomenology. With this combination of research, it is hoped that more comprehensive data results will be obtained. The number of participants involved in the survey was 116 people taken randomly at three levels of the madrasah, who were then purposively classified based on the highest score for in-depth interviews. The collected data were analyzed using quantitative descriptive, qualitative descriptive, and inferential statistics through multivariate tests. The results of the present study show that: 1) the theoanthopocentric approach had been implemented quite well since the MI (Islamic Elementary School) level; 2) MTs (Islamic Junior High School) is the best level for optimizing the planting of the skill to internalize-interconnect Qur’ani with science; 3) the profile of students’ internalization skills in the MI is at the knowing level, MTs is in the responding level, and at the MA (Islamic Senior High School)in the organizing level, while the interconnection skill at the MI is in the understanding in textual level (textual), the MTs in the level of understanding contextually only on the initial experience of students (effective contextual) and MA in the level of understanding analyzes the relationship between science and other subjects as well as with the verses of the Qur’an in a structured manner (structured contextual). Wirawan Fadly dkk , Diagnostic Skill of Internalization 268 Abstrak:Tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosa kemampuan internalisasiintekoneksi Qur’ani dengan IPA di tiga jenjang pendidikan madrasah. Penelitian dilakukan melalui mix-method atau metode kombinasi yang diawali dengan cross sectional survey kemudian dilanjutkan dengan fenomenologi. Dengan penelitian kombinasi ini diharapkan mendapatkan hasil data yang lebih komprehensif. Jumlah partisipan yang terlibat dalam survey sebanyak 116 orang diambil secara random di tiga jenjang madrasah, yang kemudian dikrucutkan secara purpossive berdasarkan nilai tertinggi untuk diwawancarai secara mendalam. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa menggunakan deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, serta statistik inferensial melalui uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pendekatan theoanthopocentris telah dilaksanakan secara cukup baik sejak jenjang MI; 2) jenjang MTs merupakan jenjang paling baik untuk untuk optimalisasi penanaman kemampuan internalisasi-interkoneksi al-Qur’an dengan IPA; 3) Profil keterampilan internalisasi siswa di MI ada di tingkat mengetahui, MTs di tingkat menanggapi, dan di MA di tingkat pengorganisasian, sedangkan keterampilan interkoneksi di MI ada di tingkat pemahaman pada tataran tekstual (tekstual), MTs pada tataran pemahaman kontekstual hanya pada pengalaman awal peserta didik (kontekstual efektif) dan MA pada tataran pemahaman menganalisis hubungan IPA dengan mata pelajaran lain serta dengan ayatayat al-quran secara terstruktur (kontekstual terstruktur).