Heavysta British Fenderin, Intan Nurjannah, Ariani Arista Putri Pratiwi
{"title":"心理健康教育对日惹一所高中的焦虑和冲动行为的影响:回顾性研究","authors":"Heavysta British Fenderin, Intan Nurjannah, Ariani Arista Putri Pratiwi","doi":"10.22146/jkkk.61666","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACTBackground: The total number of adolescents in the world who have anxiety reaches 31,9%, or as many as 1 in 3 teenagers, when they are 18 years old. In addition to anxiety, problems in the form of messing up/making trouble are also often encountered in school-age children, this is due to their limited ability to provide an assessment of the situation which then gives rise to impulsive behaviour. Health education might be applied to help student in regard to anxiety and impulsive behaviours.Objective: To determine whether Se-Jiwaku Mental Health Education affects the level of anxiety and impulsive behaviours among students in one of senior high school in Yogyakarta.Methods: This study used a retrospective study design with a descriptive-analytic approach. There were 14 respondents which consisted of 12 females and 2 males. T-MAS and BIS-11 questionnaire were applied as data collecting instruments. The analytical test used was the non-parametric Wilcoxon analysis to see the change in data from pre-test to post-test due to the influence of the Se-Jiwaku Mental Health Education intervention.Results: The results of this study was 11 out of 14 respondents experience anxiety. For the impulsivity variable, the response range was between 62-89 with a cut-off point of 30 and a maximum score of 120, The Wilcoxon test results on the anxiety variable showed a score of 0,077 (more than p=0,05) and the impulsivity variable showed a sig. 2 tailed number of 0,268 (more than p=0,05)Conclusion: There is not any effect of Se-Jiwaku Mental Health Education on the level of anxiety and impulsive behaviours in Yogyakarta Senior High School Students who become research respondents.Keyword: anxiety, impulsive behaviours, Sejiwaku mental health education ABSTRAKLatar belakang: Total remaja di dunia yang memiliki kecemasan mencapai angka 31,9% atau sebanyak 1 dari 3 remaja mengalami kecemasan saat berusia 18 tahun. Selain kecemasan, permasalahan berupa mengacau/berbuat onar juga sering ditemui pada anak usia sekolah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dalam memberi penilaian terhadap situasi yang kemudian memunculkan perilaku impulsif. Pendidikan kesehatan dapat diaplikasikan untuk membantu siswa terkait kecemasan dan perilaku impulsif ini.Tujuan: Untuk mengetahui apakah Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku berpengaruh pada tingkat kecemasan dan perilaku impulsif pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Retrospective Study dengan pendekatan deskriptif analitik. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 14 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 2 lelaki. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner T-MAS dan BIS-11. Uji analisis yang digunakan adalah analisis non-parametrik Wilcoxon untuk melihat perubahan data dari pre-test ke post-test akibat pengaruh intervensi Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku.Hasil: Hasil penelitian mendapati 11 dari 14 responden (78,6%) mengalami kecemasan sedangkan untuk variabel perilaku impulsif, responden memiliki rentang respon antara 62-89 dengan cut-off poin 30 dan skor maksimal 120. Uji Wilcoxon pada variabel kecemasan menunjukkan skor 0,077 (lebih besar dari p=0,05) dan pada variabel perilaku impulsif menunjukkan angka sig.2 tailed sebesar 0,268 (lebih besar dari p=0,05).Kesimpulan: Tidak ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku terhadap tingkat kecemasan dan perilaku impulsif pada Siswa SMA di Yogyakarta yang menjadi responden penelitian ini.Keyword: kecemasan, perilaku impulsif, Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku terhadap Kecemasan dan Perilaku Impulsif Siswa pada Salah Satu SMA di Yogyakarta: Studi Retrospektif\",\"authors\":\"Heavysta British Fenderin, Intan Nurjannah, Ariani Arista Putri Pratiwi\",\"doi\":\"10.22146/jkkk.61666\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACTBackground: The total number of adolescents in the world who have anxiety reaches 31,9%, or as many as 1 in 3 teenagers, when they are 18 years old. In addition to anxiety, problems in the form of messing up/making trouble are also often encountered in school-age children, this is due to their limited ability to provide an assessment of the situation which then gives rise to impulsive behaviour. Health education might be applied to help student in regard to anxiety and impulsive behaviours.Objective: To determine whether Se-Jiwaku Mental Health Education affects the level of anxiety and impulsive behaviours among students in one of senior high school in Yogyakarta.Methods: This study used a retrospective study design with a descriptive-analytic approach. There were 14 respondents which consisted of 12 females and 2 males. T-MAS and BIS-11 questionnaire were applied as data collecting instruments. The analytical test used was the non-parametric Wilcoxon analysis to see the change in data from pre-test to post-test due to the influence of the Se-Jiwaku Mental Health Education intervention.Results: The results of this study was 11 out of 14 respondents experience anxiety. For the impulsivity variable, the response range was between 62-89 with a cut-off point of 30 and a maximum score of 120, The Wilcoxon test results on the anxiety variable showed a score of 0,077 (more than p=0,05) and the impulsivity variable showed a sig. 2 tailed number of 0,268 (more than p=0,05)Conclusion: There is not any effect of Se-Jiwaku Mental Health Education on the level of anxiety and impulsive behaviours in Yogyakarta Senior High School Students who become research respondents.Keyword: anxiety, impulsive behaviours, Sejiwaku mental health education ABSTRAKLatar belakang: Total remaja di dunia yang memiliki kecemasan mencapai angka 31,9% atau sebanyak 1 dari 3 remaja mengalami kecemasan saat berusia 18 tahun. Selain kecemasan, permasalahan berupa mengacau/berbuat onar juga sering ditemui pada anak usia sekolah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dalam memberi penilaian terhadap situasi yang kemudian memunculkan perilaku impulsif. Pendidikan kesehatan dapat diaplikasikan untuk membantu siswa terkait kecemasan dan perilaku impulsif ini.Tujuan: Untuk mengetahui apakah Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku berpengaruh pada tingkat kecemasan dan perilaku impulsif pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Retrospective Study dengan pendekatan deskriptif analitik. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 14 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 2 lelaki. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner T-MAS dan BIS-11. Uji analisis yang digunakan adalah analisis non-parametrik Wilcoxon untuk melihat perubahan data dari pre-test ke post-test akibat pengaruh intervensi Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku.Hasil: Hasil penelitian mendapati 11 dari 14 responden (78,6%) mengalami kecemasan sedangkan untuk variabel perilaku impulsif, responden memiliki rentang respon antara 62-89 dengan cut-off poin 30 dan skor maksimal 120. Uji Wilcoxon pada variabel kecemasan menunjukkan skor 0,077 (lebih besar dari p=0,05) dan pada variabel perilaku impulsif menunjukkan angka sig.2 tailed sebesar 0,268 (lebih besar dari p=0,05).Kesimpulan: Tidak ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku terhadap tingkat kecemasan dan perilaku impulsif pada Siswa SMA di Yogyakarta yang menjadi responden penelitian ini.Keyword: kecemasan, perilaku impulsif, Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku\",\"PeriodicalId\":287362,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-07-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/jkkk.61666\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jkkk.61666","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要背景:全球18岁以下青少年中有焦虑症的比例高达31.9%,即每3个青少年中就有1个患有焦虑症。除了焦虑之外,学龄儿童也经常遇到搞砸/制造麻烦的问题,这是由于他们对情况进行评估的能力有限,从而导致冲动行为。健康教育可用于帮助学生处理焦虑和冲动行为。目的:探讨Se-Jiwaku心理健康教育对日惹市某高中学生焦虑和冲动行为水平的影响。方法:本研究采用回顾性研究设计,采用描述性分析方法。共有14名受访者,包括12名女性和2名男性。采用T-MAS和BIS-11问卷作为数据收集工具。分析检验采用非参数Wilcoxon分析,观察受Se-Jiwaku心理健康教育干预的影响,从测试前到测试后数据的变化。结果:本研究的结果是14名受访者中有11人经历过焦虑。冲动变量的响应范围在62 - 89之间的分界点的30,最高得分为120分,焦虑变量Wilcoxon测试结果显示0077分(p = 0以上,05)和冲动变量跟踪数量的显示一个团体。0268 (p = 0以上,05年)结论:没有任何影响的Se-Jiwaku心理健康教育在日惹的焦虑水平和冲动行为高中学生成为研究对象。关键词:焦虑、冲动行为、心理健康教育摘要:拉塔尔邦:总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑、总焦虑。Selain kecemasan, permasalahan berupa mengacau/berbuat onar juga服务于diemui padanakusia sekolah。halini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dalam memberi penian terhadap情境yang kemudian memunculkan perakaku冲动。Pendidikan kesehatan dapat diaplikasikan untuk membantu siswa terkait keecmasan dan perakaku impulse ini。Tujuan: Untuk mengetahui apakah Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku berpengaruh pada tingkat kecemasan dan perperaku impulse pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta。方法:回顾性研究孟古纳坎设计,邓安彭古纳坎设计与分析。Jumlah回应说:“我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。”仪器yang digunakan adalah Kuesioner T-MAS和BIS-11。无参数分析;无参数分析;无参数分析;无参数分析;Hasil penelitian mendapati 11 dari 14 respondenen (78.6%) mengalami kecemasan sedangkan untuk variable perakaku冲量,respondenemiliki rentang respondenara 62-89邓根截断点30 dan skor maksimal 120。Uji Wilcoxon pada variable kecemasan menunjukkan skor 0,077 (lebih besar dari p= 0.05)和pada variable perada aku pulsed menunjukkan angka sig2 tail sebesar 0,268 (lebih besar dari p= 0.05)。Kesehatan Mental Se-Jiwaku terhadap tingkat kecemasan dan perperaku impulse pada Siswa SMA di Yogyakarta yang menjadi respondpenelitian ini。关键字:kesemasan;危险冲动;Pendidikan; Kesehatan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku terhadap Kecemasan dan Perilaku Impulsif Siswa pada Salah Satu SMA di Yogyakarta: Studi Retrospektif
ABSTRACTBackground: The total number of adolescents in the world who have anxiety reaches 31,9%, or as many as 1 in 3 teenagers, when they are 18 years old. In addition to anxiety, problems in the form of messing up/making trouble are also often encountered in school-age children, this is due to their limited ability to provide an assessment of the situation which then gives rise to impulsive behaviour. Health education might be applied to help student in regard to anxiety and impulsive behaviours.Objective: To determine whether Se-Jiwaku Mental Health Education affects the level of anxiety and impulsive behaviours among students in one of senior high school in Yogyakarta.Methods: This study used a retrospective study design with a descriptive-analytic approach. There were 14 respondents which consisted of 12 females and 2 males. T-MAS and BIS-11 questionnaire were applied as data collecting instruments. The analytical test used was the non-parametric Wilcoxon analysis to see the change in data from pre-test to post-test due to the influence of the Se-Jiwaku Mental Health Education intervention.Results: The results of this study was 11 out of 14 respondents experience anxiety. For the impulsivity variable, the response range was between 62-89 with a cut-off point of 30 and a maximum score of 120, The Wilcoxon test results on the anxiety variable showed a score of 0,077 (more than p=0,05) and the impulsivity variable showed a sig. 2 tailed number of 0,268 (more than p=0,05)Conclusion: There is not any effect of Se-Jiwaku Mental Health Education on the level of anxiety and impulsive behaviours in Yogyakarta Senior High School Students who become research respondents.Keyword: anxiety, impulsive behaviours, Sejiwaku mental health education ABSTRAKLatar belakang: Total remaja di dunia yang memiliki kecemasan mencapai angka 31,9% atau sebanyak 1 dari 3 remaja mengalami kecemasan saat berusia 18 tahun. Selain kecemasan, permasalahan berupa mengacau/berbuat onar juga sering ditemui pada anak usia sekolah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dalam memberi penilaian terhadap situasi yang kemudian memunculkan perilaku impulsif. Pendidikan kesehatan dapat diaplikasikan untuk membantu siswa terkait kecemasan dan perilaku impulsif ini.Tujuan: Untuk mengetahui apakah Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku berpengaruh pada tingkat kecemasan dan perilaku impulsif pada siswa di salah satu SMA di Yogyakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Retrospective Study dengan pendekatan deskriptif analitik. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 14 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 2 lelaki. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner T-MAS dan BIS-11. Uji analisis yang digunakan adalah analisis non-parametrik Wilcoxon untuk melihat perubahan data dari pre-test ke post-test akibat pengaruh intervensi Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku.Hasil: Hasil penelitian mendapati 11 dari 14 responden (78,6%) mengalami kecemasan sedangkan untuk variabel perilaku impulsif, responden memiliki rentang respon antara 62-89 dengan cut-off poin 30 dan skor maksimal 120. Uji Wilcoxon pada variabel kecemasan menunjukkan skor 0,077 (lebih besar dari p=0,05) dan pada variabel perilaku impulsif menunjukkan angka sig.2 tailed sebesar 0,268 (lebih besar dari p=0,05).Kesimpulan: Tidak ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku terhadap tingkat kecemasan dan perilaku impulsif pada Siswa SMA di Yogyakarta yang menjadi responden penelitian ini.Keyword: kecemasan, perilaku impulsif, Pendidikan Kesehatan Mental Se-Jiwaku