PENINGKATAN LITERASI SAINS GURU IPA MTs MELALUI PENGOLAHAN BAHAN ALAM LOKAL MENJADI BAHAN IMPLAN TULANG

Abstrak: Pendidikan sains memiliki peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era globalisasi. Hasil studi PISA pada tahun 2015 menunjukkan, literasi sains anak Indonesia memiliki nilai rata-rata 403, berada pada peringkat 69 dari 76 negara dan masih dibawah nilai rata-rata yakni 493. Guru sebagai ujung tombak perubahan dalam pendidikan memiliki potensi strategis untuk meningkatkan literasi sains siswanya. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi sains Guru IPA MTs kota Malang melalui pengolahan batukapur Druju Malang sebagai bahan implan tulang. Metode yang digunakan untuk mencapai target dan luaran adalah pelatihan yang dilaksanakan dalam 5 tahap kegiatan. Tahap1: pemberian materi tentang hidroksiapatit: sintesis, karakteristik dan aplikasinya. Tahap 2: pengenalan raw material dan peralatan sintesis. Tahap 3: proses sintesis hidroksiapatit. Tahap 4: pendampingan analisis data hasil karakterisasi XRD dan SEM-EDX. Tahap 5: mengukur keberhasilan peningkatan literasi sains melalui tes. Data literasi sains diperoleh dari 20 guru, dari 14 MTs yang tersebar di wilayah kota Malang. Secara keseluruhan literasi sains guru IPA MTs kota Malang mendapatkan nilai rata-rata 74 dari kriteria keberhasilan yang ditetapkan minimal 75, oleh karena itu masih dalam kategori cukup. Kemampuan literasi sains Guru IPA MTs kota Malang berpotensi untuk meningkatkan literasi sains siswanya. Solusi yang diperoleh perluanya kegiatan yang berkelanjutan.Abstract: Science education has a strategic role in preparing quality human resources to face the era of globalization. The results of the PISA study in 2015 showed that the scientific literacy of Indonesian children had an average score of 403, ranked 69th out of 76 countries and still below the average score of 493. Teachers as the spearhead of change in education have strategic potential to improve scientific literacy his students. This activity aims to improve the scientific literacy of MTs Malang science teachers through the processing of Druju Malang limestone as bone implant material. The method used to achieve targets and outcomes is training which is carried out in 5 stages of activity. Stage 1: providing material about hydroxyapatite: synthesis, characteristics and applications. Stage 2: introduction of raw materials and synthesis equipment. Stage 3: hydroxyapatite synthesis process. Stage 4: assistance in analyzing data from XRD and SEM-EDX characterization results. Stage 5: measuring the success of increasing scientific literacy through tests. Science literacy data was obtained from 20 teachers, from 14 MTs spread across the city of Malang. Overall, the science literacy of the MTs Malang science teachers got an average score of 74 from the success criteria set at least 75, therefore it was still in the sufficient category. The scientific literacy ability of MTs science teachers in Malang has the potential to improve the scientific literacy of their students. The solution obtained is the need for sustainable activities.