{"title":"EVALUASI KOMBINASI PENGGUNAAN SOIL NAILING DAN GROUND ANCHOR","authors":"Mukhammad Adam Balansi","doi":"10.25105/PSIA.V2I1.8947","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkuatan lereng adalah suatu struktur untuk menahan tanah pada suatu lereng dengan ketinggian dan kemiringan tertentu. Banyak metode perkuatan yang dapat digunakan dalam mendesain perkuatan pada lereng, namun yang umum digunakan adalah soil nailingdan ground anchor. Pada umumnya, hanya digunakan satu metode perkuatan untuk satu lereng, soil nailingsaja atau ground anchorsaja. Proyek X yang merupakan proyek kawasan hunian sementara diPulau Bali mengkombinasikan perkuatan soil nailingdengan ground anchorpada satu perkuatan lereng. Sementara metode kombinasi perkuatan tersebut belum ada peraturannya. Evaluasi terhadap kombinasi perkuatan lereng tersebut dilakukan dengan menggunakan SNI dan FHWA untuk mengetahui kesesuaian data proyek dengan peraturan yang berlaku. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan data proyek dari masing-masing metode yakni data proyek soil nailingdievaluasi dengan ketentuan soil nailingdan data proyek ground anchordievaluasi dengan ketentuan ground anchor. Dari hasil evaluasi terdapat beberapa dataperkuatan lereng pada Proyek X yang tidak sesuai dengan ketentuan. Dengan adanya ketidaksesuaian tersebut, penulis melakukan tiga pemodelan perkuatan baru untuk Proyek X yakni soil nailing, ground anchordan kombinasi soil nailingdengan ground anchoryang telah sesuai dengan SNI 8460 : 2017 ataupun FHWA dengan Metode Bishop dalam program Geostudio 2018. Ketiga pemodelan perkuatan baru tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif perkuatan lereng pada Proyek X karena telah memenuhi faktor keamanan yang sesuai dengan SNI 8460 : 2017 yaitu sebesar 1,5, artinya diperoleh perkuatan lereng baru yang aman dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/PSIA.V2I1.8947","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
EVALUASI KOMBINASI PENGGUNAAN SOIL NAILING DAN GROUND ANCHOR
Perkuatan lereng adalah suatu struktur untuk menahan tanah pada suatu lereng dengan ketinggian dan kemiringan tertentu. Banyak metode perkuatan yang dapat digunakan dalam mendesain perkuatan pada lereng, namun yang umum digunakan adalah soil nailingdan ground anchor. Pada umumnya, hanya digunakan satu metode perkuatan untuk satu lereng, soil nailingsaja atau ground anchorsaja. Proyek X yang merupakan proyek kawasan hunian sementara diPulau Bali mengkombinasikan perkuatan soil nailingdengan ground anchorpada satu perkuatan lereng. Sementara metode kombinasi perkuatan tersebut belum ada peraturannya. Evaluasi terhadap kombinasi perkuatan lereng tersebut dilakukan dengan menggunakan SNI dan FHWA untuk mengetahui kesesuaian data proyek dengan peraturan yang berlaku. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan data proyek dari masing-masing metode yakni data proyek soil nailingdievaluasi dengan ketentuan soil nailingdan data proyek ground anchordievaluasi dengan ketentuan ground anchor. Dari hasil evaluasi terdapat beberapa dataperkuatan lereng pada Proyek X yang tidak sesuai dengan ketentuan. Dengan adanya ketidaksesuaian tersebut, penulis melakukan tiga pemodelan perkuatan baru untuk Proyek X yakni soil nailing, ground anchordan kombinasi soil nailingdengan ground anchoryang telah sesuai dengan SNI 8460 : 2017 ataupun FHWA dengan Metode Bishop dalam program Geostudio 2018. Ketiga pemodelan perkuatan baru tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif perkuatan lereng pada Proyek X karena telah memenuhi faktor keamanan yang sesuai dengan SNI 8460 : 2017 yaitu sebesar 1,5, artinya diperoleh perkuatan lereng baru yang aman dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku