Dananta Tri Hani Umpuan, Annisa Primadiamanti, Martianus Perangin Angin
{"title":"Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus","authors":"Dananta Tri Hani Umpuan, Annisa Primadiamanti, Martianus Perangin Angin","doi":"10.33024/jfm.v6i2.8167","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Berdasarkan data World Health Organization (WHO), penyakit hipertensi ini menyerang 22% penduduk dunia dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi, dan setiap tahun 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan penyakit hipertensi. komplikasinya (Riskesdas, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi risiko interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan desain penelitian deskriptif. Pengambilan data secara retrospektif yaitu dari data rekam medis dan resep pasien hipertensi dengan penyakit penyerta periode Juli-Desember 2021 di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Kemudian dianalisis menggunakan referensi dari drug.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita hipertensi berdasarkan umur diperoleh hasil tertinggi pada umur 56-65 tahun sebanyak 30 penderita (38%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar penderita wanita yaitu 50 penderita (62%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan tekanan darah paling banyak ditemukan pada hipertensi stadium 1 sebanyak 40 penderita (50%). Diagnosis hipertensi dengan penyakit penyerta dengan jenis penyakit terbanyak terjadi pada dispepsia sebanyak 15 pasien (19%). Berdasarkan profil penggunaan obat antihipertensi dari 80 kasus, obat tunggal yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) sebanyak 62 kasus, sedangkan obat kombinasi yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) dengan angiotensin converting enzyme inhibitor. (kaptopril). 5 kasus. Berdasarkan tingkat keparahannya, kasus terbanyak adalah sedang sebanyak 41 kasus (80%), keparahan ringan 5 kasus (10%), keparahan berat 5 kasus (10%). Berdasarkan mekanisme farmakodinamik sebanyak 41 kasus (80%), dan mekanisme farmakokinetik sebanyak 10 kasus (20%). Dapat disimpulkan bahwa dari 80 kasus interaksi obat, 43 kasus (54%).","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Farmasi Malahayati","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.8167","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), penyakit hipertensi ini menyerang 22% penduduk dunia dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi, dan setiap tahun 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan penyakit hipertensi. komplikasinya (Riskesdas, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi risiko interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan desain penelitian deskriptif. Pengambilan data secara retrospektif yaitu dari data rekam medis dan resep pasien hipertensi dengan penyakit penyerta periode Juli-Desember 2021 di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Kemudian dianalisis menggunakan referensi dari drug.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita hipertensi berdasarkan umur diperoleh hasil tertinggi pada umur 56-65 tahun sebanyak 30 penderita (38%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar penderita wanita yaitu 50 penderita (62%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan tekanan darah paling banyak ditemukan pada hipertensi stadium 1 sebanyak 40 penderita (50%). Diagnosis hipertensi dengan penyakit penyerta dengan jenis penyakit terbanyak terjadi pada dispepsia sebanyak 15 pasien (19%). Berdasarkan profil penggunaan obat antihipertensi dari 80 kasus, obat tunggal yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) sebanyak 62 kasus, sedangkan obat kombinasi yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) dengan angiotensin converting enzyme inhibitor. (kaptopril). 5 kasus. Berdasarkan tingkat keparahannya, kasus terbanyak adalah sedang sebanyak 41 kasus (80%), keparahan ringan 5 kasus (10%), keparahan berat 5 kasus (10%). Berdasarkan mekanisme farmakodinamik sebanyak 41 kasus (80%), dan mekanisme farmakokinetik sebanyak 10 kasus (20%). Dapat disimpulkan bahwa dari 80 kasus interaksi obat, 43 kasus (54%).