ABSTRAKLuka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar juga akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan pada kulit, tetapi juga pada seluruh system tubuh. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk penyembuhan luka bakar adalah bunga telang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan salep yang memenuhi persyaratan uji evaluasi fisik, mengetahui apakah salep ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dengan basis hidrokarbon dapat menyembuhkan luka bakar dengan metode eksperimental pada tikus. Ekstraksi menggunakan teknik ultrasonic dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil randemen yang didapatkan sebesar 38,75%. Analisis fitokimia pada bunga telang memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan polifenol. Ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan salep dan memenuhi persyaratan uji evaluasi fisik dalam konsentrasi 10%. Sediaan salep ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dengan basis hidrokarbon memiliki aktivitas untuk penyembuhan luka bakar pada tikus, dilihat dari nilai (p≥0,05) yang mengalami kesembuhan pada hari ke delapan.Kata kunci : Bunga Telang, Sediaan Salep, Luka Bakar, Tikus Putih
烧伤是与水、火、化学、电和辐射等热源接触造成的组织损伤或损失。烧伤不仅会对皮肤造成损害,还会对整个身体造成损害。一种潜在的治疗烧伤的植物是铁路花。本研究的目的是确定一种能满足我们的生理评估测试要求的样体点滴提取液(Clitoria ternatea L),以一种符合我们实际评估要求的方式编写的telang提取物,以一种实验性的方法治愈烧伤。提取采用超声波技术使用乙醇溶剂96%。获得的奖励为3875%。对银泰朗花的植物化学分析表明,它含有生物碱、黄酮、苯酚和多酚。提取物(Clitoria ternatea L)可以制成药膏,满足浓度测试10%的物理评估要求。Sediaan药膏提取利息telang (Clitoria ternatea L .)在老鼠身上有碳氢化合物用于治疗烧伤活动基地,从价值(p≥0。05)的经历第八治病的日子。关键词:藤壶,药膏,烧伤,小白鼠
{"title":"Uji Efektivitas Sediaan Salep Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Dengan Basis Hidrokarbon Terhadap Luka Bakar Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)","authors":"Nurul Huda, A. Ulfa, Martianus Perangin Angin","doi":"10.33024/jfm.v6i1.7673","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.7673","url":null,"abstract":"ABSTRAKLuka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar juga akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan pada kulit, tetapi juga pada seluruh system tubuh. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk penyembuhan luka bakar adalah bunga telang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan salep yang memenuhi persyaratan uji evaluasi fisik, mengetahui apakah salep ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dengan basis hidrokarbon dapat menyembuhkan luka bakar dengan metode eksperimental pada tikus. Ekstraksi menggunakan teknik ultrasonic dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil randemen yang didapatkan sebesar 38,75%. Analisis fitokimia pada bunga telang memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan polifenol. Ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan salep dan memenuhi persyaratan uji evaluasi fisik dalam konsentrasi 10%. Sediaan salep ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dengan basis hidrokarbon memiliki aktivitas untuk penyembuhan luka bakar pada tikus, dilihat dari nilai (p≥0,05) yang mengalami kesembuhan pada hari ke delapan.Kata kunci : Bunga Telang, Sediaan Salep, Luka Bakar, Tikus Putih","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116120823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Acne vulgaris (AV) atau bisa disebut sebagai jerawat merupakan gangguan inflamasi kronis dari unit pilosebasea yang mempengaruhi setidaknya 85% remaja dan dewasa. Acne vulgaris (AV) dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Kulit pisang cavendish (Musa acuminata L.) dapat digunakan sebagai antibakteri. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode perkolasi dengan pelarut Etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan media Nutrient agar (NA) dengan menggunakan metode difusi cakram dengan masing-masing konsentrasi 1%, 3%, 5%. 7%, dan 9%, disc antibiotik klindamisin 10 mcg atau setara dengan 1% klindamisin sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% kulit pisang cavendish positif mengandung, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan steroid. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes untuk konsentrasi 1%, 3%, 5%. 7%, dan 9% berturut-turut adalah 10,3 mm, 16,6 mm, 17,6 mm, 18,7 mm, dan 27,7 mm. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol 96% kulit pisang cavendish diperoleh pada konsentrasi 1% yaitu 10,3 mm. Hasil analisis statistik menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan yaitu nilai (P<0,05) antara seluruh kosentrasi. Hal ini menunjukkan ekstrak etanol 96% kulit pisang cavendish dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil uji antibakteri di analisis menggunakan ANOVA.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KULIT PISANG CAVENDISH (Musa acuminata L.) TERHADAP Propionibacterium acnes","authors":"Ranti Mailinda Sari, V. Elsyana, A. Ulfa","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8632","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8632","url":null,"abstract":"Abstrak: Acne vulgaris (AV) atau bisa disebut sebagai jerawat merupakan gangguan inflamasi kronis dari unit pilosebasea yang mempengaruhi setidaknya 85% remaja dan dewasa. Acne vulgaris (AV) dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Kulit pisang cavendish (Musa acuminata L.) dapat digunakan sebagai antibakteri. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode perkolasi dengan pelarut Etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan media Nutrient agar (NA) dengan menggunakan metode difusi cakram dengan masing-masing konsentrasi 1%, 3%, 5%. 7%, dan 9%, disc antibiotik klindamisin 10 mcg atau setara dengan 1% klindamisin sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% kulit pisang cavendish positif mengandung, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan steroid. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes untuk konsentrasi 1%, 3%, 5%. 7%, dan 9% berturut-turut adalah 10,3 mm, 16,6 mm, 17,6 mm, 18,7 mm, dan 27,7 mm. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol 96% kulit pisang cavendish diperoleh pada konsentrasi 1% yaitu 10,3 mm. Hasil analisis statistik menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan yaitu nilai (P<0,05) antara seluruh kosentrasi. Hal ini menunjukkan ekstrak etanol 96% kulit pisang cavendish dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil uji antibakteri di analisis menggunakan ANOVA. ","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127491839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Febi Dian Nadera, Tutik Tutik, Gusti Ayu Rai Saputri
Kulit bagian luar bawang merah yang mengering mengandung serat dan senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai penghambat aktivitas antidiabetes terhadap inhibisi enzim α-glukosidase. Tujuan penelitian ini untuk menurunkan hiperglikemia terhadap enzim α-glukosidase dan mengetahui berapakah lC50 dari aktivitas antidiabetes ekstrak kulit bawang merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ekstraksi refluks dengan menggunakan pelarut metanol dan pengujian terhadap enzim α-glukosidase dengan metode spektrofotometri. Hasil ekstraksi di peroleh rendemen sebesar 12% . Hasil skriningfitokimia di peroleh senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tanin, saponin mendapatkan hasil positif, sedangkan senyawa triterpenoid terdapat hasil yang negativ. Hasil uji antidiabetes ekstrak metanol kulit bawang merah terhadap enzim α- glukosidase diperoleh nilai lC50 13,43 ppm dengan kategori aktivitas antidiabetes sedang, dibandingkan dengan kontrol positif akarbose dengan nilai lC50 1,04 ppm yang termasuk kategori kuat.Kata Kunci : Antidiabetes, Kulit Bawang Merah, Refluks.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP INHIBISI ENZIM α- GLUKOSIDASE","authors":"Febi Dian Nadera, Tutik Tutik, Gusti Ayu Rai Saputri","doi":"10.33024/jfm.v6i2.8387","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.8387","url":null,"abstract":"Kulit bagian luar bawang merah yang mengering mengandung serat dan senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai penghambat aktivitas antidiabetes terhadap inhibisi enzim α-glukosidase. Tujuan penelitian ini untuk menurunkan hiperglikemia terhadap enzim α-glukosidase dan mengetahui berapakah lC50 dari aktivitas antidiabetes ekstrak kulit bawang merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ekstraksi refluks dengan menggunakan pelarut metanol dan pengujian terhadap enzim α-glukosidase dengan metode spektrofotometri. Hasil ekstraksi di peroleh rendemen sebesar 12% . Hasil skriningfitokimia di peroleh senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, tanin, saponin mendapatkan hasil positif, sedangkan senyawa triterpenoid terdapat hasil yang negativ. Hasil uji antidiabetes ekstrak metanol kulit bawang merah terhadap enzim α- glukosidase diperoleh nilai lC50 13,43 ppm dengan kategori aktivitas antidiabetes sedang, dibandingkan dengan kontrol positif akarbose dengan nilai lC50 1,04 ppm yang termasuk kategori kuat.Kata Kunci : Antidiabetes, Kulit Bawang Merah, Refluks.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122549739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asma merupakan salah satu masalah kesehatan didunia yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas biaya terapi pasien asma yang menggunakan salbutamol dan aminofilin di Rumah Sakit Mutiara Bunda periode Juli-Desember 2021. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif dengan mengambil data melalui rekam medik pasien (n=33) periode Juli-Desember 2021. Metode analisis biaya yang digunakan adalah CEA (Cost-effectiveness Analysis) dengan melihat dari biaya medik langsung pasien meliputi biaya pengobatan dan biaya perawatan. CER (Cost-effectiveness Ratio) digunakan untuk menganalisis antiasma yang paling cost-effective. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah terbanyak pasien asma terjadi pada perempuan (73%) dan pasien usia 26-35 (49%). Berdasarkan analisis efektivitas biaya, dengan analisis CER terapi antiasma dengan salbutamol merupakan terapi yang paling cost-effective dengan jumlah sebesar Rp 5.024. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan antiasma yang dijadikan pilihan atau standar dalam pengobatan asma adalah salbutamol.
{"title":"Analisis Efektivitas Biaya antara Salbutamol dengan Aminofilin pada Pasien Asma di Rumah Sakit Mutiara Bunda Periode Juli-Desember 2021","authors":"Lidia Dwi Oktarianti, Annisa Primadiamanti, Rizky Hidayaturahmah","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8107","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8107","url":null,"abstract":"Asma merupakan salah satu masalah kesehatan didunia yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas biaya terapi pasien asma yang menggunakan salbutamol dan aminofilin di Rumah Sakit Mutiara Bunda periode Juli-Desember 2021. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif dengan mengambil data melalui rekam medik pasien (n=33) periode Juli-Desember 2021. Metode analisis biaya yang digunakan adalah CEA (Cost-effectiveness Analysis) dengan melihat dari biaya medik langsung pasien meliputi biaya pengobatan dan biaya perawatan. CER (Cost-effectiveness Ratio) digunakan untuk menganalisis antiasma yang paling cost-effective. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah terbanyak pasien asma terjadi pada perempuan (73%) dan pasien usia 26-35 (49%). Berdasarkan analisis efektivitas biaya, dengan analisis CER terapi antiasma dengan salbutamol merupakan terapi yang paling cost-effective dengan jumlah sebesar Rp 5.024. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan antiasma yang dijadikan pilihan atau standar dalam pengobatan asma adalah salbutamol.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133430849","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saddam Husein, Vania Amanda Samor, Y. E. Lestari, Rachmi Nurkhalika
Penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan (FASKES) memiliki dampak signifikan terhadap kualitas perairan umum. Penelitian ini menyoroti bahwa pembuangan sisa-sisa antibiotik melalui limbah cair FASKES dapat menyebabkan kontaminasi antibiotik di lingkungan dan akhirnya mencemari perairan. Kontaminasi tersebut memiliki efek negatif pada ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Pengelolaan limbah antibiotik yang tepat di FASKES sangat penting untuk mengurangi risiko kontaminasi antibiotik. Peraturan kebijakan dan panduan yang mengatur penggunaan antibiotik serta pengelolaan limbah di FASKES, bersama dengan peningkatan kesadaran dan edukasi di kalangan staf medis tentang penggunaan antibiotik yang bijaksana, sangat penting. Infrastruktur pengelolaan limbah yang memadai perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan pengolahan limbah medis. Monitoring lingkungan secara rutin harus dilakukan untuk menilai tingkat kontaminasi antibiotik dan menerapkan langkah mitigasi yang diperlukan. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan penggunaan antibiotik di FASKES dapat memiliki dampak minimal terhadap kualitas perairan umum, menjaga kesehatan manusia, dan keberlanjutan lingkungan.
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI FASILITAS KESEHATAN (FASKES) TERHADAP KUALITAS PERAIRAN UMUM : STUDI POTENSI CEMARAN ANTIBIOTIK","authors":"Saddam Husein, Vania Amanda Samor, Y. E. Lestari, Rachmi Nurkhalika","doi":"10.33024/jfm.v6i2.10400","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.10400","url":null,"abstract":"Penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan (FASKES) memiliki dampak signifikan terhadap kualitas perairan umum. Penelitian ini menyoroti bahwa pembuangan sisa-sisa antibiotik melalui limbah cair FASKES dapat menyebabkan kontaminasi antibiotik di lingkungan dan akhirnya mencemari perairan. Kontaminasi tersebut memiliki efek negatif pada ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Pengelolaan limbah antibiotik yang tepat di FASKES sangat penting untuk mengurangi risiko kontaminasi antibiotik. Peraturan kebijakan dan panduan yang mengatur penggunaan antibiotik serta pengelolaan limbah di FASKES, bersama dengan peningkatan kesadaran dan edukasi di kalangan staf medis tentang penggunaan antibiotik yang bijaksana, sangat penting. Infrastruktur pengelolaan limbah yang memadai perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan pengolahan limbah medis. Monitoring lingkungan secara rutin harus dilakukan untuk menilai tingkat kontaminasi antibiotik dan menerapkan langkah mitigasi yang diperlukan. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan penggunaan antibiotik di FASKES dapat memiliki dampak minimal terhadap kualitas perairan umum, menjaga kesehatan manusia, dan keberlanjutan lingkungan.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128824624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder dengan berat molekul lebih dari 400, yang terdapat senyawa fenolik yang sulit dipisahkan dan sulit mengkristal, yang mengendapkan protein dari larutannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar tanin yang dapat mempengaruhi nilai IC50 (aktivitas antioksidan) pada kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) yang tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan ekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96 %. Ekstrak 1 kulit buah kakao diperoleh nilai rendemen % sebesar 12,79 dan pada ekstrak 2 kulit buah kakao diperoleh nilai rendemen % sebesar 12,92. Hasil kadar tanin yang diperoleh dari esktrak 1 kulit buah kakao yang tumbuh di dataran rendah yaitu sebesar 0,1142 % dan pada ekstrak 2 kulit buah kakao yang tumbuh di dataran tinggi sebesar 0,1801 %. Senyawa tanin memiliki aktivitas antioksidan, maka semakin banyak kandungan tanin yang diperoleh, semakin besar juga aktivitas antioksidannya. Untuk hasil antioksidan didapatkan nilai IC50, pada ekstrak 1 sebesar 37,042, dan pada ekstrak 2 sebesar 32,543 sehingga dapat digolongkan sebagai antioksidan dengan kategori sangat kuat. Hasil statistik pengaruh kadar tanin terhadap nilai IC50 (aktivitas antioksidan) terdapat perbedaan dengan sig (<0,05) yang dinyatakan adanya perbedaan signifikan, hal ini dapat disebabkan pada senyawa tanin yang memiliki peran penting pada aktivitas antioksidan.
{"title":"Hubungan Kadar Tanin Dengan Aktivitas Antioksidan Pada Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Yang Tumbuh Di Dataran Rendah Dan Dataran Tinggi","authors":"Linda Safitri, Nofita Nofita, Tutik Tutik","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8238","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8238","url":null,"abstract":"Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder dengan berat molekul lebih dari 400, yang terdapat senyawa fenolik yang sulit dipisahkan dan sulit mengkristal, yang mengendapkan protein dari larutannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar tanin yang dapat mempengaruhi nilai IC50 (aktivitas antioksidan) pada kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) yang tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan ekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96 %. Ekstrak 1 kulit buah kakao diperoleh nilai rendemen % sebesar 12,79 dan pada ekstrak 2 kulit buah kakao diperoleh nilai rendemen % sebesar 12,92. Hasil kadar tanin yang diperoleh dari esktrak 1 kulit buah kakao yang tumbuh di dataran rendah yaitu sebesar 0,1142 % dan pada ekstrak 2 kulit buah kakao yang tumbuh di dataran tinggi sebesar 0,1801 %. Senyawa tanin memiliki aktivitas antioksidan, maka semakin banyak kandungan tanin yang diperoleh, semakin besar juga aktivitas antioksidannya. Untuk hasil antioksidan didapatkan nilai IC50, pada ekstrak 1 sebesar 37,042, dan pada ekstrak 2 sebesar 32,543 sehingga dapat digolongkan sebagai antioksidan dengan kategori sangat kuat. Hasil statistik pengaruh kadar tanin terhadap nilai IC50 (aktivitas antioksidan) terdapat perbedaan dengan sig (<0,05) yang dinyatakan adanya perbedaan signifikan, hal ini dapat disebabkan pada senyawa tanin yang memiliki peran penting pada aktivitas antioksidan.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130410594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKLatar Belakang. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 menyajikan data, terdapat persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 29,31% dan persentase penduduk yang mengobati sendiri 66,82%. Masyarakat dengan keluhan sakit gastritis yang melakukan swamedikasi sebesar 50%. Data BPS 2015 Gastritis masuk urutan ke 2 dari 10 daftar penyakit terbanyak di Lampung dengan jumlah kasus 163,318 (Dinkes Prov. Lampung, 2015). Gastritis adalah penyakit radang lambung yang mengganggu pencernaan karena adanya rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas, terjadi akibat peradangan pada lapisan permukaan mukosa lambung. Faktor dari dalam diri seperti stress, emosional, sedangkan faktor dari luar contohnya konsumsi makanan pedas dan konsumsi obat seperti obat pereda nyeri (Suryono, 2016). Tujuan penelitian dilakukan adalah agar dapat mengukur tingkat pengetahuan swamedikasi terhadap penyakit gastritis pada masyarakat di Kelurahan Gedong Air RT 004 Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Sampel penelitian ini berjumlah 50orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakaan adalah purposive sampling. Kemudian data diinput menggunakan SPP dengan Metode Uji Analisis Univariat Skala Guttman. Hasil. Tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Gedong Air RT 004 tentang gastritis tergolong baik (80%) , Kesimpulan. tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Gedong Air RT 004 tentang gastritis berada pada ketegori baik.
{"title":"PENGUKURAN TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI TERHADAP PENYAKIT GASTRITIS PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG","authors":"Fegy Seftia, A. Ardiyansyah, Rizky Hidayaturahmah","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8133","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8133","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 menyajikan data, terdapat persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 29,31% dan persentase penduduk yang mengobati sendiri 66,82%. Masyarakat dengan keluhan sakit gastritis yang melakukan swamedikasi sebesar 50%. Data BPS 2015 Gastritis masuk urutan ke 2 dari 10 daftar penyakit terbanyak di Lampung dengan jumlah kasus 163,318 (Dinkes Prov. Lampung, 2015). Gastritis adalah penyakit radang lambung yang mengganggu pencernaan karena adanya rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas, terjadi akibat peradangan pada lapisan permukaan mukosa lambung. Faktor dari dalam diri seperti stress, emosional, sedangkan faktor dari luar contohnya konsumsi makanan pedas dan konsumsi obat seperti obat pereda nyeri (Suryono, 2016). Tujuan penelitian dilakukan adalah agar dapat mengukur tingkat pengetahuan swamedikasi terhadap penyakit gastritis pada masyarakat di Kelurahan Gedong Air RT 004 Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Sampel penelitian ini berjumlah 50orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakaan adalah purposive sampling. Kemudian data diinput menggunakan SPP dengan Metode Uji Analisis Univariat Skala Guttman. Hasil. Tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Gedong Air RT 004 tentang gastritis tergolong baik (80%) , Kesimpulan. tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Gedong Air RT 004 tentang gastritis berada pada ketegori baik.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"433 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133889588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun kelor mengadung antioksidan seperti flavonoid, vitamin A, vitamin E, vitamin C dan juga mengandung selenium yang membantu menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan senyawa flavonoid dalam bentuk terpenoid dalam daun kelor sangat efektif dan lebih aman dalam penurunan kadar gula darah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata kadar gula dalam darah pada manusia sebelum dan sesudah diberikan infusa daun kelor Terhadap Penurunan Kadar Gula Dalam Darah Pada Manusia Yang Diinduksi Dengan Larutan Dextrose 40%. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian Experiment dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan paparannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Non Rawat Inap Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berjumlah 9 orang dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil uji statistic diketahui Sebelum diberikan 100 ml infusa daun kelor, rata-rata gula darah responden adalah 122,67 dan sesudah diberikan menjadi 120,00 dengan nilai selisih 2,667. Sebelum diberikan 200 ml infusa daun kelor, rata-rata gula darah responden adalah 122,00 dan sesudah diberikan menjadi 118,67 dengan nilai selisih 3,33. Sebelum diberikan Larutan Dextrose 40%, rata-rata gula darah responden adalah 120,33 dan sesudah diberikan menjadi 122,00 dengan nilai selisih 1,667. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kesehatan dan pengetahuan bagi responden tentang Pengaruh Pemberian Infusa Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar Gula Dalam Darah Pada Manusia Yang Diinduksi Dengan Larutan Dextrose 40%. Kata Kunci : Infusa Daun Kelor, Penurunan Kadar Gula Dalam Darah, Dextrose 40%
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN INFUSA DAUN KELOR TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA MANUSIA YANG DIINDUKSI DENGAN LARUTAN DEXTROSE 40%","authors":"Diana Ibrahim, A. Ulfa, Martianus Perangin Angin","doi":"10.33024/jfm.v6i2.7285","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.7285","url":null,"abstract":"Daun kelor mengadung antioksidan seperti flavonoid, vitamin A, vitamin E, vitamin C dan juga mengandung selenium yang membantu menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan senyawa flavonoid dalam bentuk terpenoid dalam daun kelor sangat efektif dan lebih aman dalam penurunan kadar gula darah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata kadar gula dalam darah pada manusia sebelum dan sesudah diberikan infusa daun kelor Terhadap Penurunan Kadar Gula Dalam Darah Pada Manusia Yang Diinduksi Dengan Larutan Dextrose 40%. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian Experiment dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan paparannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Non Rawat Inap Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berjumlah 9 orang dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil uji statistic diketahui Sebelum diberikan 100 ml infusa daun kelor, rata-rata gula darah responden adalah 122,67 dan sesudah diberikan menjadi 120,00 dengan nilai selisih 2,667. Sebelum diberikan 200 ml infusa daun kelor, rata-rata gula darah responden adalah 122,00 dan sesudah diberikan menjadi 118,67 dengan nilai selisih 3,33. Sebelum diberikan Larutan Dextrose 40%, rata-rata gula darah responden adalah 120,33 dan sesudah diberikan menjadi 122,00 dengan nilai selisih 1,667. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kesehatan dan pengetahuan bagi responden tentang Pengaruh Pemberian Infusa Daun Kelor Terhadap Penurunan Kadar Gula Dalam Darah Pada Manusia Yang Diinduksi Dengan Larutan Dextrose 40%. Kata Kunci : Infusa Daun Kelor, Penurunan Kadar Gula Dalam Darah, Dextrose 40%","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125303609","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan suatu kejadian dimana terjadinya peningkatan tekanan darah yang melebihi batas normal yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Penggunaan obat antihipertensi yang rasional pada penderita hipertensi adalah salah satu hal penting tercapainya kualitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat anti hipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Rawajitu pada periode Juli – Desember 2021. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan secara deskriptif. Pengambilan data secara retrospektif berupa rekam medis pasien di Puskesmas Rawajitu pada periode bulan Juli – Desember 2021 dan sampel diperoleh 78 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat terapi tunggal yaitu Captopril dengan golongan obat ACEI sebesar 19,2% dan terapi kombinasi yaitu Amlodipin dengan Captopril dengan golongan obat CCB dan ACEI sebesar 33,3%. Rasionalitas penggunaan obat hipertensi berdasarkan tepat indikasi sebesar 100%, tepat pasien (100%), tepat obat (97,4%) dan tepat dosis (86,3%). Rasionalitas peresepan obat hipertensi sebanyak 60 responden (83,7%). Penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Rawajitu sudah rasional.
{"title":"Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Puskesmas Rawajitu","authors":"Ferry Pratama, Niken Feladita, Annisa Primadiamanti","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8860","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8860","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan suatu kejadian dimana terjadinya peningkatan tekanan darah yang melebihi batas normal yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Penggunaan obat antihipertensi yang rasional pada penderita hipertensi adalah salah satu hal penting tercapainya kualitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat anti hipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Rawajitu pada periode Juli – Desember 2021. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan secara deskriptif. Pengambilan data secara retrospektif berupa rekam medis pasien di Puskesmas Rawajitu pada periode bulan Juli – Desember 2021 dan sampel diperoleh 78 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat terapi tunggal yaitu Captopril dengan golongan obat ACEI sebesar 19,2% dan terapi kombinasi yaitu Amlodipin dengan Captopril dengan golongan obat CCB dan ACEI sebesar 33,3%. Rasionalitas penggunaan obat hipertensi berdasarkan tepat indikasi sebesar 100%, tepat pasien (100%), tepat obat (97,4%) dan tepat dosis (86,3%). Rasionalitas peresepan obat hipertensi sebanyak 60 responden (83,7%). Penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Rawajitu sudah rasional.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114426605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}