Alfian Aditia, Mahendratama Purnama Adhi, Bagus Fajar Rohman, Oky Susianto, Erna Kusumawardhani
{"title":"Tatalaksana Komplikasi Tromboemboli pada Pasien Terkonfirmasi Corona Virus Disease-19","authors":"Alfian Aditia, Mahendratama Purnama Adhi, Bagus Fajar Rohman, Oky Susianto, Erna Kusumawardhani","doi":"10.14710/JAI.V12I3.32906","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit pandemi yang dapat menyebabkan komplikasi tromboemboli sebagai akibat terjadinya koagulopati dengan insidensi sekitar 16.5-21%.  Salah satu patofisiologi koagulopati pada pasien COVID-19 disebabkan oleh proses inflamasi. Peningkatan faktor inflamasi, faktor koagulasi, dan skoring klinis digunakan sebagai prediksi terjadinya komplikasi tromboemboli. Pemberian antikoagulan memiliki peran untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut.Kasus: Pasien laki-laki, 43 tahun, positif COVID-19 dengan skor PADUA = 4, peningkatan D-dimer dan mendapatkan terapi profilaksis antikoagulan. Dalam perawatan hari ke-14, sesak napas memberat, takikardi dan hipoksemia dialami pasien. Didapatkan gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dan gambaran elektrokardiography (EKG) pola S1Q3T3 dan corrected QT interval (QTc) 552 mms. Penatalaksanaan pasien dengan ventilasi mekanik dan terapi unfractionated heparin (UFH) dosis terapeutik. Saat pasien bebas dari sedasi, ditemukan kelemahan tubuh bagian kiri.Diskusi: Gejala klinis emboli paru umumnya berupa dispnea/takipnea, takikardi, sianosis, hemoptisis, hipoksemia dengan onset akut. Berdasarkan keparahannya, dibagi menjadi masif, sub-masif, risiko rendah. Gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dapat menjadi dugaan terjadi emboli paru. Pemeriksaan computed tomography pulmonary angiogram (CTPA) merupakan standar diagnosisnya, namun EKG dapat digunakan sebagai modalitas kecurigaan emboli dengan gambaran takikardi/takiaritmia, pola S1Q3T3 dan pemanjangan interval QTc. Pemberian antikoagulan sebagai tromboprofilaksis tetap tidak dapat mencegah terjadinya komplikasi tromboemboli seperti terjadinya stroke iskemik, tetapi emboli paru merupakan komplikasi tromboemboli yang paling sering terjadi.Kesimpulan: Evaluasi klinis, EKG secara rutin dan kadar D-dimer dapat menjadi pertimbangan dalam pemberian tromboprofilaksis dan dapat menjadi strategi penapisan awal risiko komplikasi tromboemboli. Pada pasien COVID-19 derajat kritis perlu dipertimbangkan pemberian antikoagulan yang lebih agresif dan menggunakan dosis terapeutik.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/JAI.V12I3.32906","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

背景:传播日冕病毒(COVID-19)是一种大流行疾病,可能会导致血小板并发症,原因是血小板并发症约16.5-21%。COVID-19患者的凝血生理学家之一是炎症过程引起的。炎症因子、凝血因子和临床悬挂被用来预测血小板并发症。抗凝剂的作用是防止并发症的发生。患者:男性患者,43岁,得分为PADUA -19, D-dimer增强,获得抗凝治疗。在第14天的治疗中,病人出现了严重的呼吸困难、takikardi和缺氧症。在躯干照片中获得Humpton的驼峰图像和心电图图像S1Q3T3和修正QT间隔(QTc) 552 mms。治疗剂量与机械通风和非可调性治疗疗法对病人的效用。当病人不镇静时,就会发现左半边虚弱。讨论:肺栓塞临床症状包括肺气肿/无呼吸暂停、takikardi、氰病、血液病、急性退行性脑垂体。根据其严重程度,分为大规模的,次级的,低风险。Humpton的驼峰在胸部照片可能是一个可能的肺栓塞。计算机层析成像(CTPA)是诊断的标准,但心电图可以用takikardi/ taki算术图形、S1Q3T3模式和QTc间隔回路作为亲本可疑模式。作为血小板的抗凝剂仍然不能预防血小板并发症,就像缺血性中风一样,但肺栓塞是最常见的血小板并发症。结论:临床评估、常做心电图和D-dimer水平可以作为血小板分析的考虑因素,可以作为血小板并发症的早期补救策略。病人COVID-19的临界水平需要考虑更有效的抗凝剂和治疗剂量。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Tatalaksana Komplikasi Tromboemboli pada Pasien Terkonfirmasi Corona Virus Disease-19
Latar Belakang: Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit pandemi yang dapat menyebabkan komplikasi tromboemboli sebagai akibat terjadinya koagulopati dengan insidensi sekitar 16.5-21%.  Salah satu patofisiologi koagulopati pada pasien COVID-19 disebabkan oleh proses inflamasi. Peningkatan faktor inflamasi, faktor koagulasi, dan skoring klinis digunakan sebagai prediksi terjadinya komplikasi tromboemboli. Pemberian antikoagulan memiliki peran untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut.Kasus: Pasien laki-laki, 43 tahun, positif COVID-19 dengan skor PADUA = 4, peningkatan D-dimer dan mendapatkan terapi profilaksis antikoagulan. Dalam perawatan hari ke-14, sesak napas memberat, takikardi dan hipoksemia dialami pasien. Didapatkan gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dan gambaran elektrokardiography (EKG) pola S1Q3T3 dan corrected QT interval (QTc) 552 mms. Penatalaksanaan pasien dengan ventilasi mekanik dan terapi unfractionated heparin (UFH) dosis terapeutik. Saat pasien bebas dari sedasi, ditemukan kelemahan tubuh bagian kiri.Diskusi: Gejala klinis emboli paru umumnya berupa dispnea/takipnea, takikardi, sianosis, hemoptisis, hipoksemia dengan onset akut. Berdasarkan keparahannya, dibagi menjadi masif, sub-masif, risiko rendah. Gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dapat menjadi dugaan terjadi emboli paru. Pemeriksaan computed tomography pulmonary angiogram (CTPA) merupakan standar diagnosisnya, namun EKG dapat digunakan sebagai modalitas kecurigaan emboli dengan gambaran takikardi/takiaritmia, pola S1Q3T3 dan pemanjangan interval QTc. Pemberian antikoagulan sebagai tromboprofilaksis tetap tidak dapat mencegah terjadinya komplikasi tromboemboli seperti terjadinya stroke iskemik, tetapi emboli paru merupakan komplikasi tromboemboli yang paling sering terjadi.Kesimpulan: Evaluasi klinis, EKG secara rutin dan kadar D-dimer dapat menjadi pertimbangan dalam pemberian tromboprofilaksis dan dapat menjadi strategi penapisan awal risiko komplikasi tromboemboli. Pada pasien COVID-19 derajat kritis perlu dipertimbangkan pemberian antikoagulan yang lebih agresif dan menggunakan dosis terapeutik.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Double Whammy Cases of Severe Mitral Stenosis in Peripartum: A Survival Case Series Perbandingan Luaran Penggunaan Protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) dengan Perawatan Perioperatif Konvensional pada Pembedahan Umum di RSUP H. Adam Malik Medan Pemberian Kombinasi Krim Estetia dan Infiltrasi Lidokain 2% Untuk Mengurangi Nyeri Suntikan Jarum Anestesi Epidural Teknik Anestesia Epidural Dalam Operasi Herniotomi pada Pasien Atrial Septal Defect dengan Hipertensi Pulmonal Perbandingan Antara Ropivacaine-Dexmedetomidine versus Ropivacaine-Sufentanil untuk Analgesia Persalinan Normal: Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis Uji Acak Terkontrol
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1