{"title":"URGENSI HISTORICAL THINKING SKILLS BAGI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM","authors":"Balya Ziaulhaq Achmadin","doi":"10.18860/mjpai.v1i2.1125","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Historical thinking skill is the ability to think historically related to how to identify in critical and deep thinking about history. This historical ability is important for students to have, because critical thinking is a representation of the universal, multicultural and democratic character of citizens. With this model of thinking development model, it is hoped that students can be more critical and thorough in determining life in the future. The pattern of developing historical thinking is adjusted to the age or level of education of the students. Learners are human beings who are in a state of resistance to development and growth, students are considered immature so they need guidance from parents and educators in the development process which is certainly at every level of education has its own educational focus according to the abilities of students whose ending when entering the age of late adolescence will there are cognitive, affective and psychomotor changes of learners which are obtained through the process of education and teaching at every level of education. \n \nABSTRAK \nHistorical thingking skill merupakan kemampuan berpikir historis yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi dalam berpikir kritis dan mendalam mengenai sejarah. Kemampuan kesejarahan ini penting dimiliki oleh peserta didik, karena berpikir kritis adalah representasi karakter warga negara yang universal, multikultural dan demokratis. Dengan model pengembangan berpikir model ini diharapkan agar peserta didik dapat lebih kritis dan teliti dalam menentukan kehidupan di masa mendatang. Pola pengembangan berpikir historis disesuaikan dengan usia atau jenjang pendidikan peserta didik. Peserta didik merupakan seorang insan yang berada dalam tahan perkembangan dan pertumbuhan, peserta didik dianggap belum dewasa sehingga perlu bimbingan orang tua maupun pendidik dalam proses perkembangannya yang pastinya dalam setiap jenjang pendidikan memimiliki fokus pendidikan tersendiri sesuai kemampuan peserta didik yang endingnya ketika memasuki usia remaja akhir akan terjadi perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik yang di peroleh melalui proses pendidikan dan pengajaran di setiap tingkatan pendidikannya.","PeriodicalId":258300,"journal":{"name":"Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muta'allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/mjpai.v1i2.1125","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
历史思维能力是与历史思维有关的能力,涉及到如何在批判性和深度思考中识别历史。这种历史能力对学生来说很重要,因为批判性思维是公民普遍、多元文化和民主特征的代表。通过这种思维发展模式,希望学生在决定未来的人生时能够更加批判性和彻底性。培养历史思维的模式应根据学生的年龄或受教育程度进行调整。学习者是人,处于一种抗拒发展和成长的状态,学生被认为是不成熟的,所以他们在发展过程中需要父母和教育者的指导,当然,在每个教育阶段都有自己的教育重点,根据学生的能力,学生在进入青春期后期的时候会有认知,通过各级教育的教育和教学过程而获得的学习者的情感和心理运动变化。【摘要】历史思维能力(merupakan kemampuan berpikir)是指历史思维能力(berkaitan dengan cara mengididentifikasi dalam berpikir kritis)和历史思维能力(mendalam mengenai sejarah)。kemapan kesjarahan ini penpenting dimiliki olerta didik, karena berpikir kritis adalah代表karakter warga negara yang普遍,多元文化和民主。邓干模型pengembangan berpikir模型ini diharapkan agar peserta didik dapat lebih kritis dan teliti dalam menentukan kehidupan di masa mendatang。Pola pengembangan berpikir的历史是疾病的历史,是疾病的历史,是疾病的历史。杨Peserta didik merupakan seorang人山berada dalam提拉perkembangan dan pertumbuhan Peserta didik dianggap belum dewasa sehingga perlu bimbingan猩猩图阿maupun pendidik dalam散文perkembangannya杨pastinya dalam setiap jenjang pendidikan memimiliki——pendidikan tersendiri sesuai kemampuan Peserta didik杨endingnya ketika memasuki美国新闻署remaja akhir阿坎人terjadi perubahan kognitif,Afektif Dan psikomotorik peserta didik Yang diperoleh melalui proprodidikan Dan pengajaran di setiap tingkatan pendidikannya。
URGENSI HISTORICAL THINKING SKILLS BAGI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Historical thinking skill is the ability to think historically related to how to identify in critical and deep thinking about history. This historical ability is important for students to have, because critical thinking is a representation of the universal, multicultural and democratic character of citizens. With this model of thinking development model, it is hoped that students can be more critical and thorough in determining life in the future. The pattern of developing historical thinking is adjusted to the age or level of education of the students. Learners are human beings who are in a state of resistance to development and growth, students are considered immature so they need guidance from parents and educators in the development process which is certainly at every level of education has its own educational focus according to the abilities of students whose ending when entering the age of late adolescence will there are cognitive, affective and psychomotor changes of learners which are obtained through the process of education and teaching at every level of education.
ABSTRAK
Historical thingking skill merupakan kemampuan berpikir historis yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi dalam berpikir kritis dan mendalam mengenai sejarah. Kemampuan kesejarahan ini penting dimiliki oleh peserta didik, karena berpikir kritis adalah representasi karakter warga negara yang universal, multikultural dan demokratis. Dengan model pengembangan berpikir model ini diharapkan agar peserta didik dapat lebih kritis dan teliti dalam menentukan kehidupan di masa mendatang. Pola pengembangan berpikir historis disesuaikan dengan usia atau jenjang pendidikan peserta didik. Peserta didik merupakan seorang insan yang berada dalam tahan perkembangan dan pertumbuhan, peserta didik dianggap belum dewasa sehingga perlu bimbingan orang tua maupun pendidik dalam proses perkembangannya yang pastinya dalam setiap jenjang pendidikan memimiliki fokus pendidikan tersendiri sesuai kemampuan peserta didik yang endingnya ketika memasuki usia remaja akhir akan terjadi perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik yang di peroleh melalui proses pendidikan dan pengajaran di setiap tingkatan pendidikannya.