{"title":"夜间战争的控制和这些角色的矛盾程度","authors":"Muhammad Lutfhi","doi":"10.24821/WAYANG.V4I2.4948","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThis study aims to understand the meaning of Suluhan or the Death of Gatutkaca Play by Ki Hadi Sugito. This study employs qualitative descriptive method in which Paul Ricoeur's hermeneutic theory is used. Note-taking, listening, and identity techniques were used in data analysis. The results show that Adipati Karna’s decisions and actions to fight at night becomes the driving force of the events that occur in the next scenes. Adipati Karna's actions break the rules of war to disprove the accusation of being a spy and to prove his loyalty to the Kurawas. The death of Gathutkaca in Tegal Kurusetra is not solely due to the Adipati Karna’s or Kalabendana’s actions, but it has become Gathutkaca’s choice and destiny as it is written in the Jitabsara Book. AbstrakPenelitian ini bertujuan memahami makna Lakon Suluhan Ki Hadi Sugito. Penelitian ini menggunakan teori hermeneutika Paul Ricoeur. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik catat, simak, dan padan orthografi digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dan tindakan adipati Karna berperang pada malam hari menjadi penggerak dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam adegan-adegan berikutnya. Tindakan Adipati Karna melanggar aturan perang dalam rangka untuk menegasi tuduhan mata-mata terhadap dirinya dan untuk membuktikan kesetiaannya pada Kurawa. Kematian Gathutkaca di Tegal Kurusetra bukan semata-mata karena perbuatan Adipati Karna atau Kalabendana, namun sudah menjadi pilihannya dan dalam kerangka takdir Tuhan Yang Maha Kuasa seperti tertulis dalam Kitab Jitabsara.","PeriodicalId":133263,"journal":{"name":"Wayang Nusantara: Journal of Puppetry","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kontrovesi Perang Malam Hari dan Ambivalensi Tokoh Karna dalam Lakon Suluhan\",\"authors\":\"Muhammad Lutfhi\",\"doi\":\"10.24821/WAYANG.V4I2.4948\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractThis study aims to understand the meaning of Suluhan or the Death of Gatutkaca Play by Ki Hadi Sugito. This study employs qualitative descriptive method in which Paul Ricoeur's hermeneutic theory is used. Note-taking, listening, and identity techniques were used in data analysis. The results show that Adipati Karna’s decisions and actions to fight at night becomes the driving force of the events that occur in the next scenes. Adipati Karna's actions break the rules of war to disprove the accusation of being a spy and to prove his loyalty to the Kurawas. The death of Gathutkaca in Tegal Kurusetra is not solely due to the Adipati Karna’s or Kalabendana’s actions, but it has become Gathutkaca’s choice and destiny as it is written in the Jitabsara Book. AbstrakPenelitian ini bertujuan memahami makna Lakon Suluhan Ki Hadi Sugito. Penelitian ini menggunakan teori hermeneutika Paul Ricoeur. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik catat, simak, dan padan orthografi digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dan tindakan adipati Karna berperang pada malam hari menjadi penggerak dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam adegan-adegan berikutnya. Tindakan Adipati Karna melanggar aturan perang dalam rangka untuk menegasi tuduhan mata-mata terhadap dirinya dan untuk membuktikan kesetiaannya pada Kurawa. Kematian Gathutkaca di Tegal Kurusetra bukan semata-mata karena perbuatan Adipati Karna atau Kalabendana, namun sudah menjadi pilihannya dan dalam kerangka takdir Tuhan Yang Maha Kuasa seperti tertulis dalam Kitab Jitabsara.\",\"PeriodicalId\":133263,\"journal\":{\"name\":\"Wayang Nusantara: Journal of Puppetry\",\"volume\":\"15 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-05-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Wayang Nusantara: Journal of Puppetry\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24821/WAYANG.V4I2.4948\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Wayang Nusantara: Journal of Puppetry","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/WAYANG.V4I2.4948","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要本研究旨在了解Ki Hadi Sugito的《Suluhan》或《Gatutkaca之死》的意义。本研究采用定性描述的方法,运用了利科尔的解释学理论。在数据分析中使用了记笔记、倾听和识别技术。结果表明,Adipati Karna在夜间战斗的决定和行动成为接下来场景中发生的事件的驱动力。阿迪帕蒂·卡纳的行为违反了战争规则,以证明他是间谍的指控,并证明他对库拉瓦人的忠诚。在Tegal Kurusetra中,Gathutkaca的死亡不仅仅是由于Adipati Karna或Kalabendana的行为,但它已经成为Gathutkaca的选择和命运,因为它写在Jitabsara Book中。[摘要]苏吉托,苏吉托,苏吉托。Paul Ricoeur的翻译结果:方法描述的定性分析。Teknik catat, simak, dan padan正字法digunakan dalam分析数据。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa keputusan dan tindakan adipati Karna berperang padmalam hari menjadi penggerak dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam adegan-adegan berikutya。我的名字叫“我爱你”,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。Kematian Gathutkaca di Tegal kurusutkaca bukan semata-mata karena perbuatan Adipati Karna atau Kalabendana, namun sudah menjadi pilihannya dan dalam kerangka takdir Tuhan Yang Maha kuasperti tertulis dalam Kitab Jitabsara。
Kontrovesi Perang Malam Hari dan Ambivalensi Tokoh Karna dalam Lakon Suluhan
AbstractThis study aims to understand the meaning of Suluhan or the Death of Gatutkaca Play by Ki Hadi Sugito. This study employs qualitative descriptive method in which Paul Ricoeur's hermeneutic theory is used. Note-taking, listening, and identity techniques were used in data analysis. The results show that Adipati Karna’s decisions and actions to fight at night becomes the driving force of the events that occur in the next scenes. Adipati Karna's actions break the rules of war to disprove the accusation of being a spy and to prove his loyalty to the Kurawas. The death of Gathutkaca in Tegal Kurusetra is not solely due to the Adipati Karna’s or Kalabendana’s actions, but it has become Gathutkaca’s choice and destiny as it is written in the Jitabsara Book. AbstrakPenelitian ini bertujuan memahami makna Lakon Suluhan Ki Hadi Sugito. Penelitian ini menggunakan teori hermeneutika Paul Ricoeur. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik catat, simak, dan padan orthografi digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dan tindakan adipati Karna berperang pada malam hari menjadi penggerak dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam adegan-adegan berikutnya. Tindakan Adipati Karna melanggar aturan perang dalam rangka untuk menegasi tuduhan mata-mata terhadap dirinya dan untuk membuktikan kesetiaannya pada Kurawa. Kematian Gathutkaca di Tegal Kurusetra bukan semata-mata karena perbuatan Adipati Karna atau Kalabendana, namun sudah menjadi pilihannya dan dalam kerangka takdir Tuhan Yang Maha Kuasa seperti tertulis dalam Kitab Jitabsara.