{"title":"Integrasi Failure Tracking Matrix (FTM) dan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk Perbaikan Sistem Perawatan Mesin Pulverizer","authors":"Abdurrahman Wahid, Yustina Suhandini Tjahjaningsih, Mustakim","doi":"10.36040/flywheel.v13i1.4743","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas penjadwalan perawatan mesin guna meminimalisir corrective maintenance dengan mengintegrasikan 2 metode Failure Tracking Matrik (FTM) dan Failure Modes And Effects Analysis (FMEA). Perawatan (maintenance) adalah adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi (peralatan) sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan dengan tetap memperhatikan fungsi pendukungnya dandengan memperhatikan fungsi pendukungnya dan dengan memperhatikan kriteria minimal ongkos untuk mengantisipasi tingkat kerusakan dan mencegah terputusnya kegiatan produksi. Penelitian ini dilaksanakan di PT. PJB UBJ O&M Unit 9 Paiton, Probolinggo. Dalam menentukan strategi perawatan mesin diperlukan informasi tentang penyebab kegagalan (failure) proses yang bersumber dari mesin produksi. Terdapat beberapa cara perawatan mesin guna membantu dalam meminimalisir kerusakan dengan mengintegrasikan 2 metode antara lain yaitu Failure Tracking Matrix (FTM) bersumber dari ide Wang & Ling. FTM merupakan alat quality control yang mampu beradaptasi untuk menyesuaikan perubahan yang sering terjadi dalam proses produksi. Pada penelitian ini dihasilkan desain sistem pemeliharaan terintegrasi untuk mendeteksi kegagalan proses sehingga respon perbaikan mesin dilakukan dengan cepat dan terpantau. Dari hasil analisis didapatkan proporsi failure terbesar mesin purverizer adalah pada mesin bearing lube oil pump rusak, oil filter kotor, dan hot air damper macet. Pada analisis FTM pada mesin pulverizer didapatkan 19 failure mode (FM) dan 19 fuctional failure component (FC). Analisis FMEA memberikan 10 prioritas perbaikan dari RPN yang terbesar pada mode kerusakan cold air damper macet dan yang terendah adalah pada bearing grinding roller rusak. Integrasi FTM dan FMEA terbukti dapat diterapkan untuk mendeteksi kegagalan proses yang berlangsung selama produksi berjalan.","PeriodicalId":170794,"journal":{"name":"JURNAL FLYWHEEL","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL FLYWHEEL","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36040/flywheel.v13i1.4743","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Integrasi Failure Tracking Matrix (FTM) dan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk Perbaikan Sistem Perawatan Mesin Pulverizer
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas penjadwalan perawatan mesin guna meminimalisir corrective maintenance dengan mengintegrasikan 2 metode Failure Tracking Matrik (FTM) dan Failure Modes And Effects Analysis (FMEA). Perawatan (maintenance) adalah adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi (peralatan) sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan dengan tetap memperhatikan fungsi pendukungnya dandengan memperhatikan fungsi pendukungnya dan dengan memperhatikan kriteria minimal ongkos untuk mengantisipasi tingkat kerusakan dan mencegah terputusnya kegiatan produksi. Penelitian ini dilaksanakan di PT. PJB UBJ O&M Unit 9 Paiton, Probolinggo. Dalam menentukan strategi perawatan mesin diperlukan informasi tentang penyebab kegagalan (failure) proses yang bersumber dari mesin produksi. Terdapat beberapa cara perawatan mesin guna membantu dalam meminimalisir kerusakan dengan mengintegrasikan 2 metode antara lain yaitu Failure Tracking Matrix (FTM) bersumber dari ide Wang & Ling. FTM merupakan alat quality control yang mampu beradaptasi untuk menyesuaikan perubahan yang sering terjadi dalam proses produksi. Pada penelitian ini dihasilkan desain sistem pemeliharaan terintegrasi untuk mendeteksi kegagalan proses sehingga respon perbaikan mesin dilakukan dengan cepat dan terpantau. Dari hasil analisis didapatkan proporsi failure terbesar mesin purverizer adalah pada mesin bearing lube oil pump rusak, oil filter kotor, dan hot air damper macet. Pada analisis FTM pada mesin pulverizer didapatkan 19 failure mode (FM) dan 19 fuctional failure component (FC). Analisis FMEA memberikan 10 prioritas perbaikan dari RPN yang terbesar pada mode kerusakan cold air damper macet dan yang terendah adalah pada bearing grinding roller rusak. Integrasi FTM dan FMEA terbukti dapat diterapkan untuk mendeteksi kegagalan proses yang berlangsung selama produksi berjalan.