{"title":"这首歌的意思是在波诺戈的一个萨里索尔仪式上","authors":"A. Madani, N.W. Sartini, D. Mayangsari, P.K. Hadi","doi":"10.23887/jurnal_bahasa.v12i1.2086","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan kajian etnolinguistik yang bertujuan untuk menganalisis makna Kidung Singgah-Singgah yang terdapat dalam ritual Bedhol Pusaka Satu Suro di Ponorogo. Ritual Bedhol Pusaka merupakan bentuk napak tilas atau mengenang terbentuknya Ponorogo. Ritual ini dilakukan dengan mengambil tiga pusaka Bathoro Katong, pendiri sekaligus adipati pertama Ponorogo. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Sumber data instrumen penelitian berupa data lisan dan tulisan yang diperoleh melalui informan yang terlibat dalam penelitian, yaitu pelaku ritual tersebut. Data lisan berupa Kidung Singgah-Singgah yang dituturkan dalam ritual tersebut. Analisis data menggunakan metode kontekstual melalui konteks turunan penutur dengan lawan tutur. Penelitian ini mengkaji Kidung Singgah-singgah yang dilantunkan oleh pelaku ritual tersebut dengan memfokuskan pada aspek makna. Adapun metode penyajian hasil menggunakan metode deskriptif, formal, dan informal. Teori yang digunakan adalah makna konseptual dan asosiatif Geoffrey Leech. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kidung Singgah-Singgah menggunakan tiga bahasa yakni bahasa Jawa, Jawa Kuno, dan Arab. Adapun jenis makna yang ditemukan dalam Kidung Singgah-Singgah terdapat makna asosiatif, yaitu makna konotatif, afektif, kolokatif, dan reflektif. Namun jenis makna yang mendominasi adalah makna konotatif dan afektif yang terdapat pada keempat bait kidung. Secara keseluruhan, makna Kidung Singgah-Singgah tersebut yaitu sebagai upaya tolak bala dan mengingatkan manusia untuk selalu mengingat dan menyembah Tuhannya.","PeriodicalId":299663,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MAKNA KIDUNG SINGGAH-SINGGAH PADA RITUAL BEDHOL PUSAKA SATU SURO DI PONOROGO\",\"authors\":\"A. Madani, N.W. Sartini, D. Mayangsari, P.K. Hadi\",\"doi\":\"10.23887/jurnal_bahasa.v12i1.2086\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini merupakan kajian etnolinguistik yang bertujuan untuk menganalisis makna Kidung Singgah-Singgah yang terdapat dalam ritual Bedhol Pusaka Satu Suro di Ponorogo. Ritual Bedhol Pusaka merupakan bentuk napak tilas atau mengenang terbentuknya Ponorogo. Ritual ini dilakukan dengan mengambil tiga pusaka Bathoro Katong, pendiri sekaligus adipati pertama Ponorogo. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Sumber data instrumen penelitian berupa data lisan dan tulisan yang diperoleh melalui informan yang terlibat dalam penelitian, yaitu pelaku ritual tersebut. Data lisan berupa Kidung Singgah-Singgah yang dituturkan dalam ritual tersebut. Analisis data menggunakan metode kontekstual melalui konteks turunan penutur dengan lawan tutur. Penelitian ini mengkaji Kidung Singgah-singgah yang dilantunkan oleh pelaku ritual tersebut dengan memfokuskan pada aspek makna. Adapun metode penyajian hasil menggunakan metode deskriptif, formal, dan informal. Teori yang digunakan adalah makna konseptual dan asosiatif Geoffrey Leech. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kidung Singgah-Singgah menggunakan tiga bahasa yakni bahasa Jawa, Jawa Kuno, dan Arab. Adapun jenis makna yang ditemukan dalam Kidung Singgah-Singgah terdapat makna asosiatif, yaitu makna konotatif, afektif, kolokatif, dan reflektif. Namun jenis makna yang mendominasi adalah makna konotatif dan afektif yang terdapat pada keempat bait kidung. Secara keseluruhan, makna Kidung Singgah-Singgah tersebut yaitu sebagai upaya tolak bala dan mengingatkan manusia untuk selalu mengingat dan menyembah Tuhannya.\",\"PeriodicalId\":299663,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia\",\"volume\":\"19 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-19\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23887/jurnal_bahasa.v12i1.2086\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/jurnal_bahasa.v12i1.2086","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MAKNA KIDUNG SINGGAH-SINGGAH PADA RITUAL BEDHOL PUSAKA SATU SURO DI PONOROGO
Penelitian ini merupakan kajian etnolinguistik yang bertujuan untuk menganalisis makna Kidung Singgah-Singgah yang terdapat dalam ritual Bedhol Pusaka Satu Suro di Ponorogo. Ritual Bedhol Pusaka merupakan bentuk napak tilas atau mengenang terbentuknya Ponorogo. Ritual ini dilakukan dengan mengambil tiga pusaka Bathoro Katong, pendiri sekaligus adipati pertama Ponorogo. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. Sumber data instrumen penelitian berupa data lisan dan tulisan yang diperoleh melalui informan yang terlibat dalam penelitian, yaitu pelaku ritual tersebut. Data lisan berupa Kidung Singgah-Singgah yang dituturkan dalam ritual tersebut. Analisis data menggunakan metode kontekstual melalui konteks turunan penutur dengan lawan tutur. Penelitian ini mengkaji Kidung Singgah-singgah yang dilantunkan oleh pelaku ritual tersebut dengan memfokuskan pada aspek makna. Adapun metode penyajian hasil menggunakan metode deskriptif, formal, dan informal. Teori yang digunakan adalah makna konseptual dan asosiatif Geoffrey Leech. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kidung Singgah-Singgah menggunakan tiga bahasa yakni bahasa Jawa, Jawa Kuno, dan Arab. Adapun jenis makna yang ditemukan dalam Kidung Singgah-Singgah terdapat makna asosiatif, yaitu makna konotatif, afektif, kolokatif, dan reflektif. Namun jenis makna yang mendominasi adalah makna konotatif dan afektif yang terdapat pada keempat bait kidung. Secara keseluruhan, makna Kidung Singgah-Singgah tersebut yaitu sebagai upaya tolak bala dan mengingatkan manusia untuk selalu mengingat dan menyembah Tuhannya.