I. Wirawan, Made Sumari, I. N. P. Karyana, I. Sutriani, Diana Rindayanti
{"title":"以当地印度教社区的宗教审慎为基础的发展","authors":"I. Wirawan, Made Sumari, I. N. P. Karyana, I. Sutriani, Diana Rindayanti","doi":"10.53977/sjpkm.v1i2.661","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Akomodatif terhadap kebudayaan lokal merupakan salah satu indikator moderasi beragama yang dirumuskan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Kebudayaan lokal yang diimplementasikan oleh sejumlah masyarakat Indonesia ada dalam wujud kearifan lokal, seperti salah satunya yang dilaksanakan oleh masyarakat Banjar Sesia, Dusun Sangaran, Desa Selelos, Kabupaten Lombok Utara. Metode penyuluhan dilakukan dengan dua teknik, yaitu ceramah dan praktik. Ceramah dilakukan dengan menyampaikan materi yang disertai diskusi pendalaman materi bertopik penguatan moderasi beragama melalui pelaksanaan kearifan lokal. Praktik dilakukan untuk menguatkan ketrampilan terkait pembuatan upakara yang digunakan sebagai sarana upacara pelaksanaan kearifan lokal. Praktik juga dilakukan dalam melatih seni tari keagamaan sebagai pelengkap pelaksanaan kearifan lokal, khususnya dalam ritual agama Hindu. Penyuluhan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, baik ceramah maupun praktik memokuskan pada kearifan lokal yang pelaksanaannya melibatkan peserta internal masyarakat Hindu maupun melibatkan peran serta masyarakat lintas agama. Pertama, yang melibatkan kalangan internal umat Hindu berupa pelaksanaan agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, yang melibatkan masyarakat lintas agama berupa tradisi adat yang partisipannya dari komunitas Sasak-Islam, Bali-Hindu, dan Sasak-Budha. Penyuluhan dibobotkan pada aspek pelaksanaan kearifan lokal dalam merekatkan hubungan-hubungan sosial masyarakat lintas agama sebagai landasan menguatkan moderasi beragama dalam rangka mewujudkan harmoni sosial. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa (1) pengetahuan tentang hakikat kearifan lokal dalam penguatan moderasi beragama; (2) ketrampilan dalam membuat sarana upakara dan melatih penguasaan seni tari yang digunakan dalam pelaksanaan kearifal lokal. Penyuluhan yang dilakukan diharapkan memberikan kontribusi terhadap menguatkan moderasi beragama melalui pelaksamaan kearifan lokal.","PeriodicalId":348763,"journal":{"name":"Dharma Sevanam : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penyuluhan Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Hindu\",\"authors\":\"I. Wirawan, Made Sumari, I. N. P. Karyana, I. Sutriani, Diana Rindayanti\",\"doi\":\"10.53977/sjpkm.v1i2.661\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Akomodatif terhadap kebudayaan lokal merupakan salah satu indikator moderasi beragama yang dirumuskan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Kebudayaan lokal yang diimplementasikan oleh sejumlah masyarakat Indonesia ada dalam wujud kearifan lokal, seperti salah satunya yang dilaksanakan oleh masyarakat Banjar Sesia, Dusun Sangaran, Desa Selelos, Kabupaten Lombok Utara. Metode penyuluhan dilakukan dengan dua teknik, yaitu ceramah dan praktik. Ceramah dilakukan dengan menyampaikan materi yang disertai diskusi pendalaman materi bertopik penguatan moderasi beragama melalui pelaksanaan kearifan lokal. Praktik dilakukan untuk menguatkan ketrampilan terkait pembuatan upakara yang digunakan sebagai sarana upacara pelaksanaan kearifan lokal. Praktik juga dilakukan dalam melatih seni tari keagamaan sebagai pelengkap pelaksanaan kearifan lokal, khususnya dalam ritual agama Hindu. Penyuluhan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, baik ceramah maupun praktik memokuskan pada kearifan lokal yang pelaksanaannya melibatkan peserta internal masyarakat Hindu maupun melibatkan peran serta masyarakat lintas agama. Pertama, yang melibatkan kalangan internal umat Hindu berupa pelaksanaan agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, yang melibatkan masyarakat lintas agama berupa tradisi adat yang partisipannya dari komunitas Sasak-Islam, Bali-Hindu, dan Sasak-Budha. Penyuluhan dibobotkan pada aspek pelaksanaan kearifan lokal dalam merekatkan hubungan-hubungan sosial masyarakat lintas agama sebagai landasan menguatkan moderasi beragama dalam rangka mewujudkan harmoni sosial. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa (1) pengetahuan tentang hakikat kearifan lokal dalam penguatan moderasi beragama; (2) ketrampilan dalam membuat sarana upakara dan melatih penguasaan seni tari yang digunakan dalam pelaksanaan kearifal lokal. Penyuluhan yang dilakukan diharapkan memberikan kontribusi terhadap menguatkan moderasi beragama melalui pelaksamaan kearifan lokal.\",\"PeriodicalId\":348763,\"journal\":{\"name\":\"Dharma Sevanam : Jurnal Pengabdian Masyarakat\",\"volume\":\"14 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Dharma Sevanam : Jurnal Pengabdian Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53977/sjpkm.v1i2.661\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dharma Sevanam : Jurnal Pengabdian Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53977/sjpkm.v1i2.661","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Penyuluhan Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Hindu
Akomodatif terhadap kebudayaan lokal merupakan salah satu indikator moderasi beragama yang dirumuskan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Kebudayaan lokal yang diimplementasikan oleh sejumlah masyarakat Indonesia ada dalam wujud kearifan lokal, seperti salah satunya yang dilaksanakan oleh masyarakat Banjar Sesia, Dusun Sangaran, Desa Selelos, Kabupaten Lombok Utara. Metode penyuluhan dilakukan dengan dua teknik, yaitu ceramah dan praktik. Ceramah dilakukan dengan menyampaikan materi yang disertai diskusi pendalaman materi bertopik penguatan moderasi beragama melalui pelaksanaan kearifan lokal. Praktik dilakukan untuk menguatkan ketrampilan terkait pembuatan upakara yang digunakan sebagai sarana upacara pelaksanaan kearifan lokal. Praktik juga dilakukan dalam melatih seni tari keagamaan sebagai pelengkap pelaksanaan kearifan lokal, khususnya dalam ritual agama Hindu. Penyuluhan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, baik ceramah maupun praktik memokuskan pada kearifan lokal yang pelaksanaannya melibatkan peserta internal masyarakat Hindu maupun melibatkan peran serta masyarakat lintas agama. Pertama, yang melibatkan kalangan internal umat Hindu berupa pelaksanaan agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, yang melibatkan masyarakat lintas agama berupa tradisi adat yang partisipannya dari komunitas Sasak-Islam, Bali-Hindu, dan Sasak-Budha. Penyuluhan dibobotkan pada aspek pelaksanaan kearifan lokal dalam merekatkan hubungan-hubungan sosial masyarakat lintas agama sebagai landasan menguatkan moderasi beragama dalam rangka mewujudkan harmoni sosial. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa (1) pengetahuan tentang hakikat kearifan lokal dalam penguatan moderasi beragama; (2) ketrampilan dalam membuat sarana upakara dan melatih penguasaan seni tari yang digunakan dalam pelaksanaan kearifal lokal. Penyuluhan yang dilakukan diharapkan memberikan kontribusi terhadap menguatkan moderasi beragama melalui pelaksamaan kearifan lokal.