{"title":"夫妻地位(哈拉安-尼萨[4]:34)","authors":"Rahmawati Hunawa","doi":"10.30984/PP.V22I1.758","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. This paper examined the position of husband and wife in according to Islam. Qs. an-Nisa '[4]: 34 becomes the focus of the reference and analysis on this topic. Qs Study. an-Nisa [4]: 34 highlights a lot about women. This Surah became the liberator of women from the injustice of society towards women since 15 centuries ago. In marriage, husbands are obliged to lead and protect their wives and all family needs, while women on the male side are like body organs on a body, men as heads, and women as bodies. Qs. an-Nisa '[4]: 34 explains the position of men is higher than women, this is intended to reinforce the division of tasks between men as husbands and women as wives. The mention of the words ar-Rijal and an-Nisa in this verse does not emphasize biological significance, but rather character leadership and social functions. The figure of leadership (qawwam) is generally more dominantly indicated by men than women. The virtue of men in this verse is related to his responsibilities as head of the household. However, al-fadhl (excess) possessed by men does not make men (husbands) doing arbitrarily on their women (wives). Keywords : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun Abstrak. Paper ini mengkaji tentang kedudukan suami dan istri dalam Islam. Qs. anNisa’ [4]: 34 menjadi fokus acuan dan analisis tentang topik ini. Kajian Qs. an-Nisa [4]: 34 ini banyak menyoroti tentang perempuan. Surah ini menjadi pembebas perempuan dari ketidakadilan masyarakat terhadap perempuan sejak 15 abad silam. Dalam pernikahan, suami wajib memimpin dan melindungi isteri serta segala keperluan keluarga, sedangkan wanita di sisi kaum pria adalah laksana organ tubuh dalam raga yang satu, kaum pria sebagai kepala, sedangkan wanita sebagai badannya. Qs. an-Nisa’ [4]: 34 menjelaskan kedudukan laki-laki lebih tinggi dari perempuan, hal ini dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas antara lakilaki sebagai suami dan perempuan selaku isteri. Penyebutan kata ar-Rijal dan anNisa’ dalam ayat ini tidak menekankan pada signifikansi biologis, tetapi lebih kepada kepemimpinan karakter dan fungsi sosial. Sosok kepemimpinan (qawwam) umumnya lebih dominan ditunjukkan oleh kaum laki-laki daripada perempuan. Keutamaan laki-laki dalam ayat ini dihubungkan dengan tanggung jawab nya sebagai kepala rumah tangga. Namun, al-fadhl (kelebihan) yang dimiliki oleh lakilaki lantas tidak menjadikan laki-laki (suami) berbuat semena-mena terhadap perempuan (isteri) nya. Kata Kunci : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun","PeriodicalId":350259,"journal":{"name":"Potret Pemikiran","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"KEDUDUKAN SUAMI-ISTRI (KAJIAN SURAH AN-NISA’ [4]: 34)\",\"authors\":\"Rahmawati Hunawa\",\"doi\":\"10.30984/PP.V22I1.758\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. This paper examined the position of husband and wife in according to Islam. Qs. an-Nisa '[4]: 34 becomes the focus of the reference and analysis on this topic. Qs Study. an-Nisa [4]: 34 highlights a lot about women. This Surah became the liberator of women from the injustice of society towards women since 15 centuries ago. In marriage, husbands are obliged to lead and protect their wives and all family needs, while women on the male side are like body organs on a body, men as heads, and women as bodies. Qs. an-Nisa '[4]: 34 explains the position of men is higher than women, this is intended to reinforce the division of tasks between men as husbands and women as wives. The mention of the words ar-Rijal and an-Nisa in this verse does not emphasize biological significance, but rather character leadership and social functions. The figure of leadership (qawwam) is generally more dominantly indicated by men than women. The virtue of men in this verse is related to his responsibilities as head of the household. However, al-fadhl (excess) possessed by men does not make men (husbands) doing arbitrarily on their women (wives). Keywords : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun Abstrak. Paper ini mengkaji tentang kedudukan suami dan istri dalam Islam. Qs. anNisa’ [4]: 34 menjadi fokus acuan dan analisis tentang topik ini. Kajian Qs. an-Nisa [4]: 34 ini banyak menyoroti tentang perempuan. Surah ini menjadi pembebas perempuan dari ketidakadilan masyarakat terhadap perempuan sejak 15 abad silam. Dalam pernikahan, suami wajib memimpin dan melindungi isteri serta segala keperluan keluarga, sedangkan wanita di sisi kaum pria adalah laksana organ tubuh dalam raga yang satu, kaum pria sebagai kepala, sedangkan wanita sebagai badannya. Qs. an-Nisa’ [4]: 34 menjelaskan kedudukan laki-laki lebih tinggi dari perempuan, hal ini dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas antara lakilaki sebagai suami dan perempuan selaku isteri. Penyebutan kata ar-Rijal dan anNisa’ dalam ayat ini tidak menekankan pada signifikansi biologis, tetapi lebih kepada kepemimpinan karakter dan fungsi sosial. Sosok kepemimpinan (qawwam) umumnya lebih dominan ditunjukkan oleh kaum laki-laki daripada perempuan. Keutamaan laki-laki dalam ayat ini dihubungkan dengan tanggung jawab nya sebagai kepala rumah tangga. Namun, al-fadhl (kelebihan) yang dimiliki oleh lakilaki lantas tidak menjadikan laki-laki (suami) berbuat semena-mena terhadap perempuan (isteri) nya. Kata Kunci : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun\",\"PeriodicalId\":350259,\"journal\":{\"name\":\"Potret Pemikiran\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-07-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Potret Pemikiran\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30984/PP.V22I1.758\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Potret Pemikiran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/PP.V22I1.758","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
摘要本文考察了伊斯兰教中夫妻的地位。Qs。an-Nisa’[4]:34成为这一课题参考和分析的焦点。Qs研究。an-Nisa[4]: 34突出了女性的许多特点。自15个世纪以来,《古兰经》将女性从社会对女性的不公正中解放出来。在婚姻中,丈夫有义务领导和保护妻子和家庭的一切需要,而女性在男性方面就像身体上的身体器官,男人是头,女人是身体。Qs。an-Nisa '[4]: 34解释了男性的地位高于女性,这是为了加强男性作为丈夫和女性作为妻子之间的分工。这节经文中提到的ar-Rijal和an-Nisa并不是强调生物学意义,而是强调性格领导和社会功能。领导角色(qawwam)通常由男性而非女性主导。在这节经文中,男人的美德与他作为一家之主的责任有关。然而,男人拥有的al-fadhl(过量)并不会使男人(丈夫)对他们的女人(妻子)为所欲为。关键词:Al-Rijal, An-Nisa, Qawwamun abstract纸是我的梦卡吉,我的梦卡吉,我的梦卡吉,我的梦卡吉,我的梦卡吉。Qs。[4] [m] .北京大学学报(自然科学版)。Kajian Qs。[4][参考文献]。Surah ini menjadi penpenas perempuan dari ketidakadilan masyarakat terhadap perempuan sejak 15 abad silam。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Qs。[4][参考文献]:34 menjelaskan kedudukan laki-laki lebih tinggi dari perempuan, hal ini dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas antara lakilaki sebagai suami dan perempuan selaku isteri。Penyebutan kata ar-Rijal dan anNisa ' dalam ayat ini tidak menekankan pada signfikansi生物学,tetapi lebih kepada kepemimpinan karakter dan真菌社会。Sosok kepemimpinan (qawwam) umumnya lebih dominan ditunjukkan oleh kaum laki-laki daripada perempuan。Keutamaan laki-laki dalam ayat ini dihubungkan dengan tanggung jawab nya sebagai kepala rumah tangga。Namun, al-fadhl (kelelebihan) yang dimiliki oleh lakilaki lantas tidak menjadikan laki-laki (suami) berbuat semena-mena terhadap perempuan (isteri) nya。Kata Kunci: Al-Rijal, An-Nisa ", Qawwamun
KEDUDUKAN SUAMI-ISTRI (KAJIAN SURAH AN-NISA’ [4]: 34)
Abstract. This paper examined the position of husband and wife in according to Islam. Qs. an-Nisa '[4]: 34 becomes the focus of the reference and analysis on this topic. Qs Study. an-Nisa [4]: 34 highlights a lot about women. This Surah became the liberator of women from the injustice of society towards women since 15 centuries ago. In marriage, husbands are obliged to lead and protect their wives and all family needs, while women on the male side are like body organs on a body, men as heads, and women as bodies. Qs. an-Nisa '[4]: 34 explains the position of men is higher than women, this is intended to reinforce the division of tasks between men as husbands and women as wives. The mention of the words ar-Rijal and an-Nisa in this verse does not emphasize biological significance, but rather character leadership and social functions. The figure of leadership (qawwam) is generally more dominantly indicated by men than women. The virtue of men in this verse is related to his responsibilities as head of the household. However, al-fadhl (excess) possessed by men does not make men (husbands) doing arbitrarily on their women (wives). Keywords : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun Abstrak. Paper ini mengkaji tentang kedudukan suami dan istri dalam Islam. Qs. anNisa’ [4]: 34 menjadi fokus acuan dan analisis tentang topik ini. Kajian Qs. an-Nisa [4]: 34 ini banyak menyoroti tentang perempuan. Surah ini menjadi pembebas perempuan dari ketidakadilan masyarakat terhadap perempuan sejak 15 abad silam. Dalam pernikahan, suami wajib memimpin dan melindungi isteri serta segala keperluan keluarga, sedangkan wanita di sisi kaum pria adalah laksana organ tubuh dalam raga yang satu, kaum pria sebagai kepala, sedangkan wanita sebagai badannya. Qs. an-Nisa’ [4]: 34 menjelaskan kedudukan laki-laki lebih tinggi dari perempuan, hal ini dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas antara lakilaki sebagai suami dan perempuan selaku isteri. Penyebutan kata ar-Rijal dan anNisa’ dalam ayat ini tidak menekankan pada signifikansi biologis, tetapi lebih kepada kepemimpinan karakter dan fungsi sosial. Sosok kepemimpinan (qawwam) umumnya lebih dominan ditunjukkan oleh kaum laki-laki daripada perempuan. Keutamaan laki-laki dalam ayat ini dihubungkan dengan tanggung jawab nya sebagai kepala rumah tangga. Namun, al-fadhl (kelebihan) yang dimiliki oleh lakilaki lantas tidak menjadikan laki-laki (suami) berbuat semena-mena terhadap perempuan (isteri) nya. Kata Kunci : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun