{"title":"宗教校园对同性恋叙事的反应:研究人类语言","authors":"S. Sultan","doi":"10.32493/SASINDO.V8I1.25-44","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengklasifikasikan respon masyarakat di lingkungan kampus keagamaan terhadap narasi hoaks, dan menjelaskan potensi ancaman narsi hoaks terhadap pola keberagamaan dan keberagaman serta menjelaskan perspektif antropolinguistik terhadap narasi hoaks di lingkungan lembaga keagamaan kampus,. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini: (1) Respon masyarakat di lingkungan kampus keagamaan terhadap narasi hoaks bahwa kecendrungan mereka tidak terlalu menanggapi berita hoaks terutama yang tersebar di media sosial. Hal ini menunjukkan kalangan masyarakat kampus memiliki kemampuan “memfilter” berita. Kebiasaan melakukan klarifikasi dan verifikasi merupakan hal yang positif yang menunjukkan bahwa kalangan masyarakt kampus memiliki tingkat literasi yang cukup tinggi sehingga penyebaran berita hoaks tidak serta merta menciptakan kegelisahan apalagi perdebatan yang menjurus pada konflik. (2) Potensi ancaman narasi hoaks terhadap pola keberagamaan dan keberagaman di kalangan masyarakat kampus mengindikasikan tidak begitu besar terhadap masyarakat kampus dikarenakan tingkat literasi kalangan masyarakat kampus yang cukup tinggi. (3) Antropolinguistik melihat bahwa narasi hoaks dapat menggeser dan munculkan nilai, norma dan budaya dalam lingkungan masyarakat karena bahasa memiliki hubungan yang erat dengan budaya, begitu juga budaya dapat berisikan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat pada sebuah bangsa dan negara.","PeriodicalId":126752,"journal":{"name":"Jurnal Sasindo UNPAM","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"RESPON MASYARAKAT KAMPUS KEAGAMAAN TERHADAP NARASI HOAKS: TELAAH ANTROPOLINGUISTIK\",\"authors\":\"S. Sultan\",\"doi\":\"10.32493/SASINDO.V8I1.25-44\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan mengklasifikasikan respon masyarakat di lingkungan kampus keagamaan terhadap narasi hoaks, dan menjelaskan potensi ancaman narsi hoaks terhadap pola keberagamaan dan keberagaman serta menjelaskan perspektif antropolinguistik terhadap narasi hoaks di lingkungan lembaga keagamaan kampus,. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini: (1) Respon masyarakat di lingkungan kampus keagamaan terhadap narasi hoaks bahwa kecendrungan mereka tidak terlalu menanggapi berita hoaks terutama yang tersebar di media sosial. Hal ini menunjukkan kalangan masyarakat kampus memiliki kemampuan “memfilter” berita. Kebiasaan melakukan klarifikasi dan verifikasi merupakan hal yang positif yang menunjukkan bahwa kalangan masyarakt kampus memiliki tingkat literasi yang cukup tinggi sehingga penyebaran berita hoaks tidak serta merta menciptakan kegelisahan apalagi perdebatan yang menjurus pada konflik. (2) Potensi ancaman narasi hoaks terhadap pola keberagamaan dan keberagaman di kalangan masyarakat kampus mengindikasikan tidak begitu besar terhadap masyarakat kampus dikarenakan tingkat literasi kalangan masyarakat kampus yang cukup tinggi. (3) Antropolinguistik melihat bahwa narasi hoaks dapat menggeser dan munculkan nilai, norma dan budaya dalam lingkungan masyarakat karena bahasa memiliki hubungan yang erat dengan budaya, begitu juga budaya dapat berisikan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat pada sebuah bangsa dan negara.\",\"PeriodicalId\":126752,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sasindo UNPAM\",\"volume\":\"40 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-06-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sasindo UNPAM\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32493/SASINDO.V8I1.25-44\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sasindo UNPAM","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32493/SASINDO.V8I1.25-44","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
RESPON MASYARAKAT KAMPUS KEAGAMAAN TERHADAP NARASI HOAKS: TELAAH ANTROPOLINGUISTIK
Penelitian ini bertujuan mengklasifikasikan respon masyarakat di lingkungan kampus keagamaan terhadap narasi hoaks, dan menjelaskan potensi ancaman narsi hoaks terhadap pola keberagamaan dan keberagaman serta menjelaskan perspektif antropolinguistik terhadap narasi hoaks di lingkungan lembaga keagamaan kampus,. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini: (1) Respon masyarakat di lingkungan kampus keagamaan terhadap narasi hoaks bahwa kecendrungan mereka tidak terlalu menanggapi berita hoaks terutama yang tersebar di media sosial. Hal ini menunjukkan kalangan masyarakat kampus memiliki kemampuan “memfilter” berita. Kebiasaan melakukan klarifikasi dan verifikasi merupakan hal yang positif yang menunjukkan bahwa kalangan masyarakt kampus memiliki tingkat literasi yang cukup tinggi sehingga penyebaran berita hoaks tidak serta merta menciptakan kegelisahan apalagi perdebatan yang menjurus pada konflik. (2) Potensi ancaman narasi hoaks terhadap pola keberagamaan dan keberagaman di kalangan masyarakat kampus mengindikasikan tidak begitu besar terhadap masyarakat kampus dikarenakan tingkat literasi kalangan masyarakat kampus yang cukup tinggi. (3) Antropolinguistik melihat bahwa narasi hoaks dapat menggeser dan munculkan nilai, norma dan budaya dalam lingkungan masyarakat karena bahasa memiliki hubungan yang erat dengan budaya, begitu juga budaya dapat berisikan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat pada sebuah bangsa dan negara.